Pertemuan

13 2 0
                                    

Mengapa sangat sulit bagimu untuk percaya padaku.

Padahal aku benar-benar sudah yakin pada hatiku.

Bahwa kamu adalah pemiliknya.

Bukan pelarian, ini benar-benar cinta yang sesungguhnya.

-

Hari ini Saga akan berangkat sekolah seperti biasanya. Pamella akan mengambil alih Rania hari ini. Mereka akan menghabiskan waktu bersama hari ini tanpa Saga. Maka Saga tidak perlu cuti untuk menemani Rania hari ini. Ini bukan karena Saga tidak mau menemani Rania, tapi 2 wanita itu sudah memintanya untuk tidak ikut kemarin malam. Katanya Girls Day Out, jadi tidak boleh ada laki-laki yang ikut pergi. Pamella pun tidak membawa pacarnya pergi.

Saga sudah menyiapkan penjelasan untuk Alea hari ini. Dia akan menemui Alea saat jam istirahat nanti. Saga tengah fokus dengan pelajarannya. Menunggu jam istirahat itu tiba. Sebenarnya bukan hanya penjelasan, dia juga merindukan gadis yang belakangan ini selalu memenuhi pikiran dan hatinya. Bahkan mampu membuatnya melupakan cintanya pada Rania.

Krriiiiiiing !

Bel tanda istirahat telah berbunyi. Dan itu membuat senyum terbit di bibir Saga.

"Senyum-senyum aja yang mau ketemu gebetan" ucapan Edo teman sebangku Saga membuat senyum Saga perlahan memudar. Saga hanya tidak suka ada yang sok tahu tentang dirinya.

"Kata siapa gue mau ketemu gebetan? Sotoy lo Do" bantah Saga tidak suka.

"Satu sekolah juga udah tau kali lo lagi deket sama siapa" Edo memutar badannya menghadap ke arah Saga.

"Seriusan lo? Tau dari mana ?" Saga benar-benar tidak tau banyak orang yang memperhatikan kedekatannya dengan Alea.

"Ternyata otak lo cuma encer buat pelajaran doang. Makanya peka terhadap sekitar, banyak yang perhatiin elo Ga. Apalagi lo pernah nyanyi di panggung buat doi. Siapa sih yang nggak kenal sama seorang kapten basket yang most wanted itu" Edo menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat betapa introvertnya seorang Saga ini.

"Iya juga yaa" pikir Saga yang memang tidak mengetahui dirinya menjadi sorotan akhir-akhir ini.

"Tapi perhatian banget sih orang-orang. Bukannya fokus belajar" sambung Saga menganggap orang-orang yang memperhatikannya kurang kerjaan.

"Astagaaa bego ! siapa coba yang nggak perduli dengan menyatunya pangeran sepak bola dan tuan putri basket" ucap Edo dramatis.

"Lebay banget sih lo Do !" Saga memukul lengan Edo, geli dengan tingkah dramatis Edo.

"Dan satu lagi Do ! gue nggak bego ! elo tuh yang bego" bentak Saga sambil menatap Edo tajam. Saga tidak suka di remehkan.

"Iya gue deh yang bego. Elo pinter terus udah" Edo mengalah. Tatapan Saga sangat membunuh baginya jika dia salah bicara sedikit saja. Saga sangat sensitif.

Saga tidak melanjutkan percakapannya dengan Edo. Dia memilih untuk keluar kelas untuk menemui Alea. Saga rindu. Tatapan gadis itu selalu menghiasi kepalanya.

"Saga !" seseorang memanggil Saga dan membuatnya menoleh ke arah panggilan itu.

Ternyata Rizal yang memanggilnya. Salah satu anggota osis. Saga menatap Rizal mengisyaratkan pertanyaan "kenapa".

"Lo di tunggu di ruang Osis. Lo lupa ya hari ini ada meeting rutin Osis ?" tanya Rizal pada Saga. Dia tahu pasti Saga lupa karena biasanya Saga lah yang menunggu anggota lain untuk rapat rutin.

"Oh iya ! gue kok bisa lupa gini sih, yaudah kalo gitu ayo Zal" Saga segera berjalan menuju ruang Osis dan mengajak Rizal bersama kesana.

"Lo duluan aja, ada yang perlu gue ambil di ruang guru. Bahan meeting juga" jelas Rizal yang akhirnya berjalan berlawanan arah dengan Saga.

ENESTE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang