Chapter 9: Masihkah Ada Kesempatan?

100 103 1
                                    

Nicko kembali membukakan pintu mobilnya untuk Dara yang membuat wajahnya memerah
Nicko pun masuk dan bergegas menjalankan mobilnya

"Maaf ya aku ngerepotin kamu" ucap Nicko memecah keheningan, Dara menoleh dan hanya mengangguk, Nicko pun kembali diam, entah harus darimana ia mulai bicara
"Emm, Dar pacar kamu gak marah kan?" Tanya Nicko ragu, Dara pun menoleh dan menyernyitkan dahi
Seakan tahu pertanyaan Dara Nicko pun kembali berkata
"Ya maksud aku, kamu ikut aku, Apa pacar kamu marah" ucapnya cepat, Dara pun tersenyum sambil menggeleng geleng kepalanya

"Aku gak punya pacar" jawab Dara kembali menghadap jalanan, Nicko jadi tersenyum
"Kenapa kamu gak punya pacar kamu kan cantik, pinter, baik" ucap Nicko lagi, Dara kembali menoleh
"Ya emang aku gak mau pacaran" jawabnya kembali, yang membuat Nicko terdiam sejenak
"Emang kenapa gak mau?" Tanyanya lagi
"Ih kenapa sih nanya nanya" ucap Dara akhirnya kesal, Nicko kembali terdiam dengan ekspresi yang menggemaskan, sehingga membuat Dara terkekeh
"Aku emang gak mau pacaran, pengennya ada yang ngelamar terus langsung Nikah" ucapnya kemudian, yang membuat Nicko menoleh
"Kalau aku yang ngelamar gimana?" Gumam Nicko pelan
"Hah apa?" Dara menoleh
"Ah enggak" elak Nicko kikuk
"Eh udah sampai ya" gumamnya sendiri, tanpa disadari ternyata mereka sudah sampai di salah satu mall terbesar di Bogor itu, Nicko segera memarkirkan mobilnya diparkiran

"Yuk" ajak Nicko keluar dari mobilnya namun dengan perasaan yang masih kikuk, Dara dibuat heran dengan perubahan sikap Nicko

Mereka pun berjalan beriringan ketika memasuki mall, kini fikiran Nicko masih kacau, karena dia takut Dara mendengar ucapannya
"Nicko" Dara memecah keheningan
"Eh i iya" Jawab Nicko kikuk
"Kita mau cari apa, masa kita lewat lewat aja" keluh Dara karena ia merasa tidak sedang mencari kado, melainkan hanya mengelilingi mall, Nicko semakin kikuk
"Eh i iya maaf, kita kesana aja" ujarnya sambil menunjuk ke toko aksesoris, Dara pun mengangguk

Mereka pun tiba di toko aksesoris, namun Nicko bingung memilih hadiah yang akan diberikannya pada mamanya, karena ia sudah pernah memberikan sepatu, tas, jam tangan, dan lainnya, namun kali ini ia cukup kebingungan, Dara pun menyadari itu, sehingga Dara pun bertanya
"Kenapa?" Tanyanya yang membuat Nicko menoleh
"Aku bingung, mau ngasih apa, soalnya semua barang udah aku kasih" keluhnya
"Mama kamu suka apa?" Tanya Dara memastikan
"Dia semua barang suka" ucap Nicko sambil memegang barang barang yang ada di toko
"Gimana kamu coba kasih ini aja" Dara sambil menyerahkan sebuah syal
"Syal?" Tanyanya sambil berfikir
"Iya, coba aja, mungkin ibu kamu suka" ucap Dara meyakinkan
"Aku mau tanya kenapa kamu yakin ibuku bakal suka" tanya Nicko memastikan
"Ya, aku pernah ngasih ke mama aku, dia suka kok" ucap Dara kembali meyakinkan
"Kan itu mama kamu bukan mama aku" ujar Nicko, Dara langsung berdecak kesal dan menghela Napas
"Ngapain ngajak aku kesini, kalau kamu sendiri gak dengerin pendapat aku" ujar Dara berlalu, yang membuat Nicko mengejarnya
"Eh tunggu, maaf" ucapnya menarik lengan Dara, namun keduanya menyadari itu yang membuat mereka salah tingkah
" M Maaf" ucap Nicko gugup melepas pegangannya, Dara hanya mengangguk
"Aku bakal coba deh" ucap Nicko tersenyum dan kembali mengajak Dara masuk ke toko
"Lagian, mau ngasih hadiah itu, bukan diliat dari mewahnya, harganya, yang penting seberapa besar kita ikhlas, dan hadiah itu bisa bermanfaat" ujarnya pelan
"Apa?" Tanya Nicko
"Ah enggak" jawab Dara berdalih

Nicko pun segera menyelesaikan transaksinya, tak lama merekapun keluar dari toko tersebut
"Kita makan dulu yuk" ajak Nicko pada Dara, Dara menggeleng
"Udah Maghrib, aku sholat dulu ya" ucap Dara, Nicko sempat berfikir, namun akhirnya dia mengiyakan
Ketika Dara berjalan menuju masjid yang ada di mall tersebut Nicko mengikutinya
"Ngapain ikut?" Tanya Dara heran
"Aku mau nunggu didepan masjid" jawab Nicko, Dara pun tersenyum dan mengangguk

~°~°~°~°~

Selesai Sholat, Dara segera menghampiri Nicko yang tengah menunggunya
"Maaf lama" ucapnya di depan Nicko, Nicko pun mengangguk

Mengapa Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang