Chapter 15

1.8K 148 12
                                    

Matthew duduk di atas galangan kapal perang yang membawa serta Joanna dan Ashton. Berusaha menahan kesal karena beberapa fakta yang dia ketahui.

Pertama, pamannya berbohong mengenai utusan Inggris kepadanya. Tidak ada yang akan membahayakan putra dan ibu dari putranya untuk saat ini. Tetapi hal itu bisa terjadi di masa depan. Pertarungan untuk memperebutkan gelar Laird dari klan MacAlphin tidak begitu mendesak untuk dilakukan. Namun setidaknya, Matthew bisa mengukur diri dan tidak lantas menjadi sombong. Jika dia ingin melindungi keluarga kecilnya, dia harus lebih kuat daripada saat ini.

Kedua, kedatangan Joanna dan Ashton yang memberikan pencerahan kepada Matthew, pasti akan membuat sang paman murka. Jika di masa depan pamannya dan Thomas akan saling membunuh, Matthew tidak akan menghentikannya.

Ketiga, adiknya yang manis, ceria, dan penurut telah menjadi Duchess of Gordon karena dirinya telah menikahi seorang Duke. Matthew tahu bahwa Ashton sedang menyesuaikan diri dan menyiapkan diri untuk gelar itu. Apalagi masyarakat bangsawan pasti tidak akan semudah itu untuk membiarkannya. Syukurlah bahwa Thomas berada di pihak Joanna.

Keempat, Joanna dan Ashton tahu mengenai keberadaan Zachary. Meski mereka belum diperkenalkan, Joanna dan sikap ingin tahunya pasti akan memaksa mereka untuk segera dipertemukan. Akan semakin buruk jika kemudian mereka tahu bahwa ibu dari Zach adalah-

"Azzura bukan?" Suara jernih Joanna memecah keheningan. Gadis itu duduk di samping Matthew. Menawarkan segelas teh yang sepertinya telah dicampur dengan brendi. Hanya saja dia menggunakan cangkir yang membuat minuman itu terlihat aneh.

"Kita membutuhkannya," ucapnya lagi sembari meminum dari cangkir miliknya.

Matthew meringis. Lantas menerimanya dan meneguknya sampai habis.

"Aku pandai berakting, kau tahu. Jika saja kau pernah melihatku di atas panggung ketika aku masih menjadi Jennifer Winter, kau pasti akan memujiku." Joanna tertawa. Matanya menatap cakrawala di depannya. Membayangkan di masa lalu ketika dia kabur dari rumahnya yang nyaman untuk menjadi seorang aktris dan mengubah namanya menjadi Jennifer Winter. Hal itulah yang akhirnya membuatnya bertemu dengan Ronnie Rayleight yang ternyata adalah Ashton Rees, Duke of Gordon kesebelas. Namun petualangannya di atas dunia panggung kini telah berakhir dan dia menemukan panggung baru yang membuatnya penasaran. Kehidupan para bangsawan membuatnya bosan, tetapi belakangan terlihat menarik dengan banyaknya oposisi yang menentang suaminya.

"Thomas dan Annalise akan membantu kami, jadi kau tidak perlu mencemaskan apa-apa lagi. Dan oh! Apa kau tahu bahwa keadaan orang tua kita sangat sehat?"

"Aku tahu." Matthew menghela napas panjang. Mengambil cangkir Joanna yang masih setengah penuh dan meminumnya lagi sampai habis.

Joanna mengangguk senang. "Dokter yang menangani orang tua kita sangat terampil. Jadi Matt, kau tidak perlu lagi memikirkan kami. Pikirkanlah kebahagiaanmu sendiri mulai sekarang."

Matthew mengedikkan bahunya. "Aku selalu memikirkan diriku sendiri."

"Dasar pembohong payah!" Joanna tertawa. "Kau adalah orang yang tidak pernah egois. Kau selalu mengalah kepadaku. Mengalah kepada Thomas. Mengalah kepada paman kita yang pemarah itu. Bahkan mengalah kepada keadaan." Joanna menghela napas panjang. "Karena itulah kau kehilangan jejaknya satu tahun yang lalu, bukan? Karena jika kau tidak mengalah, kau pasti tahu mengenai kehamilan wanita itu dan akan bertanggung jawab sepenuhnya."

"Sebenarnya, sampai mana kau mengetahui yang terjadi, Jo?"

Joanna mengendik. Dia menuang lagi teh dari poci kecil yang dia bawa. Menyerahkan lagi kepada kakaknya yang saat ini pasti dipenuhi dengan pikiran yang rumit.

"Cukup banyak tahu untuk tidak bersikeras segera merapat ke dermaga dan membuat keributan. Apakah paman ada di perahumu?"

"Tidak." Matthew menjawab cepat. "Ada Lucas Magnus dan Berg Hanson di sana. Kami hanya bertiga."

"Aah!" Joanna mengangguk mengerti. "Lucas cukup bijaksana untuk tidak memberitahu paman kita yang pemarah."

"Kapan kau akan berbalik arah?"

Joanna mengendikkan bahunya lagi. "Begitu kau kembali ke perahumu, kami akan pergi dari sini. Mengembalikan kapal ini dan secepat mungkin menemuimu di highlander."

"Hei-"

Joanna tertawa. "Tidak begitu cepat seperti pikiranmu, Kak. Ashton akan marah karena perjalanan itu mengganggu momen kami." Wajah Joanna memerah. Entah karena sinar matahari yang menjadikannya seperti itu atau karena hal lainnya.

"Aku tidak membutuhkan informasi itu, Jo." Matthew menggeram kesal.

Joanna kembali tertawa. "Kau yakin bisa menakhlukan ibu dari anakmu, bukan? Karena yang kutahu, dia pernah menjadi wanita paling cantik dan mempesona dikalangan ton. Dia bahkan menjadi rebutan para pria baik itu bujangan, maupun pria beristri. Aku akui dia memang sangat cantik dan itu sangat menyebalkan. Tetapi jika kakakku bisa mendapatkannya, aku akan menjadi sangat bangga karena wajah rupawanmu akhirnya berguna juga, kak!"

Matthew memberikan tatapan peringatan kepada sang adik yang membuatnya tertawa. Pada akhirnya mereka berdua tertawa bersamaan di atas galangan kapal itu sembari menikmati angin laut yang berembus.

Sekoci lalu dikirimkan untuk membawa Matthew kembali ke perahunya. Setelah meyakinkan Lucas dan Berg Hanson bahwa semuanya terkendali, mereka bertiga kembali ke daratan.

Sinar bulan yang redup menemani mereka untuk memacu kuda ke pondok masing-masing. Lucas bersama dengan Berg, sementara Matthew segera ingin kembali kepada keluarga kecilnya.

Dia perlu berhati-hati karena tidak ingin membangunkan Azzura, maupun Zachari. Tidak mungkin bahwa keduanya masih terbangun dan menunggunya saat ini-

Matthew tercekat ketika tubuh hangat beraroma lavender menyelubunginya segera, ketika dia masuk ke dalam pondoknya.

"Kau kembali! Terima kasih Tuhan." Bisikan lembut dan napas hangat menerpa Matthew. Untuk sekejap, Matthew tahu bahwa Azzura yang memeluknya dengan erat.

Kedua tangan Matthew menyelubungi tubuh Azzura. Memeluknya erat dan kalau bisa, membuat mereka menjadi satu.

"Ya, Ara. Aku kembali."

***




















Aku suka momen Matthew dengan Azzura.
Meski ingin bikin masa denial yang lama, tapi aku sendiri ga pinter bikin cerita begitu. Buang-buang waktu dan tenaga. Hahahaha...

Semoga menghibur ya untuk part ini!

Btw.
Aku jualan masker kain nih di shopee.
Mumpung lagi promo 6.6 beli 1 pcs aja bisa free ongkir.
Ayok dong dibeli, biar cepet abis.
Hohohoho.

Nama tokonya "Raadheya Corner."

Mampir dan beli yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mampir dan beli yaaa....
Hahahahaha.

See yaaa... ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReservedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang