SEPULUH

926 85 42
                                    

HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN

.
.
.

Naruto berangkat kerja dengan kepala tertunduk dan wajah tertekuk. Semalaman ia tidak tidur, dan kini matanya mulai merasakan kantuk. Lagi-lagi ini semua gara-gara ulah sang kakak iparnya. Kemarin malam, Neji mengajaknya begadang dengan dalih nonton sepak bola.

Neji beralasan tak berani nonton sendirian karena takut diganggu oleh setan. Rumah Naruto masih baru, jadi kemungkinan masih banyak para penunggu. Selain itu, Naruto belum mengadakan ritual tasyakuran, oleh karenanya pasti ada jin-jin yang masih berkeliaran.

Neji berkeyakinan jika sebuah rumah belum pernah didoakan, otomatis masih dihuni oleh sosok-sosok mistis.
Alhasil, Naruto pun harus menemani kakak iparnya itu untuk tidur di depan tivi. Neji memintanya langsung di depan Hinata, mau tak mau Naruto memang harus bersedia. Dia tak bisa menolak demi pencitraan di mata istrinya.

Meski tak suka, namun Naruto tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa merutuki segala nasib sialnya. Nejilah yang tetap paling berkuasa, sementara dia hanya bisa menjadi abdinya.

Naruto itu SUKAR (Suami-suami takut kakak ipar).

Jika ada yang bisa menyingkirkan Neji walau sebentar saja, maka Naruto bersedia memberinya dengan gelimang harta. Anggap saja ini sebagai sayembara.

Naruto sudah lelah, ikut campurnya Neji dalam urusan asmaranya sudah di atas batas wajar. Dia sudah seperti jailangkung yang datang tak dijemput pulang tak diantar. Tak ayal jika Neji mendapat julukan si biang onar.

Kalau terus begini, Naruto lama-lama bisa mati. Yang mati di sini maksudnya jagonya. Dia bisa mati karatan dan kedinginan kalau tidak segera menemukan sangkarnya.

Sang jantan akhir-akhir ini terus meronta meminta kebebasan. Tapi Naruto tak bisa membiarkannya keluar sembarangan. Dia bisa bahaya kalau main sradak sruduk masuk kandang.

Apalagi sangkar hangat tujuannya masih selalu diawasi oleh Neji. Neji sudah mendeklarasikan dirinya sebagai algojo, tentu dia takkan semudah itu untuk memberi izin masuk bagi si 'Jago' Naruto.

Naruto memang bisa memiliki Hinata secara status, tapi untuk urusan lahir batin, jalannya tidak bisa terbilang mulus. Hanya karena sebuah ikrar pernikahan, tak kan mampu menghadang Neji untuk tidak ikut campur tangan.

Sudah dijelaskan sejak alur pertama, bahwa Neji akan terus mengganggu dan jadi benalu. Kalau ingin memiliki Hinata, maka hati Nejilah yang harus dilunakkan terlebih dahulu. Neji itu ibarat hama, walau sudah dibasmi tapi tetap akan datang kembali.

Itulah kenapa, dulu Naruto tak pernah memberi tahu Neji tentang rasa ketertarikannya pada Hinata. Neji sendiri yang pernah mengatakan bahwa ia tak suka jika ada temannya yang PDKT pada adiknya.

Padahal alasan di balik larangan itu adalah karena Neji tak ingin adiknya pernah terluka. Jika ada salah satu temannya yang menjadi MANTAN adiknya, maka bisa dipastikan persahabatan diantara mereka akan berubah jadi sangsi, dan Neji tak mau hal itu terjadi.

Namun bila memang ada diantara temannya yang serius ingin meminang Hinata, maka Neji pasti menerima dengan tangan terbuka, asalkan unsur 4G-nya sudah terpenuhi.

Sayangnya, di sinilah letak kesalahan Naruto. Dia tak memberitahu Neji terlebih dahulu tentang lamarannya kala itu. Naruto pikir, Neji pasti tak kan pernah setuju. Mendapat izin dari Neji tak semudah membeli ferrari.

Dan akhirnya kesalah pahaman ini pun terjadi. Yang bisa Naruto lakukan sekarang adalah mengembalikan kembali simpati dari Neji.

Namun apa Naruto peka pada kondisinya saat ini? Jawabannya tidak.

Pasangan Gaje - End [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang