Chapter 2: Dia

152 10 0
                                    

Hai Semua Maaf ya, author baru balik lagi.. maaf sibuk kerja, hehe.
Pokoknya lanjut lagi yuk Kisah Dara Selengkapnya

Follow My Account ya
Fb: Nedi Kurniadi
IG: @Nedi817Kurniadi
Tw: @Nedi817kurniadi
LineId: @Nedi817kurniadi
.
.
.
.
.
.
_._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._._.

_°Author's POV°_

Jam 12.00 tanda menunjukan bahwa waktunya istirahat untuk karyawan bertugas di kantor, Dara segera meninggalkan ruang kerjanya, dan bersiap menuju kantin. Di kantin Dara bergabung dengan teman temannya, Eva, Nike, Rania, Sulis dan Gista.

"Dar, serius loe telat" serang Rania yang langsung mengintrogasi Dara.
"Iya Dar tumben banget sih" lanjut Nike. Dara menoleh kearah Eva, Eva pun langsung mengalihkan pandangannya.
"Iyaa" Jawab Dara ketus.
"Gue baru tau, seorang Dara bisa telat" lanjut Gista sambil geleng geleng kepala. " Loe kesiangan mimpi apa loe semalem, mimpiin Cogan ya" sederet pertanyaan terlontar dari teman temannya. Yang membuat Dara naik pitam, "Berisikkkkkk, upsss" teriak Dara yang membuat teman temannya diam, dan membuat Kantin jadi hening, mengalihkan pandangan ke arahnya, Dara hanya tertunduk malu.
Dara langsung mendengus ke arah teman temannya.
"Hehe, i'm sorry, my honey. Maklum kita tuh kangen banget sama loe, kita gak ketemu sama loe seminggu jadi kita langsung penasaran deh" ucap Sulis sambil merangkul pundak Dara.
"Hemm" Dara hanya berdeham.
"Gimana liburannya, seru gak?"
Ucap Rania..
"Hmmm" balas Dara kembali berdeham tanda mengiyakan.

"Woy, tadi udah pada ketemu belum sama anaknya pak Halim Kusuma, itu loh sepupunya pak Rustam, pemilik perusahaan kita". Ucap Eva yang membuat teman temannya menoleh ke arahnya.
"Udah donk, ganteng banget tau coba dia jadi guide  pasti udah gue sikat tuh, hahaha" timpal Gista tertawa.
" Ah Gista Gista ngarep banget" "hahahahahaha" balas Nike yang diikuti tawa teman temannya.

"Hei cewek, boleh gabung" ucap seseorang mengagetkan para cewek cewek itu, yang ternyata Rahman dan Farid.
"Boleh, silahkan handsome" ucap Sulis Genit sambil mengerlingkan matanya ke arah Farid. Farid begidig melihat ulah Sulis.
"Pada ngomongin apa sih" ucap Rahman duduk disebelah Dara
"Biasa man, cogan, haha" balas Gista enteng.
"Owh gue ya, jangan diomongin langsung aja ngomong"  Ucap Rahman kembali.
"Ye, geer banget sih Man" ucap Dara menepuk Rahman.
"Awhh, sakit atuh Cantik" Rahman meringis sambil menggoda Dara.
"Apaan sih" dengus Dara.
"Eh Man udah ketemu, anak pak Halim belum" timpal Eva.
"Udah" jawab Rahman datar.
"Dia ganteng ya, unyu banget" ucap Eva kembali sambil memengang pipinya.
"Gantengan juga gue" jawab Rahman
"Haha, loe mah gantengnya di diliat dari sedotan kali man" timpal Farid yang sedari tadi diam..
"Iya gantengan juga ayank Farid ya" timpal Sulis sambil mencubit gemas lengan Farid, farid kembali begidig.
" Omong omong dia baru lulus kuliah di China, dan bakalan pimpin perusahaan ini loh" ucap Rahman menjelaskan.
"Iya bener, keren deh. Udah pada tau belum sih namanya, gue makin penasaran aja" balas Gista.
"Engga, padahal gue tadi sempet ngobrol di ruangan pak Rustam,
Orangnya lumayan baik, hangat juga, cepet akrab sama karyawannya" jelas Rahman kembali.
"Jadi gak Sabar pengen ketemu lagi" ucap Eva..
"Ngomong ngomong tuh kalian, ngomongin Dia mulu, kapan mesen makannya" ucap Dara menyadarkan teman temanya yang larut dalam obrolan mereka.
"Eh iya, kita kan disini mau makan sampe lupa, loe si Man ngajak ngobrol" ucap Eva menepuk jidatnya, "lah kenapa jadi gue yang diasalahin, salahin tuh si Farid, diem diem bae" ucap Rahman menunjuk Farid, Farid hanya menyernyitkan dahinya yang tak tau apa apa.
" Napa jadi nyalahin ayank Farid sih, iya gak yank" bela Sulis sambil menaruh kepalanya di pundak Farid, Farid hanya Pasrah.
"Sulis gelantungan mulu sama Farid, ciyeee, Rid udah terima aja" ucap Rania.
"Ogah" balas Farid.. "Hahaha" diikuti tawa teman temannya.

Mengapa Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang