Chapter 08

3K 516 37
                                    

Matthew merasa ada sebuah beban yang bergerak-gerak di atas tubuhnya. Beban yang tidak terasa memberatkannya dengan aroma segar dan rasa hangat yang menguar darinya. Sebuah tinjuan kecil lalu terasa di rahang dan pipinya. Belum lagi suara gumaman yang terdengar seperti simfoni dari surga membuat tubuhnya langsung terjaga.

Rasa lelah dan sakit yang melandanya langsung menghilang begitu ia membuka matanya, menemukan Zachary dengan netra biru cerahnya yang menatapnya dari balik bulu matanya yang lebat.

Senyum Zachary merekah lebar begitu ia melihat orang yang berada di bawahnya terbangun. Gumamannya bertambah keras dengan tubuhnya yang menggeliat di atas tubuh Matthew.

"Halo jagoan," gumam Matthew sembari mendekap tubuh mungil Zach.

Bibir Zach mengerucut lucu dengan liur yang menetes dari sana. Ia mengeluarkan suara seperti kicauan burung gereja yang membuat Matthew terkekeh dan semakin erat mendekapnya. Zach meronta karena rasa tidak nyaman. Bergumam dengan liur yang masih menetes-netes sehingga membuat Matthew terkekeh.

"Apa dia mengganggumu?" tanya Azzura yang baru saja memasuki kamar Matthew setelah tidak lama sebelumnya, ia keluar untuk mengurus pelayan yang membutuhkan keputusannya.

Azzura memang membatalkan niatnya untuk membangunkan Matthew. Memilih untuk menunggunya selama berapa lama sebelum Zachary berubah rewel dengan menggapai-gapai ke arah Matthew. Ketika Azzura membawanya menjauh, Zach bahkan semakin rewel dan menangis dengan keras hingga ia kembali membawanya ke kamar Matthew. Kemudian, ketika ia meletakan Zach di atas tubuh Matthew, Zachary langsung terlihat senang.

Azzura baru meninggalkan mereka selama satu menit dan menemukan putranya telah sukses membangunkan Matthew. Ia lalu menjulurkan tangannya untuk mengambil Zach ketika Matthew melarangnya.

"Biarkan dia di sini."

Azzura mengangguk. Memilih untuk duduk di samping mereka dan melihat apa yang terjadi.

"Kau masih merasa sakit?"

"Tidak. Aku sudah baik-baik saja," jawab Matthe seraya membawa tubuhnya untuk duduk. Ia mengangkat Zach dengan lengan berototnya. Meniup leher Zach sehingga bayi itu semakin tergelak dengan keras.

Matthew seolah tidak ingin berhenti. Merambat dengan meniupi lengan Zach yang montok, perutnya, dan pahanya yang sama montoknya. Zach benar-benar menggemaskan dan Matthew benar-benar memuja putranya.

Azzura membiarkan mereka untuk bermain-main. Saling melepas rindu karena ia yakin, putranya pun sangat senang ketika akhirnya kembali bermain dengan sang ayah. Matthew pasti bisa menjadi ayah yang hebat. Bahkan, Zach mungkin tidak akan membutuhkan dirinya untuk tumbuh dewasa. Karena itulah, jika hal yang terburuk terjadi kepada dirinya, bukankah Zach akan tetap aman?

"Apa yang terjadi?" tanya Matthew begitu menyadari Azzura yang tampak terdiam di sisinya. Pandangan Azzura terlihat sendu ketika melihatnya bersama Zachary. Bukan jenis tatapan yang Matthew inginkan untuk ada di netra sewarna lavender itu.

Azzura menggeleng. "Aku akan menyiapkan camilan untuk Zach. Kurasa sebentar lagi dia lapar."

Matthew tidak mengijinkannya. Ia menahan lengan Azzura sehingga ketika wanita itu hampir melangkah, ia tertahan dan kembali duduk di tempatnya semula.

"Apa yang terjadi?" ujar Matthew lembut. Ia lalu meletakan Zach di pangkuannya dan melindunginya dengan sebelah tangan sementara sebelah tangan lainnya membelai pipi Azzura.

Azzura memejamkan matanya. Menikmati sentuhan Matthew dan bersandar di sana. Ketika ia menghirup napas panjang, aroma Matthew dan Zach berpendar di sekitarnya. Aroma yang membuat hidupnya terasa lengkap dan sempurna.

ReservedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang