Puas menangis hingga membuat kemeja yang dipakai Daniel basah di bagian bahunya, Seongwoo menarik diri dari pelukan Daniel walau masih sesengukan.
Daniel menangkup wajah Seongwoo dan mengusap sisa air mata di pipi pemuda itu, ia menyempatkan mengusap lembut tiga titik konstelasi yang selama ini ia rindukan.
Mata cantik itu berkaca-kaca, bulu matanya yang lebat basah karena air mata serta hidung yang memerah dan semua itu tak lepas dari pandangan Daniel. Pemuda bermarga Kang itu memberikan tatapan yang sangat sulit dipahami bagi Seongwoo, namun sepasang mata tajam itu sangat jelas menyorotkan keinginan untuk memiliki, merengkuh dan memberikan kebahagiaan untuk Seongwoo.
"Apa sesuatu yang buruk terjadi?" Daniel bertanya dengan nada sangat lembut yang entah mengapa menghantar rasa tenang bagi Seongwoo. Ia masih mengusap pelan tiga titik-nya.
Seongwoo menggeleng lemah, ia melepaskan tangan Daniel yang sedang menangkup wajahnya itu. Tangan-tangan itu terlalu nyaman, Seongwoo tak ingin tenggelam dalam lautan memabukkan yang diciptakan Daniel.
Seongwoo menunduk dan melihat kaleng-kaleng bir yang ia beli berserakan. Seongwoo memungut kaleng-kaleng bir itu dalam diam dengan Daniel yang ikut membantu Seongwoo memungut nya dalam diam juga, tapi dengan pandangan nya yang masih tak lepas dari Seongwoo.
"Ayo ganti kemeja mu yang basah itu." Ucap Seongwoo seraya berdiri dan berbalik menaiki tangga menuju lantai apartemennya.
Daniel yang terpaku akan ucapan Seongwoo, mengerjapkan matanya tak percaya. Ia menyentuh kemeja nya di bagian bahu, dan benar ia merasakan kemejanya basah. Entah mengapa ia merasa senang, kedua sudut bibir nya naik memunculkan dua gigi depan yang terlihat lucu, namun sayang Seongwoo tidak melihat hal itu.
.
.
.
"Ini kemeja mu yang waktu itu..." Seongwoo memberikan sebuah kemeja yang tertinggal beberapa waktu lalu pada pria berbahu lebar yang sedang terduduk kaku di sofa nya.
Daniel menoleh dan mengambil kemeja itu dari tangan Seongwoo, ia masih memikirkan penyebab pemuda itu menangis dan sedikit khawatir dengan keberadaan nya di kediaman pemuda yang ia puja itu. Karena Daniel sangat tahu seberapa tidak inginnya Seongwoo berada di dekat nya.
"Terima Kasih..." Seberapa pun pikiran di otaknya berkecamuk, hanya dua kata itulah yang dapat keluar dari belah bibirnya.
Daniel menunduk sambil meremat gelisah kemeja yang ada di tangannya, ia ingin bertanya, begitu banyak pertanyaan yang ingin diutarakan nya.
Apa Kim Jonghyun itu kekasih mu? Apa kau bahagia?Kenapa kau menangis? Apa dia menyakitimu?
Apa-
Apa kau masih mencintaiku?
"Gantilah kemeja mu dan pulanglah." Daniel tersentak dari lamunannya. Ia kembali menoleh pada Seongwoo dan mendapati wajah pemuda itu masih dengan hidung yang memerah dan mata sembabnya.
Daniel mengerti, Seongwoo butuh waktu untuk sendiri saat ini. Maka dari itu ia bangkit dari duduknya dan pamit pada Seongwoo. Setidaknya ia telah menjadi sandaran pemuda itu, merengkuhnya dengan erat saat ia menangis dan menenangkannya. Sangat cukup. Setidak nya malam ini tak ada tambahan goresan di lengannya.
.
.
.
Seongwoo menghempaskan tubuhnya di atas kasur di kamarnya, ia memijit pelan pangkal hidungnya dan menghembuskan nafas berat.
Ia sibuk merutuki kebodohan dan kelemahannya. Kenapa dirinya harus menangis terisak-isak seperti itu? Dan sialnya kenapa harus di hadapan Kang Daniel? Ah bodoh sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Me [OngNiel] [Uncontinued]
FanficKetika kau sadar bahwa cinta datang saat dia telah melangkah pergi. kembalilah pada ku.