BAB 2

1.2K 118 1
                                    

                                   .

                                   .

     "aku.....aku menerimanya." Ucap ciel.

                                  .

                                  .

______________________________________

     'Dan mereka memilih mencintai kemudian berpisah. Lembar demi lembar mulai terbuka mengisahkan kisah cinta mereka berdua.'
______________________________________

Sebastian dan Ciel resmi bertunangan. Kehidupan mereka berjalan dengan baik. Hingga tiba disaat resiko pilihan mereka muncul.

"Sebastian menghadap ayah...." Ucap Sebastian.

"Sebastian....anakku, ada yang ingin aku katakan padamu." Ucap Edward ayah Sebastian.

"Apa yang ingin ayah katakan?" ucap Sebastian.

Edward menghela nafas panjang.

"Ada pemberontakkan di daerah barat. Mereka meminta perang dengan tahta disana sebagai taruhan jadi...."

"Aku akan berangkat ayah." Potong Sebastian tiba - tiba.

Edward terkejut dengan kata - kata Sebastian. Sebastian menunduk dihadapan ayahnya. Edward berdiri, berjalan menuju Sebastian kemudian menepuk bahu Sebastian.

"Aku harap kau kembali dengan selamat, aku tidak ingin melihat putri Ciel menangis mendengar kabarmu yang tidak selamat dari peperangan." Ucap Edward.

Sebastian berdiri dan meihat wajah sendu ayahnya. Terlihat raut sedih dimata ayahnya. Edward memeluk putranya.

"Aku harus mengabari ciel." Ucap sebastian.

"Pergilah....jangan sampai dia khawatir. Yakinkan dia kalau kau akan selamat." Ucap Edward.

Sebastian mengangguk. Kemudian berjalan keluar dan meminta pengawal menyiapkan kudanya. Setelah semua siap, sebastian menunggangi kudanya menuju istana Ciel. Sesampainya disana....

"JANGAN BERCANDA!!" Bentak Ciel.

"Dengarkan aku Ciel. Aku berjanji akan kembali." Ucap Sebastian.

Sebastian berusaha menyakinkan Ciel.

"Itu hanya prediksi saja kan? Aku tidak akan percaya jika hanya prediksi!" Ucap Ciel.

"Percayalah padaku." Ucap Sebastian sambil menggenggam erat tangan Ciel.

"Baiklah...pergilah, tapi jika aku menerima kabar kalau terjadi sesuatu. Jangan harap kau bisa bertemu denganku lagi." Ucap Ciel.

"Terima kasih, aku akan berusaha kembali dengan selamat." Ucap Sebastian.

______________________________________

     'Ucapkan selamat tinggal untuk hati masing - masing.'
______________________________________

Sebastian bersiap bersama pasukannya menuju medan perang. Ciel gelisah didalam kerajaan Sebastian.

"Jangan takut anakku. Sebastian pasti akan selamat." Ucap Edward.

"Aku tidak takut yang mulia raja. Aku hanya gelisah." Ucap Ciel.

Catherine menggenggam tangan Ciel lembut.

"Tenanglah anakku. Sebastian tidak akan membawa kabar buruk." Ucap Catherine.

Ciel menghela nafas. Berusaha menenangkan dirinya.

"Iya yang mulia ratu." Ucap Ciel.

 ~√~

Beberapa hari telah berlalu. Ciel dan Catherine menunggu kabar dari Sebastian.

"Kurir pesan menghadap yang mulia ratu." Ucap salah satu prajurit.

"Bawa dia kemari." Ucap Catherine.

Seorang kurir memasuki ruangan Catherine.

"Salam yang mulai. Hamba disini menyampaikan pesan dari pangeran sebastian." Ucap kurir itu.

"Cepat katakan. Kabar apa yang kau bawa." Ucap Catherine.

"Pangeran beserta pasukan berhasil memenangkan medan pertempuran."

Ciel menghela nafas.

"Tapi..."

Ciel terkejut, matanya terbelalak mendengar ucapan sang kurir. Catherine spontan berdiri.

"Apa maksudmu?" Ucap Catherine.

"Yang mulia raja menyetujuinya dan sudah melangsungkan pernikahan." Ucap kurir.

Catherine menatap Ciel. Wajah Ciel terlihat murung,

"Kembalilah, sudah cukup." Ucap Catherine.

"Baiklah yang mulia." Kurir itu mundur kemudian keluar dari ruangan.

Catherine duduk dan menggenggam tangan Ciel erat.

"Ciel, apa kau baik - baik saja?" ucap Catherine.

Ciel diam, air matanya seperti akan keluar.

"Maafkan suami dan putraku Ciel. Jika mereka menolak maka akan terjadi perpecahan lagi antara kepala daerah dengan raja." Ucap Catherine sambil mengelus kepala Ciel.

Ciel menepis tangan Catherine pelan.

"Aku mengerti yang mulia ratu. Aku sangat mengerti." Lirih Ciel.

Catherine melihat raut wajah kecewa Ciel.

"Maafkan aku yang mulia. Tapi aku ingin pulang sekarang." Ucap Ciel.

Catherine mengangguk. Ciel berdiri dan berjalan meninggalkan Catherine.

~√~

FAIRYTALE (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang