"Na, ntar malam temenin gue ke club ya?" Sesil memohon dengan tampang puppy eyesnya.
Elena yang sibuk bermain ponsel menjadi terhenti karena permintaan Sesil yang sudah jarang tidak terdengar.
"Ngapain?" tanya Elena.
"Pengen aja. Udah lama gue nggak kesana. Kangen gitu rasanya suasana club." Sesil memandang Elena penuh harap.
Jangan sangka Sesil tidak tau apa-apa! Dia tidak polos untuk masalah kesenangan duniawi. Sudah kebiasannya sejak SMP ia bermain di Club, karena memang terbiasa oleh keluarganya yang meniru kehidupan gaya barat. Tapi keluarganya tetap melarang keras Sesil untuk melakukan Having Sex. Tidak! Sesil akan melakukan itu dengan suaminya kelak.
Elena sudah tiga kali menemani Sesil ke clubbing. Tapi ia tidak berani berkata jujur pada mamanya, sudah pasti wanita itu akan menolak anaknya untuk pergi ke club. Karena dari nama tempatnya saja sudah membuat kita berpikiran negatif. Tapi sebenarnya Elena tidak ikut minum. Ia hanya menemani Sesil bersenang-senang disana, maksudnya menemani Sesil yang menari eksotis di atas dance floor.
Sesil, cewek manis itu menumpahkan segala masalahnya dengan mengunjungi tempat favoritenya atau curhat kepada Elena. Sesil bukan tipe cewek yang mellow. Dikit-dikit menyendiri, dikit-dikit nangis histeris, dikit-dikit merenung. Sesil itu anti drama! Menurutnya, mengunjungi club adalah tempat paling tepat untuk dirinya ketika sedang banyak masalah. Disana ia bisa have fun dan melupakan beban pikirannya. Ia senang melihat betapa banyaknya orang yang tertawa sambil berjoget ria. Sepertinya mereka sangat bahagia. Padahal 50% dari mereka sama seperti Sesil yang ingin menghilangkan suntuknya.
Tapi jangan negthink dulu sama Sesil. Meskipun begitu, dia rajin beribadah. Kata Sesil, jika ia ada masalah, ia akan curhat terlebih dahulu kepada sang pencipta untuk meringankan sedikit beban pikirannya, lalu pergi ke markasnya untuk menghempas semua pikirannya.
"Kayaknya nggak bisa deh. Soalnya gue nanti harus jemput nyokap di rumah Nenek." tolak Elena.
Sesil menghela nafas panjang. "Ya udah lah, gapapa."
"Pa! Aku udah dewasa! Bisa nentuin kehidupan sendiri!" Regav menatap nyalang pria paruh baya di depannya.
"Mau sampai kapan kamu bandel kayak gini? Kamu itu penerus keluarga Diga satu-satunya! Kamu harus nurut sama papa!" kata pria paruh baya yang notabe-nya adalah Papa Regav.
"Dari dulu aku selalu nurut sama papa, sampai akhirnya Mama jadi korban!" bentak Regav berani.
"Regav! Jangan alihkan pembicaraan! Kamu tetap harus--"
"Woy!!!" gertak Sesil dengan suara merdunya, MERusak DUnia.
Elena tersentak, ia mengerjap beberapa kali, jantungnya hampir copot saat Sesil memukul pundaknya.
"Astaga, Elena!!! Lo tuh ya, kenapa sih kalo di ajak cerita suka ngelamun? Gue kan jadi ngerasa ngomong sama tembok!" kata Sesil geram.
"Eh, i-iya.. Maaf ya. Gue lagi nggak fokus." elak Elena.
"Dari dulu emang lo nggak pernah fokus!" celetuk Sesil. Elena tersenyum bersalah.
"Apa sih yang lo pikirin? Gue jadi penasaran, dari dulu kayaknya lo hobi banget ngelamun kayak gini. Cerita dong kalo ada masalah." Sesil menggeser bangkunya lebih dekat dengan Elena.
![](https://img.wattpad.com/cover/140036210-288-k276519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Girl [Slow Update]
FantasyGenre: Fantasi, Teenfiction, Humor Strange Girl >< Cewek Aneh Si cewek abnormal dari keluarga berada. Cewek yang mimpinya suka nyata, cewek yang ngelamunnya suka lama kayak patung, dan cewek yang kelebihannya tidak boleh diragukan! Elena, Cewek yan...