Part 29

193K 12.7K 67
                                    

Perkataan Alfian tentang perancangan masa depan terngiang - ngiang di telinga Lea. Gadis itu sampai tampak seperti orang bingung melamun di sofa balkon kamarnya di rumah keluarga Mahendra sambil melihat Daddy mertuanya memberi makan ikan - ikan kesayangannya di kolam belakang rumah. Apa yang dikatakan Alfian memang benar, hidupnya selama ini memang terlalu flat alias datar - datar saja.

Meskipun ia sudah menggunakan kemampuan berbahasanya itu dengan menerjemah dan bahkan mendapat bayaran lumayan, tapi tetap saja itu tak membuatnya merasa puas. Memang dulu ia sempat bangga dan senang karena bisa membuktikan bahwa ia juga bisa menghasilkan uang dengan kemampuannya sendiri meskipun nominal yang didapatnya bahkan tak sebanyak uang sakunya dari Papa atau Eyang.

Tapi sekarang ia sadar, uang bukanlah satu - satunya hal yang bisa membuatnya bahagia.

Lea tak munafik, selama ini meskipun ia berada ditengah - tengah keluarga yang kacau, tapi persoalan materi ia tercukupi dengan sangat baik. Garis keturunan keluarganya baik dari pihak Papa maupun Mamanya semuanya memiliki kekayaan diatas rata - rata, membuatnya tak akan pernah merasakan yang namanya kesusahan meskipun ia hanya ongkang kaki saja di rumah. Semuanya tersedia, dan semuanya begitu mudah...

Karena itulah ia tak mau mengeluh dan menyalahi keadaan. Ia sudah cukup beruntung hidup di tengah kemewahan meskipun tak diinginkan oleh kedua orang tuanya. Sedangkan diluar sana banyak anak - anak yang sudahlah kehilangan kasih sayang, tapi juga harus bertahan dengan belitan ekonomi. Menjadi pengamen, pengemis dan peminta - minta saat umur mereka bahkan belum genap sepuluh tahun.

Miris...

Lea membolak - balik dua buku rekening dan kartu kredit di tangannya. Keningnya sesekali mengernyit begitu melihat nominal angka di buku itu. Buku di tangan kanannya terisi dana lebih dari empat ratus juta, uang yang dikirim oleh Papa dan Eyang setiap bulan. Saat ulangtahunnya yang ke delapan belas dulu, Eyang menghadiahkannya lima persen saham di Adiwangsa Group, jadi setiap bulan sudah dipastikan ada bagian untuknya yang masuk ke rekeningnya. Sementara buku di tangan kirinya berisi dana lebih sedikit, hanya sekitar tujuh puluh juta sekian, hasil kerja kerasnya menerjemah buku - buku dan novel selama beberapa tahun ini dan honornya saat menjadi translator pada beberapa acara yang membutuhkan keahlian berbicara bahasa asingnya itu- yang tak pernah digunakannya sama sekali.

Lea meringis. Selama ini ia tak pernah mempermasalahkan segala sesuatu tentang uang. Hidupnya mengalir begitu saja. Setiap kali berbelanja, hanya tinggal gesek credit card. Dan setiap kali membutuhkan uang tunai, ia lebih suka minta pada Eyang atau sekretaris Eyangnya karena ia malas berhenti untuk sekedar mengantri beberapa menit di mesin atm.

Tapi kali ini, saat pertama kalinya ia membuka buku rekening bank-nya, ia baru menyadari bahwa ternyata memang benar apa kata orang - orang, ia adalah seorang gadis kaya dan memiliki uang yang sialan banyak, sampai tak tahu lagi akan ia pergunakan untuk apa uang itu. terlebih lagi setelah menikah dengan Raja, ia tak pernah lagi menggunakan uangnya sendiri, karena pria itu sudah langsung memberikan dua kartu kredit unlimited padanya.

Singkat cerita, selain kasih sayang keluarganya, ia tak kekurangan sesuatu apapun dalam hidupnya!

Tapi mengapa ia masih saja bertingkah seakan ia adalah orang yang paling menyedihkan didunia?

Papa dan Mama mungkin memang tak menyayanginya seperti kak Rene atau kak Ergan, tapi ia mendapatkan ganti seorang Eyang dan dua sahabat yang sangat mencintainya. Keluarga besarnya mungkin mencemoohnya, tapi keluarga besar Raja menerima kehadirannya dengan sukacita. Kak Elang memang meninggalkannya, tapi ada kak Raja yang sudah berjanji akan menjaganya.

Kembali melirik kearah dua buku rekening yang kini sudah tergeletak pasrah diatas meja, Lea kembali menyadari satu hal, bahwa selama ini ia sudah begitu serakah terhadap dirinya sendiri tanpa peduli dengan orang - orang disekitarnya yang jauh lebih membutuhkan. Dan gadis itu sudah bertekad, mulai saat ini ia tak akan lagi menjadi seorang Aleah manja yang hanya bisa bersembunyi di belakang orang lain. Ia memang butuh orang - orang yang dicintainya untuk menghiburnya saat terpuruk, tapi ia juga akan membantu orang diluar sana yang sama terpuruk dengannya.

Raja & Lea (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang