HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN
.
..
Sore hari di kediaman kecil keluarga Hyuga telah tampak dipenuhi oleh banyak warga. Mereka adalah para tetangga dan rombongan se-eRTe keluarga Namikaze. Mereka datang untuk melihat serta menjadi saksi dari acara penting ini.
Rombongan Namikaze datang dengan mengenakan seragam serupa. Batik khas jawa dan tak ketinggalan blangkon sebagai kehormatan bagi para pria. Benar-benar daerah tapi tetap memberi kesan 'WAH'.
Mereka datang dengan membawa banyak bingkisan. Seserahan yang dibawa bukan sembarang hantaran. Khusus untuk Hinata, Naruto memesan barang mahal, berkualitas dan tentunya sangat berkelas. Diantaranya adalah jam tangan Rolex ori yang dapat membuat semua orang ngiri. Tas merk Hermes yang harganya dapat membuat kantong lemes. Dan tentunya kebaya renda yang dibuat langsung oleh desainer ternama. Semua barang-barang itu khusus dibeli untuk sang calon istri. Naruto tak mau asal-asalan, apalagi beli yang kw murahan. Bukan niat pamer, tapi ia ingin terlihat berkesan di hati camer.
Tak hanya itu, masih banyak seserahan lain yang dibawa oleh juragan tanah ini. Ada alat make up mewah yaitu satu set wardah, alat-alat mandi dengan harga paling tinggi, baju-baju gamis yang terlihat manis, makanan, buah-buahan dan tak ketinggalan satu set perhiasan. Semua terlihat glamour sesuai dengan pamor.
Bagi keluarga Namikaze, barang-barang itu tak ada harganya jika dibanding dengan mempermantu Hinata. Minato dan Kushina sudah terlanjur jatuh hati dan Naruto sudah kepalang cinta mati. Apa pun akan mereka berikan asal bisa membawa Hinata pulang.
Para warga di sana tak sedikit yang mengkritik atau pun berbisik-bisik. Barang-barang itu terlihat berlebihan apalagi ini masih acara lamaran. Tapi siapa yang peduli? Toh, ini juga bukan barang dari hasil korupsi. Asalkan bisa memberikan kesan, apa pun akan dilakukan.
"Jadi, Dek Hinata pilih mana? Milih bersedia jadi istri saya atau memilih menerima saya sebagai suami Anda?" tanya Naruto dihadapan hadirin yang datang.
Alis Neji berkedut. Pertanyaan Naruto terdengar aneh di telinganya. Itu terdengar seperti pemaksaan, bukan lamaran. Neji tidak suka. Bolehkah ia memukulnya?
Menengok kepada Abahnya Hiashi yang sejak tadi masih berdiam diri. Mungkinkah karena grogi? Sedang Hinata sang pemeran utama masih saja terus menunduk, apa adiknya itu mengantuk?
Para hadirin yang datang sudah sedikit gusar dan tak sabar ingin segera acara ini kelar. Ini acara pinangan tapi suasananya sangat tegang seperti di pengadilan. Ini lamaran loh, bukan sidang perceraian atau tuntutan gugatan!
Mungkin karena status mempelai lelaki yang terlalu tinggi, sehingga tidak ada yang berani mendominasi."Sa ... saya ...." Yang ditunggu-tunggu akhirnya mengeluarkan suara. Hinata menatap Abah dan Abangnya untuk meminta keyakinan dan kepastian. Mereka berdua hanya memberikan anggukan tanda persetujuan. Mereka bertiga kemarin telah berunding, apa pun keputusan Hinata akan mereka terima. Mereka tak akan memaksa, meski pun Hiashi sebenarnya ingin Hinata bilang "Ya". Juragan tanah dan lurah loh!!
Sementara itu, beberapa pemuda yang hadir di sana sebagai saksi berharap Hinata akan menolak lamaran ini. Belum tempur pun mereka telah kalah ajur dan Naruto menang mujur. RUPA, TAHTA DAN HARTA Naruto punya, sementara mereka hanya bermodal cinta. Sampai kapan pun Naruto tak akan tersaingi kecuali Hinata yang menolak sendiri.
"Jadi ....?" Naruto sedikit tak sabaran karena Hinata masih saja bungkam. Suasana rumah tiba-tiba jadi sedikit mencekam. Keringat panas dingin membanjiri para hadirin. Hanya menunggu jawaban YA atau TIDAK bahkan bisa membuat jantung cepat berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Gaje - End [REPOST]
Random[WARNING!] (Banyak typo, cerita absurd, mengandung bahasa vulgar, tulisan ga jelas) {Slow Update} Untuk 17+ Hinata adalah pegawai koperasi biasa. Namun tiba-tiba seorang lelaki pirang tampan yang mengaku lurahnya datang dan mengatakan ingin melamar...