2

3.2K 505 79
                                        

Seorang lelaki bersurai ash-gray melangkahkan sepasang kaki panjangnya keluar dari sebuah gedung apartemen mewah. Lelaki itu berlari kecil saat melihat sebuah mobil sport hitam telah terparkir di depan gedung apartemen nya itu.

"Cepat! Cepat! Kita bisa telat." Teriak seseorang dari dalam mobil tersebut, sedangkan yang diteriaki hanya terkekeh pelan mendapati sahabatnya yang sedang kesal itu. Tak ingin membuat sahabatnya tambah kesal, lelaki bersurai ash-gray bernama Kang Daniel tadi mempercepat langkahnya.

Daniel segera masuk ke dalam mobil tersebut dan si pemilik mobil dengan cepat melesat membelah jalanan menuju sebuah kampus ternama di kota itu.

.
.
.

"Tadi itu hampir saja Niel. Kau tau kan betapa killer-nya Min Yoon Gi itu? Dia tak menerima alasan apapun dengan wajah datarnya itu, ku harap aku tak mendapatkan mata kuliah dia lagi semester depan." Lelaki bersurai gelap dengan tinggi menjulang bernama Kwon Hyunbin itu mengomeli Daniel yang hampir membuatnya telat.

"Maaf, Maaf. Akhir-akhir ini aku susah tidur." Jawab Daniel sambil tertawa, sambil sesekali membalas sapaan mahasiswa lainnya di sepanjang lorong menuju perpustakaan itu.

"Kau selalu susah tidur selama setahun belakangan ini." Balas Hyunbin datar, seraya mengeluarkan kertas dari ranselnya yang berisikan list buku yang di perlukan untuk tugas mereka.

"Ah iya, setahun..." Daniel mengulang ucapan Hyunbin, sambil mengusap tengkuk nya yang tidak gatal.

.

.

Ini hari ketiga pasca Daniel mengakhiri hubungannya dengan Seongwoo, tidak banyak hal yang berubah bagi Daniel malah dia dapat lebih bebas berkencan dengan siapapun. Pasalnya ia menerima pernyataan Seongwoo hanyalah karena ia merasa kasihan pada Seongwoo disertai rasa ingin sedikit bermain-main dengannya. Namun dengan polosnya Seongwoo berpikir bahwa Daniel juga memiliki sedikit rasa yang sama dengannya.

Seongwoo selalu mencurahkan perhatiannya pada Daniel, selalu mengirimkan Daniel pesan saat pagi hari dan malam sebelum tidur. Melakukan apapun yang diinginkan dan memenuhi apapun yang dibutuhkan Daniel. Walaupun Daniel dalam kesehariannya seperti tidak menganggap Seongwoo sebagai kekasihnya, namun Seongwoo tetap bahagia dengan statusnya sebagai kekasih Daniel, laki-laki yang selalu ia puja.

Namun Daniel membuang perasaannya begitu saja, saat Seongwoo mengetahui apa saja yang dilakukan Daniel di belakangnya. Bersikap tidak peduli dan membiarkan Seongwoo melangkah meninggalkannya.

Hingga penyesalan itu datang, pasca tiga hari yang lalu ia menatap punggung Seongwoo yang menjauh.

.

.

Kedua laki-laki itu memasuki perpustakaan, mencoba menemukan buku-buku yang mereka perlukan dari begitu banyaknya rak-rak buku disana. Akhirnya, Daniel dan Hyunbin memutuskan untuk berpencar menemukan buku yang mereka perlukan.

Daniel menelusuri rak demi rak sambil memperhatikan dengan seksama judul buku beserta pengarang yang ia perlukan, sampai tidak sengaja matanya menangkap tiga titik konstelasi indah yang tampak begitu familiar baginya yang berada di sebalik rak buku tempat ia berdiri saat ini.

Sosok yang memiliki titik indah tersebut samar-samar terdengar sedang tertawa pelan bersama seseorang dengan tubuh yang lebih tinggi dari nya. Jantung Daniel berdegub kencang selaras dengan langkah kaki nya yang mulai memutari rak tersebut untuk mengetahui apakah pemilik tiga titik indah itu adalah orang yang sama dengan pemilik tiga titik indah kepunyaannya.



Ah kepunyaannya.





Dulu.

.


.


Daniel menarik nafas dalam saat melihat punggung sosok itu yang semakin ia rasa sangat familiar baginya.

"Seongwoo...hyung." Nama itu dengan mudahnya lolos dari mulut Daniel, membuat laki-laki yang dipanggil tersebut menoleh ke belakang di mana Daniel berdiri.

Seongwoo membulatkan matanya saat mengetahui pemilik suara yang memanggil namanya tersebut. Ia sungguh terkejut, namun dengan cepat ia mengangguk sopan pada Daniel seolah mereka hanya lah kenalan biasa.

"Ah Kang, Apa kabar?" Sapa Seongwoo senormal mungkin, walaupun matanya bergerak gelisah.

"E-eh..?" Daniel yang gugup sekaligus bingung tidak bisa mencerna dengan baik pertanyaan sederhana Seongwoo.

"Ah maaf, aku buru-buru kalau begitu sampai jumpa." Ujar Seongwoo sambil menarik tangan temannya yang dari tadi hanya memperhatikan gelagat kedua manusia tersebut.

Daniel terdiam menatap punggung Seongwoo yang menjauh. Netra nya menyiratkan sesuatu yang sulit untuk diartikan. Dulu ia juga menatap punggung pria kurus itu menjauh darinya, apakah kali ini juga akan sama? Tidak. Ia tidak ingin kehilangan pria itu lagi.

Daniel ingin memperbaiki kesalahannya.

Daniel ingin mengaku salah.

.

.

Dundundundun~~~

Terima kasih banyak karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini dan juga terima kasih atas dukungan kalian para pembaca pertama kuuu~~

Semoga kalian dapat terus menikmati sebungkus(?) kisah Ongniel-ku inii.

Terima kasih,
Elphizly.

Back To Me [OngNiel] [Uncontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang