14. SG|| Kembali

497 32 8
                                    

Tok! Tok! Tok!

Elena dan Mira yang sibuk menyiapkan makan malam jadi menoleh bersamaan dengan tatapan tanya.

"Bukain pintunya ya, Na." Mira berkata.

"Iya, ma." Elena mencuci tangannya di wastafel kemudian berangsur pergi membuka pintu.

Seperti sebelumnya, Elena hanya mampu menelan salivanya pelan ketika melihat seorang cowok yang sekarang berdiri di depannya. Padahal ia hanya bercanda tadi waktu mengatakan mamanya mencari Regav, tapi ternyata cowok itu datang sungguhan.

"Woy! Malah bengong. Udah lama banget bukain pintunya, nggak dipersilahkan masuk lagi." sungut Regav kesal. Elena mengerjap seakan baru sadar jika ada Regav.

"Ma- maaf."

"Mana nyokap lo? Katanya cari gue? Ayo masuk." Regav menggandeng tangan Elena yang kaku memasuki rumah gadis itu.

Mereka menyusuri setiap ruangan, tiba-tiba Elena menghentikan langkahnya. Ia berusaha memperlambat waktu agar Regav tak bertatap muka dengan mamanya. Bagaimana pun juga ia belum siap mengatakan pada mamanya bila ia akan bertunangan dengan Regav.

"Kenapa?" Regav ikut berhenti karena Elena tak bergerak.

"Ini kan rumah gue, kok lo masuk sembarangan sih."

"Halah, bentar lagi juga gue bakalan sering main kesini. Nggak usah sok jadi tuan rumah deh." elak Regav seenaknya.

"Eh, Regav. Tumben? Ada janji sama Lena?" Mira keluar dari arah ruang makan.

"Malam tante. Enggak, ini katanya tante cari-"

"Cari makan, ma. Regav kesini cari makan, hehe. Biasalah, di rumah nggak ada yang masak." potong Elena sekejap membuat Regav melongo. Sedangkan Mira tersenyum melihat tingkah kedua ABG di hadapannya itu.

"Ohh, gitu." Mira mengangguk.

"Bukan-"

"Ya udah, ayo makan. Kebetulan mama masak banyak tadi." Elena menyela dan menggandeng em.. lebih tepatnya menarik tangan Regav untuk pergi ke ruang makan.

Mira berjalan mendahului mereka. Disitu Elena sudah siap menerima murkanya Regav terasa tangan cowok itu yang semakin mencengkram kuat telapak tangannya selama mereka berjalan. Regav berhenti dan langsung menarik cepat tangan Elena membuat gadis itu menabrak tubuhnya.

"Maksud lo apa ngomong gitu ke nyokap lo? Lo jatuhin harga diri gue? Lo mikir dong, kesannya gue ngemis makan sama lo!" Regav menatap tajam Elena.

'Elah, gengsinya besar juga.' Elena berusaha tenang.

"Sans aja kali. Gue cuma bercanda kok tadi. Serius."

"Tapi gue nggak suka direndahin! Inget kata-kata gue." kata Regav menajamkan matanya, menatap manik cokelat Elena.

"Iya, gue paham."

Regav menarik nafasnya kemudian menghembuskannya pelan. Ia harus bisa tahan emosi di depan calon tunangannya. Bagaimanapun juga ia tidak ingin Elena meragukannya. Ia harus benar-benar mendapatkan hati cewek itu.

"Sorry, gue kelepasan marahnya."

Elena mengangguk sekilas kemudian berjalan mendahului Regav. Disana sudah ada Mira yang menyambut mereka dengan senyuman.

"Kok lama banget? Ngomongin apa sih?" tanya Mira saat Regav mengambil tempat duduk di sebelah Mira berhadapan dengan Elena.

"Nggak ada, ma." balas Elena yang mulai mengambil nasi.

"Ayo, Gav ambil, jangan sungkan-sungkan." ucap Mira.

Regav mengangguk. "Anggap rumah sendiri ya, tan?" katanya lalu tertawa kecil mencairkan suasana. Mira ikut tertawa.

Strange Girl [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang