"Jadi, saya kira sampai di sini saja rapat kita hari ini. Semua pembahasan mengenai proyek pembangunan hotel yang baru akan di jadwalkan ulang, menyusul keputusan rapat yang tidak menemui titik terang hari ini. Demikianlah hasil rapat hari ini. Kalian boleh keluar."
"Siap sajangnim."
Berikutnya yang terdengar hanyalah suara decitan kursi yang ditarik dan kemudian dirapikan kembali serta suara derap langkah kaki yang mengarah pada pintu keluar.
"Jihoon-ah, ayo."
"Tunggu sebentar, hyung." sahut Jihoon yang kini tengah menyandarkan tubuh nya pada kursi yang di duduki nya.
Jihoon atau yang lebih dikenal dengan nama Park Jihoon adalah salah satu contoh pengusaha sukses di usia muda. Bagaimana tidak? Di usia nya yang kini memasuki 23 tahun, pemuda tersebut telah sukses menjadi CEO perusahaan YH Grup, menggantikan ayah nya Park Young han.
"Apa jadwal ku selanjut nya, Jisung Hyung?."
Jisung mengeluarkan iPad nya dan memeriksa semua jadwal Jihoon hari ini.
"Setelah jam makan siang, akan ada pertemuan dengan investor dari Jepang. Mereka meminta untuk bertemu dengan mu langsung."
Jihoon menganggukan kepala nya. "Baiklah, ayo hyung."
Jihoon berdiri dari duduk nya dan berjalan keluar dari ruang meeting tersebut dengan Jisung yang mengikuti nya.
Jihoon berjalan menuju lift yang akan membawa nya ke ruangan di lantai 10 gedung YH Grup, yang mana itu adalah ruangan nya serta petinggi perusahaan yang lain.
"Hyung,tolong pesankan aku beberapa makanan. Aku akan makan di ruangan ku saja." pinta Jihoon, saat keduanya telah berada di dalam lift.
"Baiklah. Kurasa kau juga harus butuh istirahat. Aku tahu semua project baru kita sangat menguras tenaga mu, tapi kalau kau harus sakit karna ini, aku akan mengosongkan seluruh jadwal mu." tegas Jisung.
"Tidak akan, hyung. Aku akan istirahat nanti, setelah makan siang."
Ting!
Suara dentingan lift yang terbuka menghentikan percakapan mereka. Mereka keluar dari lift tersebut. Baru beberapa langkah, ponsel Jihoon bergetar, dengan getaran yang terasa lama.
Jihoon merogoh saku kanan jas nya, dan melihat nama ibu nya sebagai id caller.
"Nde eomma."
"......."
"Tidak bisakah lain kali saja?."
"........"
"Ayolah eomma. Ini sudah yang kesekian kali nya eomma menjodohkan ku. Apakah eomma tidak bosan?."
Jihoon membuka pintu ruang kerja nya dan langsung duduk di sofa, disusul Jisung pada sofa di seberang nya. Jisung terlihat sibuk dengan ponsel nya sendiri.
"Aku tidak akan datang. Kalau eomma tetap memaksa, aku akan mengacaukan nya lagi. Minimal aku akan membuat perusahaan milik orang tua nya mengalami guncangan finansial yang cukup besar." ancam Jihoon.
"........"
"Eomma tidak bisa melakukan itu padaku!."
"........"
"Arghhh baiklah. Aku akan datang. Eomma puas?. Kirim kan saja nanti alamat nya."
Jihoon mematikan panggilan tersebut setelah mendengar tawa puas ibunya.
"Perjodohan lagi?." tanya Jisung to the point.
"Ya seperti biasa, tapi kali ini eomma bilang dia akan benar-benar menghapus ku dari daftar ahli waris kalau aku masih tetap menolak."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married {B. Jinyoung x P. Jihoon}
FanfictionDi jodohin? Nikah? Kata yang sangat horor untuk Bae Jinyoung -Seorang penyanyi sekaligus model papan atas Korea Selatan- yang masih ingin menikmati masa muda nya dengan bebas. Kata yang sangat membosankan untuk Park Jihoon -seorang CEO dari perusah...