Part 9

1.5K 318 65
                                    

Pria bermarga Kang itu benar-benar panik saat tubuh Seongwoo ambruk begitu saja di atas kasur, tepat saat ia baru saja mendudukan tubuh ringkih itu di sana. Ia berdecak kesal saat merasakan suhu tubuh Seongwoo yang sangat panas dengan tangannya.

Daniel memperbaiki posisi tubuh Seongwoo di atas kasur, lalu berjalan menuju lemari milik pemuda dengan rasi bintang di pipinya itu. Daniel Mencoba mencari sebuah handuk kecil di sana serta mengambil beberapa pakaian yang ia yakini bahwa itu piyama milik Seongwoo.

Daniel membersihkan tubuh Seongwoo dengan handuk yang ia dapat, awalnya ia sedikit ragu untuk melakukannya, mengingat hal-hal seperti ini pasti akan mengganggu Seongwoo nantinya. Pemuda ringkih itu pasti akan semakin membencinya, namun Daniel tak punya pilihan lain.

Dengan pelan Daniel menanggalkan satu per satu pakaian Seongwoo yang basah, membersihkan tubuh dengan kulit putih menggoda itu dengan handuk di tangannya, membuat Daniel meneguk ludahnya susah payah.

Ia harus bisa menahan diri, kalau tidak ungkapan minta maaf pada pemuda yang sangat berharga baginya ini akan sia-sia.

Daniel mengusap wajahnya kasar, ia telah selesai mengganti pakaian Seongwoo yang basah dengan piyama. Ia kemudian beranjak mencoba menemukan kotak P3K di apartemen itu dan akhirnya menemukannya. ia bersyukur saat menemukan plester kompres demam di dalamnya.

Daniel mengusap lembut rambut basah Seongwoo yang menutupi dahinya, kemudian menempelkan plester kompres demam itu disana. Daniel mengusap tiga titik indah di pipi pemuda itu dengan pelan saat melihat raut wajah Seongwoo seperti meringis tidak nyaman. Pria bermarga Kang itu tetap mengusap pipi Seongwoo sampai pemuda dengan surai gelap itu merasa nyaman kembali.

Daniel sedikit tersenyum karena ia dapat menyentuh pemuda yang sangat ia rindukan itu, dengan perlahan Daniel mencondongkan tubuhnya pada Seongwoo dan mendaratkan sebuah kecupan lembut di dahi Seongwoo.

.

.

.

Seongwoo merasakan kepalanya sedikit pusing saat pertama kali ia membuka matanya. Ia menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati cahaya matahari yang menelisik masuk lewat sela-sela tirai jendela kamarnya.

Seongwoo bangun dari tidurnya dan berjalan keluar dari kamar, ia menghentikan langkah kakinya saat menemukan punggung lebar seseorang tanpa memakai atasan, yang sedang berada di dapurnya yang kelihatannya sedang memasak sesuatu.

"K-kau.."

Pria dengan bahu lebar bermarga Kang itu berbalik dan mendapati Seongwoo yang sedang menatapnya tidak percaya dengan kondisi bangun tidur yang entah kenapa terlihat menggemaskan di mata Daniel.

"Ah, Kau sudah bangun?" Tanya Daniel.

"A-apa yang sedang kau lakukan di sini? Kenapa kau di sini?" Bukannya jawaban yang Daniel dapatkan melainkan pertanyaan-pertanyaan keterkejutan dari Seongwoo.

"Ah maaf karena menggunakan dapur mu tanpa izin. Aku hanya ingin membuat sarapan." Daniel menjawab pertanyaan Seongwoo dengan lembut serta senyuman yang memabukkan bagi siapa pun yang melihatnya.

"Aku juga meminjam mesin cuci mu, pakaian ku cukup basah semalam."

Seongwoo mendengus mendengar penjelasan Daniel. Ia cukup mengingat tentang apa yang terjadi kemarin hingga ia tak sadarkan diri, namun ia tidak menyangka kalau pria berbahu lebar itu masih di apartemennya.

Seongwoo kesal. Ia berjalan menuju kulkas dan mengambil sekotak susu berukuran besar dari dalam sana.

"Ku harap kau segera pergi dari apartemen ku Tuan Kang. Kau sangat tahu kalau aku sangat membenci mu dan tidak ingin melihat mu. Jadi ku mohon pergilah secepatnya." Seongwoo menatap tajam Daniel, kemudian pergi begitu saja dari dapur menuju kamarnya dengan sekotak susu di tangannya.

Back To Me [OngNiel] [Uncontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang