Matahari bersinar hangat setelah badai semalam. Udara berembus sejuk. Terasa asin karena bau lautan yang turut serta.
Zachary berbaring di atas selimut dengan tumpukkan matras yang cukup tebal. Membuatnya nyaman untuk bermain-main dengan mainan berbentuk bola yang MacAplhin berikan kepadanya tempo lalu. Suara gemerincing yang terdengar dari benda itu selalu membuat pria kecil itu tergelak senang. Membuat dada Azzura menghangat mendengarnya, sementara dirinya sedang merajut baju dari wol untuk Zach. Tidak ada yang bisa dia lakukan pagi ini. Dan ketika dirinya menemukan wol dan alat rajut dalam petinya, dia merasa senang karena setidaknya, dia tidak akan benar-benar bosan.
Matthew sedang berada di gudang bersama dengan Berg Hanson, pengurus pondok yang memang dipekerjakan oleh MacAlphin. Sementara Penny yang datang bersama dengan Berg Hanson sedang sibuk membersihkan pondok sekaligus menyiapkan makanan untuk mereka.
Suara gemerisik semak-semak di belakangnya membuat Azzura tertarik. Ia menghentikkan aktivitasnya. Melirik ke arah Zach yang masih tergelak sebab suara gemerincing benda di tangannya.
"Kau harus diam, Hanah!" samar-samar suara seseorang terdengar.
"Kau tidak mengatakan banyak serangga di sini!" balas suara lainnya.
Kening Azzura mengernyit-ngernyit. Dia mendekati semak-semak itu setelah memastikan bahwa Zachary aman. Kemudian, ketika dirinya sudah berdiri di dekat semak-semak itu, dia melihat buntalan rambut merah yang bergerak-gerak. Jelas itu adalah kepala dari dua orang bocah dengan rambut semerah daun mapple di musim gugur. Bibirnya menggulum geli. Ah tapi, tidak ada salahnya mengerjai kedua bocah itu sedikit.
Azzura berdeham dengan keras. Mengubah raut wajahnya menjadi datar. "Apa yang kalian lakukan di sini?" pekiknya keras.
Kedua bocah itu tersentak. Mereka dengan amat perlahan mendongak. Raut wajah terkejut mereka cukup menghibur sehingga membuat Azzura hampir tergelak geli. Titik-titik di hidung mereka terlihat familiar dan membuat mereka menarik.
"Keluar dari sana dan perkenalkan dirimu," ujar Azzura lagi. Dia lalu berbalik dengan senyum geli di wajahnya yang tidak bisa ia tutupi lagi. Zachary yang sepertinya tertarik dengan suara ribut di dekatnya ikut mendongak begitu Azzura sampai untuk menggendongnya.
"Ma-maafkan kami. Ka-kami... Uhm," ujar suara bocah pria yang tampak gugup. Dia mencoba mendongak dan menatap Azzura. Bertahan selama tiga detik sebelum ia kembali menunduk dan melakukan hal yang berulang.
Pada akhirnya, bocah satunya yang adalah seorang gadis dengan kesal menyikut bocah laki-laki itu. Dia membungkuk kecil. Memperkenalkan dirinya.
"Maaf jika kami mengganggumu Madam," ujarnya hati-hati. "Namaku Hanah Hanson dan dia," Hanah melirik bocah laki-laki yang meringis. "Adalah saudara kembarku, Louis Hanson. Anda bisa memanggilku Hanah dan dia Lou," katanya dengan mimik wajah serius.
"Apakah kebetulan jika kalian memiliki hubungan dengan Berg Hanson?" tanya Azzura ingin tahu.
Hanah mengangguk. "Berg Hanson adalah ayah kami."
"Dan apa yang membuat kalian memutuskan bersembunyi di semak-semak?"
Kali ini Hanah bungkam. Ia tampak tidak percaya diri ketika Lou yang menjawabnya.
"Kami ingin melihatmu," ujarnya tanpa pikir panjang. "Penny tinggal bersama kami. Dia mengatakan bahwa kau dari Inggris bersama dengan pria kecil itu."
Hanah mengangguk. Tatapannya lalu jatuh ke arah Zach dengan binaran memuja. Sementara Zach masih menggenggam bola-bolanya dan memekik senang.
"Dia sangat tampan, Madam. Mungkinkah aku boleh menyentuhnya?" tanya Hanah yang tidak lepas memandang Zach. "Penny menceritakan betapa mengagumkannya bayi tampan ini. Kami tinggal di sekitar sini dan sangat jarang bertemu dengan bayi-bayi yang menggemaskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reserved
أدب تاريخي❤ Azzura - Matthew Azzura Rees tidak bisa lagi tinggal di tanah kelahirannya akibat kesalahan yang pernah dia lakukan di masa lalu. Itu hukuman yang pantas baginya. Meninggalkan semuanya. Masa lalunya, mimpi-mimpinya, cintanya, dan juga... anaknya...