Jam dinding sudah menunjukan pukul 8 malam, namun pemuda tersebut masih terlihat serius dengan dokumen yang ada ditangannya. Beberapa dokumen lain juga tertumpuk rapi disisi kiri pemuda tersebut. Sesekali tangan nya membetulkan kacamata yang bertengger dihidungnya. Terlalu serius, pemuda tersebut bahkan tidak mendengar suara pintu yang dibuka dan langkah kaki mendekat.
"Jihoonie, sudah, makan dulu. Kau belum makan apapun dari tadi siang." sebuah suara menginterupsi kegiatan sosok pemuda bernama Jihoon tersebut.
"Sebentar lagi, Jisung hyung." jawab Jihoon, yang kini sibuk mencoret beberapa hal di dokumen yang sedang dibacanya.
Jisung menghela nafas, pasrah. "Aku tau kalau saat ini perusahaan sedang mendapat banyak masalah, tapi jangan sampai kau sakit karna hal ini. Kalau kau sakit, siapa yang akan mengurusnya nanti?."
Jihoon menghentikan kegiatannya. Melepaskan kacamata, dan mengurut pangkal hidungnya. Jihoon meregangkan badan, sebelum akhirnya mengikuti Jisung yang sudah mengambil tempat disofa, dengan beberapa makanan sudah tertata disana.
"Hyung, bagaimana bisa seperti ini? Kita langsung mendapat 2 claim dari customer." ucap Jihoon, yang kini melahap potongan ayam ketiganya.
Jisung meletakan sumpitnya sebelum menjawab pertanyaan Jihoon.
"Saat pengecekan, tidak ada masalah. Tidak ditemukan adanya NG noise atau bahkan low speed. Tapi saat sampai ditangan customer dan dipakai, ada beberapa barang NG." jelas Jisung.
Mendesah lelah, Jihoon menyandarkan kepalanya pada punggung sofa.
"Sekarang kita harus mengganti semuanya. Ada 2 pallet barang NG noise, dan 3 pallet barang low speed yang baru saja masuk ke werehouse. Hyung, berapa persediaan yang ada di gudang?." tanya Jihoon.
Jisung mengambil ponselnya. Mengecek email berisi laporan terbaru yang dikirim oleh bagian werehouse.
"Kita bisa mengganti barang yang NG noise--" Jisung menggulir layar ponselnya, "...dan untuk barang yang low speed, kurasa kita hanya bisa mengganti 2 pallet saja. "
"Kirimkan besok hyung. Haaa ini sungguh menambah pengeluaran perusahaan. Mengganti barang yang NG seperti itu tidak mudah. Kita harus mengeluarkan lagi uang untuk biaya transportasi dan lainnya." keluh Jihoon.
"Lalu, bagaimana dengan sisanya?." tanya Jisung, yang kini sibuk mencatat beberapa hal.
"Kekurangan 1 pallet nanti akan kita kirim kemudian. Barang NG yang ada diwerehouse, minta bagian QC untuk memeriksanya. Besok pagi, aku akan melakukan insepeksi. Aku ingin melihat langsung bagaimana karyawan kita bekerja. Apakah sudah sesuai dengan IK atau belum." sahut Jihoon, yang mendapat anggukan sebagai balasan dari Jisung.
Jihoon bangkit dari duduknya, berjalan kearah meja kerja dan mengambil beberapa barang sebelum berjalan keluar dari ruangannya.
"Hyung, aku duluan. Sampai ketemu besok pagi, Jisung hyung." salam Jihoon.
"Sampai ketemu besok, Jihoonie. Hati-hati dijalan." ucap Jisung, yang mendapat anggukan dari Jihoon sebelum pemuda tersebut benar-benar berlalu dari sana.
*****
"Akhirnya kita sampai dipenghujung acara. Sebelum acara ini berakhir, saya akan bacakan beberapa pertanyaan yang datang dari penggemar anda, Jinyoung-ssi. Bagaimana?."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married {B. Jinyoung x P. Jihoon}
FanfictionDi jodohin? Nikah? Kata yang sangat horor untuk Bae Jinyoung -Seorang penyanyi sekaligus model papan atas Korea Selatan- yang masih ingin menikmati masa muda nya dengan bebas. Kata yang sangat membosankan untuk Park Jihoon -seorang CEO dari perusah...