Jinyoung menyandarkan tubuh nya pada pintu kamar. Tersenyum jahil pada Jihoon yang kini bersedekap dada.
"Jadi sunshine, bagaimana? Kau harus meluangkan waktu hari minggu nanti untuk makan malam keluarga."
"Aku tidak bisa. Aku sibuk. Kau saja yang kesana."
Jinyoung mendesah pelan. "Kau mau dianggap anak durhaka karna melawan orangtua? Aku juga sibuk, tapi aku mencoba meluangkan waktu."
Jihoon memicingkan matanya. Menatap curiga pada Jinyoung. "Kau merencanakan sesuatu ya? Kenapa kau menyetujui makan malam ini?."
Jinyoung mengacak rambut nya. Kesal pada Jihoon yang menuduh nya.
"Aku terpaksa. Kalau kita tidak mau, orangtua itu akan merencanakan nya lagi. Memaksa terus sampai kita bersedia datang."
"Ya sudah. Ku usahakan nanti datang."
Jihoon kemudian berjalan kearah pintu kamar.
"Minggir Bae Jinyoung. Aku mau mandi. Menyingkir dari pintu, kau menghalangi jalan."
Jinyoung tidak menurut. Sebaliknya, Jinyoung mendekatkan badannya dengan Jihoon.
"Hei Jihoon, mau mandi bersama? Hmm." tanya Jinyoung sembari menaik turunkan alisnya.
Jihoon ikut mendekatkan badan nya. Bahkan kini sebelah tangan nya sudah mengalung indah di leher Jinyoung. Bibir nya berada tepat di telinga Jinyoung, seraya berbisik pelan.
"Ayo mandi bersama, Jinyoungie. Tapi..."
Jinnyoung menatap Jihoon dari ujung matanya. Menunggu kelanjutan perkataan Jihoon selanjutnya.
"....Dalam mimpi mu!."
"Ouchh."
Jinyoung mengaduh. Jihoon baru saja menginjak kaki nya dengan tidak berperikekakian.
"Park Jihoooonnn! Awas kau ya!." amuk Jinyoung yang kini sedang meniup kaki nya.
*****
Jinyoung menatap tajam pada Jihoon. Setelah insiden tadi, Jihoon berusaha meminta maaf tapi Jinyoung bahkan mengabaikan nya.
"Heiii Jinyoung, maaf. Siapa suruh kau menggoda ku seperti tadi."
Jinyoung masih diam. Jihoon tidak menyerah.
"Astagaaa, baik-baiklah. Aku mengalah. Kau mau apa sekarang?."
Jinyoung tersenyum. Jihoon cemberut.
"Aku lapar. Buatkan aku makanan. Jangan coba-coba untuk delivery, atau aku tidak akan memaafkan mu."
"Aku tidak bisa memasak!"
"Aku tidak mau tau. Terserah kau mau memasak apa."
Jihoon menghela nafas dengan berat. Dengan malas, Jihoon menyeret langkah nya menuju dapur.
Saat sampai di dapur, Jihoon membuka resep-resep makanan melalui ponsel nya.
"Dia menyuruh ku untuk memasak apapun kan? Hmm. Tunggu pembalasan ku Bae Jinyoung."
*****
Jihoon meletakan ramyeon buatannya di hadapan Jinyoung yang tertidur di sofa.
"Jinyoung, bangun! Ini makanan mu."
Jinyoung membuka matanya. Kemudian melirik ramyeon yang terhidang di meja.
"Kau bilang tidak bisa memasak, lalu ini apa?."
"Yahh hanya mie kan? Tinggal direbus, dicampurkan beberapa bahan tambahan dan simsalabim, jadi."
Jinyoung menatap curiga pada Jihoon. "Kau tidak meracuniku kan?."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married {B. Jinyoung x P. Jihoon}
FanfictionDi jodohin? Nikah? Kata yang sangat horor untuk Bae Jinyoung -Seorang penyanyi sekaligus model papan atas Korea Selatan- yang masih ingin menikmati masa muda nya dengan bebas. Kata yang sangat membosankan untuk Park Jihoon -seorang CEO dari perusah...