15

2.6K 331 83
                                        


Lagi. Seongwoo tidak mengeluarkan air mata sama sekali.

Seongwoo tak bisa berkata-kata, Setelah mendengarkan apa yang diucapkan oleh pemuda cantik bernama Choi Minki tadi siang. Ia lebih memilih pergi dari hadapan pemuda cantik itu yang tersenyum senang.

.

.

.

.


Pukul 5.30 sore, jam terakhir kegiatan perkuliahan di kampus. Minhyun telah berdiri di depan sebuah kelas yang ia yakini merupakan kelas terakhir sesuai dengan jadwal Seongwoo hari ini. Namun saat semua orang telah keluar dari kelas tersebut, ia tidak menemukan Seongwoo.

"Kau mencari Seongwoo?" Seungwoon yang baru saja keluar menghampiri Minhyun, walaupun ia tak terlalu mengenal Minhyun tapi ia sering melihat Minhyun menunggui Seongwoo di depan kelas.

Minhyun mengangguk, ia tidak terlalu mengenal pemuda pendek dengan warna rambut merah terang ini.

"Seongwoo tidak masuk." Ucap Seungwoon

Ucapan Seungwoon itu membuat Minhyun terkejut, Ong Seongwoo yang ia kenal merupakan anak yang rajin menghadiri kelas nya, saat sakit pun ia tetap keras kepala ingin menghadiri kelas.

Lalu kenapa Seongwoo tidak masuk? Padahal tadi mereka sempat bertemu sebelum kelas pertama dimulai. Dan Minhyun tahu kalau jadwal kuliah Seongwoo hari ini sampai sore.

Minhyun mengeluarkan handphone-nya dan menyentuh layar benda itu dengan tergesa-gesa. Raut wajah nya terlihat sangat khawatir saat mengarahkan benda persegi panjang itu ke telinganya, namun rasa khawatir nya semakin menjadi ketika suara yang ia harapkan muncul di seberang sana tidak kunjung ada.

.

.

.

.


Seorang pria yang sedang menghisap batangan nikotin yang diapit oleh jari-jari panjangnya danbersandar di depan kap mobil keluaran terbaru miliknya. Sesekali surai ash-grey nya ditiup angin yang cukup kencang hingga mengekspos dahi nya, menambah ketampanan yang sudah terpahat sempurna di wajahnya.

Sepasang netranya yang tajam tak pernah lepas dari seorang pemuda yang sedang berdiri memandang laut dari pagar pembatas, yang membatasi jalan dengan jurang yang penuh dengan batuan karang tajam dan deburan ombak kencang.

Kang Daniel memakirkan mobilnya cukup jauh dari pemuda yang sedang memandang laut itu. Pemuda yang selalu ia ikuti, pemuda yang selau ia perhatikan dari jauh.

Daniel selalu memastikan pemuda itu berangkat ke kampus dengan siapa, memastikan ia pulang dengan baik serta memastikan ia menghadiri jadwal kuliahnya. Dan beberapa hal kecil lain, yang tentunya diberitahu oleh si pendek dengan warna rambut mencolok mencolok.

Tadi saat Daniel baru keluar dari gedung fakultas nya, matanya menangkap sosok pemuda bersurai gelap yang sangat ia kenal, pemuda itu baru saja keluar dari area gedung jurusan kimia yang berjarak cukup jauh dari fakultas pemuda itu.

Hal itu menimbulkan pertanyaan di kepala Daniel, apa yang membawa pemuda dengan rasi bintang summer triangle di pipi nya itu ke sana?

Daniel sangat ingin tahu.

Maka ia mengikuti pemuda bersurai gelap yang terlihat sangat tergesa-gesa keluar dari gerbang kampus dan menuju halte bus terdekat. Ia terus mengikuti bus yang dinaiki oleh pemuda itu dengan mobilnya.

Back To Me [OngNiel] [Uncontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang