Chapter 6: Makan Siang Bersama

66 5 0
                                    

"Aku tidak salah lagi itu memang dia"
"Ternyata Dia..." Gumam Dara dalam hati, dia merasa malu, bagaimana tidak orang yang kemarin menjadi turis sekaligus membuat ia jengkel sejadi jadinya adalah Bos baru di kantornya, ya "Nicko Halim", seseorang yang membuat Dara kesal karena dia mengerjainya saat sedang bertugas dan disisi lain senang karena dia telah memberikan sebuah novel kepadanya, kini dia menunduk malu
"Gimana ini?, Kalo dia mecat aku gimana?" Sederet pertanyaan membelenggu difikirannya, Dara pun langsung memisahkan diri dengan teman temannya ke arah belakang, sedari tadi disamping Dara, Rahman nampak menyadari perubahan sikap Dara diapun ikut menemani Dara kebelakang

"Dar?" Tanya Rahman melihat Dara yang tertunduk, Dara seketika menoleh
"Iya" jawab Dara sambil menyunggingkan senyumnya, walau masih ada Raut kegelisahan disana
"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Rahman khawatir
"Enggak Man, aku baik baik aja kok" jawab Dara masih dengan ekspresinya
"Kamu bohong, kamu kaya gelisah gitu" ucap Rahman masih khawatir melihat Dara
"Kenapa kamu ada masalah, cerita sama aku" ucap Rahman kembali, Dara sepertinya sedang berfikir apakah dia akan bercerita atau tidak
"Dar" ucap Rahman kembali meyakinkan, lalu Dara mengalihkan pandangannya kedepan melihat Nicko yang sedang menceritakan pengalamannya Rahmanpun ikut melihat kedepan, lalu Dara kembali mengalihkan pandangannya ke Rahman, Rahman tak mengerti maksud Dara

"Man" ucap Dara kemudian
"Iya" jawab Rahman
"Dia bener bos kita" ucap Dara meyakinkan Rahman, Rahman pun mengangguk
"Emangnya kenapa Dar?" Tanya Rahman
"Aku kemarin udah berbuat gak sopan sama dia" ucap Dara kemudian menunduk
"Maksud kamu?" Tanya Rahman tak mengerti
"Dia kemarin yang jadi turis aku" jawab Dara kemudian
"Terus apa masalahnya?" Tanya Rahman kembali yang masih tak mengerti perkataan Dara
"Aku kemarin udah lancang sama dia Man, tapi ini bukan salah aku juga, dia yang gangguin aku terus, di godain aku, pake acara nanya hal pribadi lagi, padahalkan aku lagi tugas, dia bikin aku kesel Man, aku takut.." ucap Dara menjelaskan sambil menunduk kembali seketika Rahman langsung merangkul Dara
"Ya kamu gak salah juga, dia yang salah kalau dia begitu tinggal lapor aja" ucap Rahman menenangkan
"Ya aku tau, bukan masalah itu, dia kan bos disini, aku takut dia ngelaporin aku ke pak Rustam karena gak sopan sama dia aku takut dikeluarin" ucap Dara kembali tanpa terasa ia meneteskan air matanya
"Kamu gak usah takut, ada aku disini, aku bakal bicara sama pak Rustam, ngejelasin semuanya kamu tenang ya" ucap Rahman sambil terus meyakinkan Dara, Dara pun mengangguk pelan

Didepan Nicko telah selesai menceritakan pengalaman pengalamannya, para karyawanpun dipersilahkan untuk kembali ketugasnya masing masing setelah para staff dan atasan meninggalkan ruangan aula

"Dicariin ternyata malah pacaran" celetuk Eva melihat Dara dan Rahman ada dibelakang
"Aishhh, ternyata diam diam kalian" timpal Farid, seketika Dara menepis perkataan mereka
"Siapa yang pacaran" ucap Dara tajam
"Itu, pake acara dirangkul segala" ucap Eva kembali, Rahman pun menyadari bahwa ia masih merangkul Dara, seketika ia melepaskan rangkulannya
"Eng enggak kok" ucap Rahman grogi
"Ciyeeee" sorak teman temannya, seketika wajah keduanya memerah
"Apaan sih, udah ah, yuk masuk" ucap Dara sambil berjalan keluar ruangan

Di ruangannya, Dara masih memikirkan nasibnya apakah dia akan dikeluarkan atau tidak
Tiba tiba hpnya bergetar

Drrt drrt drrt drrt

Dara segera mengecek siapa yang mengiriminya pesan, ternyata dari Rahman, diapun segera membaca isi pesannya

"Dar aku udah ngobrol sama pak Rustam, dia akan bilang sama pak Nicko, lagian dia ponakannya pak Rustam, walau dia CEO disini, pak Rustam tetap akan menasehatinya, jadi kamu tenang aja ya"

itulah isi pesan singkatnya, Dara seketika tersenyum dan menjadi lega, dan segera membalas Rahman

"Makasih ya Man, aku gak tau mau gimana lagi, makasih banget udah bantuin aku"

Mengapa Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang