Mata mu membulat, kamu sama sekali tak takut lagi dengan cowok berjaket kulit itu. Kamu melepas topinya kasar.
"Hya! Appeunde! ". Pekiknya.
"Dasar tolol, aku benar benar takut, tau! ". Umpatmu lirih. Hoseok membungkam mulutmu, lalu merangkul lehermu erat dan membawamu pergi.
"Kemana kau akan membawaku pergi? ". Tanyamu ketika sudah berada di dekat mobil Hoseok. Hoseok memutar bola matanya, melihat lihat kelangit dengan mulutnya yang terbuka.
"Sudah! Mengerti? Ayo! ". Ajaknya riang, membukakan pintu dan langsung mendorongmu kedalam.
"What the heck, sir?!. Are you fu*kin' kidding meh?! ". Dahimu berkerut. Hoseok menatapmu malas.
"Shut the fuck up, honey!. Just leave it all to me". Ucap Hoseok sembari menyalakan mesin mobilnya.
"believe me, tonight will be a "fun" night". Desahnya sambil menggodamu dengan kedipan satu matanya. Akhirnya kamu pun bungkam.Jalanan kota Daegu lumayan sepi. Tentu saja, ini sudah terhitung pukul Dini hari, mungkin sudah pergantian tanggal. Dan Hoseok dengan gilanya mengajakmu keluar tanpa alas kaki dan baju yang normal.
"Ohh.. Come on, dude.. Matamu tak bisa melihat apa yang kukenakan sekarang, huh? ". Tanyamu sambil menunjukkan baju yang biasanya kamu buat tidur itu. Hoseok hanya menatapmu sekilas, lalu pandangannya kembali fokus ke jalan Raya,
"So what? You look so sexy, baby". Lubang hidungmu membesar mendengar ucapan bodoh dari Hoseok itu. Tanganmu sudah gatal dan ingin menarik anak rambut milik cowok disampingmu itu.
"Yakk! ". Pekiknya.
"Sakit tau! ". Balasnya, memukul tangan mu. Kamu refleks mengelus tanganmu.
"Oh! Mianhae! Apakah sakit?! ". Hoseok nampak khawatir, ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan cepat cepat meraih tangan mu.
"Uhh... Hoseok bodoh! Kenapa kau melukainyaa". Bisik nya sambil mengelus dan memijit tanganmu.
"Eyy! Micheoseo?! ". Dengan cepat kamu menarik tangan mu.
"Dasar, tukang mencari kesempatan!". Kamu bisa melihat Hoseok yang tengah menyembunyikan tawanya.
"Cha.. Mari kita pergi". Hoseok keluar dari mobil, cepat cepat membukakan mu pintu.
"Take my hand, sweetheart.. ". Ucapnya sambil mengulurkan tangan nya yang lentik padamu. Kamu terpejam, berusaha untuk menelan kembali umpatan umpatan yang akan kamu lontarkan.
"Hoseok-ah.. Aku tidak pakai alas kaki".
"Ahh! Majjayo! . Kalau begitu, biar aku yang menggendongmu! ".****
Seperti orang tak waras, dengan botol soju di tanganmu, kamu berjalan gontai di pinggiran danau Suseong sambil menggumam tak jelas. Kamu berjalan mendahului Hoseok.
"Hya.. Apa kakimu tak sakit? ". Tanya Hoseok. Kamu menoleh, menatapnya dengan mata sayu mu.
"Ng? Sakit? Cih.. . Disini maksudmu?". Kamu memukul dada mu. Hoseok berdecih. Ia menguap, lalu mengacak rambut nya sendiri. Kamu tiba tiba berhenti,
"Hoseok! ". Matamu membulat.
"Oh! Wae? ".
"Huwee~~~ kau bau alkohol, Hoseok ~~~". Kamu berlari menghampiri Hoseok sambil memukul mukul dadanya.
"Uh? Y/N? Kau..".
"Huwee~ kau darimana sajaa.. Apa kau tak tau aku menunggumu seharian? Menghabiskan hariku hingga aku tak punya waktu untuk sahabatku, oh?. Hoseooook~". Kamu mencengkeram erat dada Hoseok. Hoseok menghela napasnya, ia hendak memelukmu.
"Jangan sentuh aku! ". Bentak mu, mendorong Hoseok dengan kasar. Kamu tertunduk, membuat rambutmu terjuntai kedepan seperti hantu.
"Wae? Kau masih berhubungan dengan wanita lain?. Apa salah ku, oh? ". Kamu terisak sambil memukul dadamu.
"Dan.. Dan juga.. Hiks.. Aku melihat tanda tanda merah di leher mu. Apa yang terjadi denganmu, oh?! . Apa.. Hiks..apa kau sudah digigit vampir, oh?!". Ucap mu melantur, membuat Hoseok hampir tertawa.
"Tck.. Y/N, sudah cukup". Perlahan Hoseok menghampiri mu.
"Duduklah sebentar". Ajaknya sambil menuntunmu untuk duduk di pinggiran danau. Tatapanmu kosong kearah danau itu. Air matamu jatuh, menyatu bersama serat baju Hoseok. Ia masih memelukmu, pelukan hangat yang tak pernah berubah, masih sama seperti dahulu. Kamu menyelusupkan lenganmu kedalam jaketnya, memeluk pinggang Hoseok dengan erat.
"Hoseok, aku sangat menyayangimu..". Ucapmu melantur, namun Hoseok tahu, maksudmu Hoseok disini adalah Min Yoongi.
"nado.. ". Jawab Hoseok lirih, jawaban yang terdalam di lubuk hatinya.
"Y/N-ah.. Jika perjodohan ini tidak pernah terjadi.. ".
"Yeah.. ". Jawabmu.
"Would you be mine? ". Kedua matamu terbuka. perlahan kamu mengangkat kepalamu, memperhatikan Hoseok yang juga melihatmu. Mata kalian bertemu, sama sama menjelajahi setiap inci wajah masing masing. Hoseok tahu kamu mabuk berat. Kedua pipimu yang merona, menggoda tangannya untuk menyentuh.
"Hoseok, kau mabuk ya?. Kau mabuk berat ya? ". Tanyamu sambil cegukan.
"Aniyo.. Aku sudah terbiasa minum. Mana mungkin aku sangat mabuk". Jawab Hoseok. Perlahan tangan nya turun ke rahangmu. Refleks kamu menyentuh tangannya. Ia semakin mendekat, kamu pun menelan ludah. Kamu benar benar tak sadar, pandanganmu berangsur angsur buram. Dan disaat matamu terpejam, terasa sesuatu yang lembut tengah mengulum bibir bawahmu. Bersamaan dengan sentuhan yang menjalar ke tengkuk mu, kelembutan itu mulai beralih ke bibir atas mu.
"Hoseok". Desah mu disela sela momen itu.
"Apa yang.. Kauphh.. Lakukhanh..". Ucap mu terputus putus disaat kamu merasakan bibirmu semakin tertekan dan seperti ada yang menggigit.
"Why? You like it, right? ". Bisik Hoseok ke telinga mu. Membuatmu merinding setengah mati, merasakan hembusan yang mendekat ke lehermu. Kamu mulai mengerti apa yang dilakukan Hoseok terhadapmu.
"Okay, Hoseok-ssi. Stop it". Bisikmu. Tanganmu mulai menahan dada Hoseok, namun gagal. Ia masih mendiami area lehermu.
"Hhnghh~ please~". Kamu menggeliat, berusaha menjauh dari Hoseok.
"Kenapa? . Tidakkah kau ingin tau bagaimana bisa tanda tanda merah itu ada di leher suami mu itu?. Huh?". Hoseok menatapmu tajam. Kamu hanya terdiam, merasakan hembusan angin yang membuat leher basahmu kedinginan. Hoseok melepaskan mu. Ia nampak murung sambil menatap kearah danau.****
Mobil Hoseok berhenti dengan lembut didepan gedung apartemen mu. Semenjak kejadian di danau Suseong barusan, kalian berdua sama sama bungkam. Kepalamu terasa sangat pusing. Kamu berusaha memperjelas pandangan mu.
"Uh.. Hoseok, terimakasih untuk malam ini". Ucapmu lemas. Hoseok sam sekali tak melihat mu, tangannya masih tetap berada di stir mobil. Kamu meraih raih tuas pembuka pintu. Eokh~ eodiya~ batinmu. Tangan mu berusaha mencengkram erat tuas itu, namun pintu nya tak dapat terbuka.
"Hoseok.. Apa kau belum membuka kuncihhmmp.. ". Kamu diserang. ciuman Hoseok memojokkan mu. Ciumannya terbilang kasar hingga kamu terkejut saat lidahnya masuk kedalam mulutmu. Kamu terus memukuli dan mendorong pundak Hoseok, sampai sweeter bagian lehermu turun, mengekspos area pundakmu yang putih dan lembut. Hoseok melepas pagutannya, memberimu kesempatan untuk menghirup oksigen sebanyak mungkin.
"Hoseok, kau sudah tak waras". Ucapmu lemah, membuat Hoseok semakin tergoda. Ia mendekati pundakmu dengan lembut, menciumi setiap inci kulitmu. Hingga sampai ke tengkukmu, kamu mulai menahan jeritanmu.
"Hoseok! Akh..". Kamu tak dapat berkutik, kedua tanganmu sudah berada dalam genggaman Hoseok.
"Call me again, baby~". Desah Hoseok.
"Stop! I said stop!, jerk!". Ntah apa yang dipikirkan Hoseok, ia malah tertawa kecil mendengar umpatanmu. Lalu kembali mengulum bibirmu, mengelus pahamu hingga membuka sweetermu demi meraba perut ratamu. Membuatmu hilang akal dan menyerahkan kontrol sepenuhnya pada Hoseok, sahabatmu.To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Honeymoon
FanfictionI don't know why, even I don't know myself I just know, why.. Cuz it's all fake love... FAKE LOVE