Part 28

210K 12.4K 69
                                    

Handphone baru pembelian Raja mengundang decakan kagum dari kedua sahabat Lea, Lili dan Diandra. Kedua gadis bar-bar itu bahkan sampai memekik heboh saat Lea pertama kali mengeluarkan iPhone barunya itu untuk mengangkat telpon dari Mommy.

"Heol... Raja gila! Kok bisa – bisanya dia ngebeliin handphone mahal gini buat lo?" Diandra menatap iPhone silver itu dan Lea bergantian.

Lea meringis. Tak tahu bagaimana ia harus memberikan jawaban pada pertanyaan Diandra. Hampir sepuluh tahun bersahabat, Diandra sudah tahu pasti bagaimana lalai dan cerobohnya seorang Aleah, jadi wajar saja gadis itu menanyakan pertanyaan seperti itu.

"Tapi laki lo orang kaya, bebas mah..." Lili mengotak – atik handphone baru Lea. Mengecek satu persatu fitur yang disediakan oleh barang mahal itu.

"Ya iya sih, tapi... ini seri terbaru loh, Li! Bang Ke udah lama ngincar ini, tapi belum kesampaian juga." Diandra merebut benda pipih itu dari tangan Lili, yang disambut decakan kesal gadis itu.

"Lo jaga baik – baik Le, jangan hilang lagi kayak kemarin. Gue sampai heran, kenapa lo bisa nangis kejer banget padahal cuma hilang handphone butut doang..." Diandra kembali menyerahkan iPhone itu ketangan Lea. "Ngeri gue megangnya lama – lama, ntar kegores kan berabe..."

Lea dan Lili terkekeh. "Aku bukan nangisin handphonenya Di, tapi sayang sama kontak dan foto – foto yang ada disana. Kalian tahu sendiri kan, foto – foto itu pengingat dan kenang – kenangan berharga buat aku."

Tentu saja Lili dan Diandra tahu. Kontak – kontak di handphone Lea jumlahnya ratusan karena gadis itu memang punya banyak teman. Tidak hanya teman – teman mereka yang berada di Indonesia yang notabene sudah dikenal oleh Lili dan Diandra, tapi juga teman – teman yang berada di benua lain di dunia ini. Belum lagi editornya di penerbitan, juga dosen – dosennya yang seringkali merecoki Lea. Well, wajarlah, karena Lea adalah primadona dan mahasiswi kesayangan di jurusan sastra Perancis.

Foto – foto di galeri Lea juga tak kalah banyak dan menarik. Dan seperti kata Lea – memorable. Gadis cantik itu memang sangat jarang take selfies dengan handphonenya, tapi disana banyak foto – foto pemandangan yang diambilnya secara langsung setiap kali ia berlibur keluar negeri. Foto keluarga dan sahabat – sahabatnya, dan juga foto – foto materi kuliahnya saat ia sedang malas mencatat.

"So, talking about that, kamu udah kasih tau Kak Raja tentang tawaran madame Maria? Studi banding ke Perancis itu?" Tanya Lili.

Lea mendesah. Satu lagi masalah yang harus dihadapinya!

"Aku nggak tahu gimana ngomongnya, Li! Kamu tahu sendiri, kan? Kak Raja nggak tahu aku kuliah ambil dua jurusan, kalau dia nanya aku harus jawab gimana? Trus studi banding itu sampai dua minggu. Lama banget..."

Lili dan Diandra saling berpandangan bingung. "Gimana apanya? Ya, lo cerita aja semaunya, gampang kan?"

Lea mengacak rambutnya kasar. Memang iya, tinggal cerita saja semuanya, masalah akan beres! Tapi masalahnya... dia takut kalau misalnya suaminya itu tiba – tiba mengamuk, trus melarangnya berangkat. How? Padahal dia sudah girang bukan main saat menerima telpon dari dosennya itu. Sampai – sampai dia tak sadar meninggalkan ponselnya di kantin dan langsung bergegas menghampiri madame Maria di ruangannya untuk memastikan berita itu.

Atau bagaimana kalau misalnya dia tiba – tiba rindu dengan Raja begitu menjejakkan kaki disana? Selama mereka menikah, Ia tak pernah berpisah dengan Raja walau seharipun. Pria itu selalu tidur di sampingnya setiap malam, meskipun baru akhir – akhir ini saja ia tidur dalam dekapan suaminya itu. Dan Lea baru menyadari, dekapan Raja benar – benar membuatnya nyaman...

Raja & Lea (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang