BAB 1

2.7K 175 6
                                    


______________________________________

'Merah dan biru, warna yang tidak padu. Tetapi takdir mempertemukan warna itu dalam sebuah kisah cinta.'
______________________________________

Dipagi hari yang cerah, ditengah hutan yang damai, dan diantara kesejukan pagi. sepasang mata saling memandang. Mata merah rubby seterang darah milik sang pangeran dan mata biru shappire sedalam lautan milik seorang putri.

"Apakah kau putri dari kerajaan Phantomhive?" tanya pemilik mata merah itu.

Putri bermata biru itu hanya mengangguk.

"Namaku Ciel... Ciel Phantomhive." Ucap putri itu.

"Ciel...kalau begitu panggil aku sebastian... Sebastian Michaelis." Ucap pangeran itu.

Mereka berdua masih tenggelam dalam warna iris mata mereka masing - masing.

______________________________________

'Sebuah kisah yang tak terduga. Takdir menemukan mereka dari sekian banyak harapan yang bisa ditemukan. Dan memilih mereka untuk merasakan rasanya hidup dalam sebuah kisah.'
______________________________________

Tanpa sadar hati mereka terpikat satu sama lain. Suatu hari, dimalam hari dan dihujan salju pertama turun. Mereka berdua bertemu lagi. Ciel berjalan perlahan disekitar hutan sambil menikmati salju yang turun dengan perlahan. Tanpa Ciel sadari, sebastian memperhatikan Ciel dengan sebuah senyuman yang terukir tipis.

______________________________________

"Sebuah permata biru yang sangat indah terkepung diantara dinginnya salju dan gelapnya malam.''
______________________________________

"Apa yang kau lakukan dimalam hari ini? Apa kau tidak sadar dengan dinginnya salju diantaramu?" Ucap sebastian menghampiri Ciel.

Ciel menoleh ke arah Sebastian.

"Hanya ingin mencari ketenangan." Ucap Ciel.

Sebastian melepaskan mantelnya dan memakaikannya pada Ciel.

"Malam ini sangat dingin. Tidak baik seorang lady berjalan ditengah hutan malam - malam dan sendirian." Ucap Sebastian.

"Aku tidak sendirian. Bukankah ada kau disini." Ucap Ciel sambil memandang lekat mata sebastian.

Sebastian terkejut.

______________________________________

'Rasa cinta yang perlahan mulai tumbuh membuat mereka harus memilih diantara kedua pilhan.'
______________________________________

"Bolehkah aku mengatakan sesuatu putri ciel?" ucap Sebastian.

Ciel hanya diam.

"Jika kau mengizinkan, aku ingin menyatakan perasaanku padamu. Aku mencintaimu." Ucap Sebastian.

______________________________________

'Mencintai dan berpisah. Atau tidak pernah mencintai.'
______________________________________

Ciel terdiam sejenak. Sebastian membungkuk di hadapan Ciel.

"Aku adalah pangeran dari kerajaan Light. Aku ingin melamarmu." Ucap Sebastian.

Sebastian meraih satu tangan Ciel, kemudian mencium punggung tangan Ciel. Salju dengan perlahan berhenti. Seolah - olah waktu tidak ingin melewatkannya.

"Tolong jawab aku tuan putri. Jika kau menolaknya tolong kau jawab dengan jujur. Setidaknya aku tidak akan merasa bersalah." Ucap Sebastian.

______________________________________

'Mereka memilih kisah mereka sendiri. Dan akhir dari kisah mereka adalah konsekuensi pilihan mereka.'
______________________________________

Ciel menatap Sebastian dengan sendu. Kemudian setetes air mata keluar dari mata Ciel dan terjatuh.

"Aku.....aku menerimanya." Lirih ciel.

.

.

.

Masih tahap belajar, tolong dukungan dan saran dari para pembaca....

FAIRYTALE (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang