Chapter 05

3.7K 567 119
                                    

Lucas Magnus, tangan kanan Geofrey MacAlphin telah menunggu sang laird keluar dari memorabilia miliknya sejak setengah jam yang lalu. Ia tidak merasa heran bahwa sang laird, membutuhkan waktu sendirinya sembari menatap lukisan istrinya yang telah tiada sejak berpuluh tahun yang lalu.

Lucas sudah menghapal jadwal kunjungan sang laird ke ruangan itu meski dirinya tidak sering merenung dan bersedih. Hari kematian istri sang laird adalah satu hari panjang baginya yang selalu ia habiskan di dalam ruangan tersebut. Selebihnya, hanya beberapa kali Lucas mengetahui sang laird berada di dalam sana. Yaitu ketika adiknya, Particia Scott pergi dari Skotlandia bersama suaminya dan putranya.

Hal itu memang pilihan yang bijak mengingat pengkhianatan dan pembangkangan yang terjadi di dalam klan MacAlphin. Siapa pun bisa terbunuh tanpa aba-aba. Dan William Scott, cukup bijaksana untuk menyingkir dari pertempuran berdarah yang sedang terjadi.

Lima tahun setelahnya, Lucas dan Geofrey berhasil kembali menyatukan klan MacAlphin. Membersihkannya dari para pengkhianat yang selama ini berusaha menghancurkan MacAlphin. Membawa kembali kejayaan dan kemakmuran bagi klannya dan membuat semua orang puas dengan arahan dari Geofrey.

Namun, dibalik itu semua Lucas tahu bahwa sang laird yang dulunya hangat telah tiada. Digantikan dengan sosok angkuh, tegas, dan otoriter yang meski bagus untuk kejayaan klan MacAlphin, membuat Lucas merasa bersedih atas perubahan sahabatnya.

Pemberontakan tiga puluh tahun yang lalu, telah merampas segalanya milik Geofrey. Kehangatannya, istrinya, bahkan putranya.

"Kau di sini," tukas Geofrey yang baru saja keluar dari memorabilianya. Wajahnya masih terlihat sedikit mendung. Efek dari saat bersedihnya ditemani lukisan sang istri.

"Ya. Aku mendengar mengenai apa yang terjadi."

Geofrey mengangguk. Melangkah untuk menjauhi ruangan itu dan membawa Lucas ke ruangan minumnya.

"Kabar cepat menyebar."

"Kabar yang kau inginkan, lebih tepatnya."

Geofrey tidak menjawab. Mengambil brendi dari satu lemari beserta dua gelas ke sebuah meja.

"Akhirnya kau mendapat yang kau inginkan?"

Geofrey menyeringai. "Ya. Bukankah memang sudah seharusnya demikian?"

"Seandainya anak itu tahu yang sesungguhnya bahwa jika dia ingin segera menjadi laird, dia harus membunuhmu di duel itu."

Geofrey mengambil gelas yang sebelumnya sudah dituang Brendi oleh Lucas. Menaikkan sebelah alisnya sebelum meminumnya.

"Anak itu tidak akan sanggup membunuhmu."

"Ya. Tetapi dia hanya perlu tahu bahwa hanya perlu mengalahkanku."

"Kau akan mengalah?"

Geofrey tergelak. "Tidak akan. Aku membutuhkan laird yang lebih kuat dariku. Aku tidak akan membiarkannya menang dengan mudah. Setidaknya, satu atau dua rusuknya harus patah terlebih dahulu."

Lucas berdecak. "Kau memang kejam. Bahkan kepada calon pewarismu."

"Aku kehilangan kesempatan untuk melatihnya. Untunglah, teman kita Gordon telah melatihnya dan bajingan Wellington itu menjadikan anak itu tangan kanannya."

"Kupikir kau membencinya."

"Tentu aku membencinya! Dia terlalu semena-mena kepada anak itu!"

Lucas memberikan tatapan sangsi kepada sang laird. Seharusnya, ia juga memberikan ungkapan yang sama kepada sang laird. Karena memang begitulah sikap MacAlphin kepada orang-orang, terlebih kepada Matthew.

ReservedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang