Di kelas 12 IPA 1 tepatnya di bangku paling depan, terdapat dua orang cewek sedang berdiam-diaman. Yang satu melamun seperti biasa, satunya lagi bermain ponsel sambil menggerutu tidak jelas. Mereka adalah Elena dan Sesil yang duduk berpisah dalam kelas yang sepi. Semua murid sudah berhamburan keluar karena sudah waktunya jam istirahat dan memilih berembug di kantin.
Sesil duduk di kursi guru masih setia menonton live dari artis idolanya -Shawn Mendes- sedangkan Elena sibuk dengan dunianya sendiri yang pasti berada dalam dimensi lain. Dalam keadaan yang sepi dan sunyi seperti ini memudahkan Elena menjelajahi prekognisinya. Tapi ada yang berbeda dengan pengelihatannya kali ini. Ia melihat tentang Talia, tapi tidak sejelas biasanya. Dalam lamunannya, ia mengkerutkan kening kuat-kuat, hal itu juga membuat Sesil heran.
"Len, Lena?" panggil Sesil pelan. Ia sudah berdiri di depan meja Elena yang terduduk.
Elena bergeming. Masih diam dengan keringat dingin bercucuran di pelipis dan dahinya. Seluruh wajahnya pucat membuat Sesil semakin khawatir.
"Ini anak kenapa ya? Nggak biasanya kayak begini." Sesil menjeda sebentar, sesaat suatu pikiran terlintas. "Apa jangan-jangan... Elena... KESURUPAN?!" pekik Sesil mengangetkan Elena.
"Hah.. Hah.. Hah.." nafas Elena tersenggal ketika kesadarannya kembali.
"Len? Lena? Lo nggak apa-apa?"
"Gu- gue, gue masih di sekolah?" tanya Elena bingung. Padahal dirinya yakin bahwa tadi berada di suatu tempat tamaram bersama Talia. Tidak terlalu jelas memang tempatnya, terkesan seperti gedung kosong, tapi nyata.
"Lo kira kita di pantai? Ya iya lah masih di Sekolah." jawab Sesil sedikit kesal. Khawatirnya sudah pias mendengar pertanyaan aneh Elena.
"Kok sepi?" Elena bahkan lupa bahwa sekarang sudah jam istirahat. Memang kegiatannya tadi menguras banyak tenaga.
"Gimana nggak sepi coba? Bel rehat udah berkumandang setengah jam yang lalu." balas Sesil memasukkan ponselnya ke saku.
"Adzan kali berkumandang. Btw, kenapa lo nggak ke kantin?"
"Tadi pacar gue lagi ngelive. Sayang kalau nggak dilihat." jawab Sesil sambil menyengir kuda.
"Ya udah, ke kantin yuk." ajak Elena. Sesil mengangguk antusias lalu menggandeng tangan Elena keluar kelas.
******
Memasuki kantin, Elena melirik Talia yang tengah memakan baksonya sendirian di bangku kantin. Mata mereka bertemu. Talia menatap Elena datar tapi tatapan itu menyiratkan sesuatu. Elena menangkap keganjilan itu, namun ia menatap adik kelasnya biasa, kemudian berpaling menatap Regav yang berjalan sambil marah-marah dari arah berlawanan, tentunya di ikuti kedua sahabatnya.
Seorang cowok berjambul tinggi, badannya sebatas leher Regav tidak sengaja menabrak lengan Regav. Tatapan horor di dapatkan cowok yang dilansir adik kelasnya itu.
"Lo punya mata gak?!" bentak Regav.
Adik kelasnya itu berdecak tak suka harus berurusan dengan Regav. "Elah bang, nggak sengaja doang." jawabnya enteng dengan gaya santainya tanpa tau Regav yang sudah tersulut emosi.
"Udah kecil, belagu lagi! Mau jadi apa lo besar nanti?!" sentak Regav. Sekarang ia menjadi pusat perhatian seisi kantin. Bahkan Elena pun menyaksikan.
"Mirror bang!" celetuk lawan bicaranya.
BUGH!
Bogeman mentah mendarat di perut anak kecil berjambul itu hingga ia mundur beberapa langkah saking kerasnya pukulan Regav.
![](https://img.wattpad.com/cover/140036210-288-k276519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Girl [Slow Update]
FantasyGenre: Fantasi, Teenfiction, Humor Strange Girl >< Cewek Aneh Si cewek abnormal dari keluarga berada. Cewek yang mimpinya suka nyata, cewek yang ngelamunnya suka lama kayak patung, dan cewek yang kelebihannya tidak boleh diragukan! Elena, Cewek yan...