WGM-15

2.1K 323 50
                                    

Jihoon terlihat sibuk memasukan beberapa baju kedalam tas berukuran sedang. Ada pasport beserta tiket pesawat diatas tempat tidur.

"Kau mau kemana?." tanya Jinyoung, yang berdiri diambang pintu sambil bersedekap dada.

"Perjalanan bisnis. Aku ada meeting di Australia, bertemu salah satu investor." jawab Jihoon, yang kini tengah memasukan beberapa berkas.

"Australia? Aku juga akan kesana besok. Pesawat jam berapa?." tanya Jinyoung, yang kini sudah duduk diatas ranjang.

"Pesawat paling pagi, jam 8."

"Oh berarti kita satu pesawat. Mau berangkat bersama?."

Jihoon menggeleng. "Pergi bersamamu jelas bencana. Kau tidak lihat berapa banyak media dan fans yang menunggumu dibandara?. Itu sama saja kau memberi mereka bahan untuk menggosipkanmu."

"Oh ya, kau benar. Ya, susah memang jika orang tampan sepertiku terlihat jalan bersama seseorang."

"Ya ya ya, Bae Jinyoung dan sifat narsis nya. Aku heran, kenapa orang dengan tingkat kenarsisan melebihi batas seperti mu ini digilai banyak orang?. Tidak ada yang pantas dibanggakan darimu. Yah kecuali kemampuan bernyanyimu."

"Kau hanya belum melihat pesonaku yang lain. Lihat dan perhatikan aku, kau akan jatuh cinta padaku."

"Jatuh...cinta?."

Jihoon dan Jinyoung terdiam. Kalimat tadi menyadarkan mereka pada sesuatu. Jatuh cinta. Apakah mereka merasakannya?

"Maaf, lupakan saja yang tadi. Aku hanya asal berucap." ucap Jinyoung, yang mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba canggung diantara mereka.

Jihoon mengangguk kaku. "Ya kau benar."

Jihoon berdiri, dan meletakkan tas nya pada sudut ruangan. Setelahnya kembali lagi dan duduk disamping Jinyoung yang sudah merebahkan tubuhnya pada ranjang.

"Kau tidak bersiap?." tanyanya kemudian.

"Tidak. Semua barang ku sudah siap di apartemen Minhyun hyung. Aku hanya perlu menunggu ia menjemputku. Kau berangkat sendiri?."

"Tidak. Aku bersama dengan Jisung hyung, sekretarisku. Kali ini kau melakukan apa di Australia?."

"Menghadiri acara K-Con dan juga berlibur. Minhyun hyung bilang, dia mengizinkan ku libur setelah jadwal ku yang padat beberapa bulan terakhir ini."

"Ya, bisa kulihat kau bekerja sangat keras. Mengikutimu sehari saja rasanya aku tidak kuat. Bagaimana kau bisa menjalani aktivitas seperti itu?."

Jinyoung mendudukan kembali tubuhnya. Menatap Jihoon dengan tatapan lelah.

"Resiko menjadi artis. Ya meskipun begitu, setidaknya aku bisa membalas cinta yang diberikan penggemar, meskipun aku harus rela kurang istirahat."

Jihoon mengulurkan tangannya untuk menepuk pelan bahu Jinyoung.

"Kau manusia Jinyoung, bukan robot. Bahkan robotpun akan rusak jika terus menerus digunakan tanpa henti. Menyenangkan penggemarmu memang penting, tapi bagi mereka, kesehatanmu juga lebih penting."

Jinyoung menumpukan kepalanya pada tangan kanan, menatap Jihoon kemudian dengan pandangan penuh arti.

"Kenapa? Kenapa kau peduli dan perhatian padaku?."

Jihoon mengedikan bahunya. "Entahlah. Seperti ada dorongan untuk memperhatikanmu terus. Dan aku tidak tahu apa artinya itu."

Dan Jinyoung mengulas senyum tipis yang tidak disadari Jihoon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Got Married {B. Jinyoung x P. Jihoon}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang