3

195 13 0
                                    

         "Aku bukan sahabatmu, y/n. Aku ingin lebih dari itu".
......
Kamu berhenti di depan pintu kamar mu. Lututmu lemas, hingga tak terasa kamu membuka pintu nya dengan dorongan dari tubuhmu. Remang remang kamu bisa melihat suamimu yang tengkurap memamerkan punggung putih polosnya. Kamu mencoba tenang dan duduk di bibir ranjang. Memandangi manusia yang hatinya sama sekali tak pernah hangat untukmu itu. Sudah ratusan, mungkin ribuan kali kamu berusaha untuk mengambil hatinya. Tapi semuanya nihil. Apalagi yang harus kamu lakukan jika dari hatinya, dia tak menginginkan mu?.  Perlahan kamu menyentuh rambutnya yang hitam pekat. Rambut nya yang selalu membuatmu terpesona. Helai demi helai memenuhi sela sela jarimu. Air mata membanjiri kedua pipimu.
"Min Yoongi... ". Desahmu sembari menjatuhkan kepalamu perlahan di atas punggung nya.
"Just give me a chance... ".

                             *****

         Why am I in love alone?
why am I hurting alone?
Why do I keep needing you when I know I’ll get hurt?
.....
Kamu tersadar dari tidurmu. Matamu menjelajahi setiap sudut kamar. Kamu meraba sekelilingmu. Seperti ada sesuatu yang hilang.
"Min Yoongi? ". Bisik mu. Seharusnya Kamu bangun dari punggung Min Yoongi, namun kamu sama sekali tak menemukannya dimanapun. Apa dia sudah berangkat? Atau dia masih sarapan? Ya Tuhan!  Aku belum menyiapkan sarapan untuk nya!! Aku istrinya, aku harus melayani nya dengan baik. Meski dia sama sekali tak menganggapmu ada, apa kamu masih bisa bertahan??.

Ckleck..

"Ohh..  Sudah bangun rupanya.. ". Dahi mu berkerut melihat cowok dihadapan mu, dengan nampan berisi sandwich kesukaanmu di tangannya.
"Let's have a breakfast, baby". No.. No way.. It's impossible!.  Kamu berjalan mundur.
"Hey.. What's wrong? ".
"Tidak..  Ini semua salah.. Ba.. Bagaimana bisa kau ada disini? ". Tanyamu kebingungan. Kamu menarik rambutmu, mengatasi rasa pening di kepalamu.
"It's okay, baby.. Come here". Dia meletakkan nampannya di atas meja.
"Tidak! Oh God.. Kenapa kau ada disini?! ". Kamu panik. Dia menatap aneh kearahmu.
"What are you talkin' about?. Aku suami mu, sayang". Kamu menggeleng mantap. Dia semakin mendekat, sementara kamu sudah terpojok.
"Sayang.. Tenangkan dirimu".
"Cukup!  Berhenti disitu!". Perintahmu. Dia berdecih. Dengan langkahnya yang panjang, dia pun langsung sampai tepat di wajahmu. Rasanya bibirmu terluka saat bibirnya menumbuk bibir mu. Dia memagutmu dengan binal. Memaksa lidahnya memasuki rongga mulut mu dan bergulat dengan lidahmu disana. Benar benar sesak, tubuhmu tak dapat berkutik sekarang.
"Just, enough, Jung Hoseok!!! ".

"Tidak, sebelum kau jadi milikku!".

Brukk...

Kamu meringis kesakitan. Kepanikan sambil menoleh kiri dan kanan.
"What? Aku dilantai?". Batinmu. Kamu menoleh keatas sana. Min Yoongi...
"Jadi selama ini kau selalu mengendap endap ke kamar ku?". Tanyanya dengan suaranya yang serak itu.
"Hey.. Ambil kamar ini. Sesuka mu. Lebih baik aku tidur di tempat lain daripada tidur dengan mu". Min Yoongi turun begitu saja dari ranjang tanpa melihat mu sama sekali. Kamu menggigit bibir bawahmu. Menahan air matamu yang sedikit lagi akan terjatuh.

                               *****

        Kamu benar benar tak percaya akan apa yang terjadi semalam. Bagaimana Hoseok menjelajahi setiap lekuk tubuhmu, mengecup pundak sampai ke leher mu, mencium mu begitu dalam bagai tak ingin melepaskan mu. Kamu mendesah,
"Hentikan, y/n. Fokuslah memasak sup untuk suami mu sekarang". Batin mu. Haejangguk mu sudah siap, masih panas panasnya kamu angkat dari kompor. Perlahan kamu tuangkan kedalam mangkuk. Tapi sial, tiba tiba tanganmu terciprat kuah yang masih panas itu. Membuatmu terkejut dan refleks kamu menjatuhkan panci. Semua sangat berantakan.
"MWOYA! ". Bentak Min Yoongi. Ia berjalan menderap kearahmu.
"Sayang.. Aku.. Aku minta maaf aku". Ucapmu terbatah batah.
"Kau ini sedang apa sih?  Huh? ". Min Yoongi berkacak pinggang. Kamu tertunduk,
"Aku.. Uh.. Ini sup untuk mu—".
"Dasar bodoh! Kau merusak perabotan rumahku tahu!. Jika tak becus dalam hal ini kenapa kau lakukan?! ". Yoongi menendang panci itu.
"Bereskan sekarang juga! ". Bentak nya lagi. Apa ini? Seperti inikah kehidupan berumah tangga??. Terjongkok jongkok kamu membersihkan sup yang berceceran itu.
"Oh God.. Why you do this to me? ". Seru mu dalam hati.

         "Uh.. Sayang.. ". Sapa mu lirih. Kamu hanya berdiri di ambang pintu kamar. Melihatnya merapihkan dasi dan jas nya.
"Uh.. Aku akan mengantarkan makan siang mu nanti". Ucap mu ragu ragu.
"Aku... Aku minta maaf.. ". Min Yoongi terus saja sibuk menyiapkan keperluan nya. Ia bagai tak tahu jika selama ini kamu mengoceh dengan nya.
"Sayang.. Tolong jangan marah lagi, ne? ".  Ia malah melewatimu begitu saja.
Brakk..
Lalu menutup pintu dengan kerasnya. Matamu terpejam, sudah tak kuasa menahan  ini semua lebih lama lagi. Ingin mati rasanya hidup dengan seseorang yang tak mencintaimu. Sempat bertanya dalam dirimu sendiri,
"apa yang salah dengan ku?. Mengapa kehidupan serasa memukulku sedemikian keras?". 

Haruskah kamu mengakhiri nya??.

Dengan sesenggukan kamu bangkit.

Yeah.. Y/N...
Semua ini harus berakhir..
Sedikit lagi kamu sampai dan meraih pisau dapur itu... 
Ohh.. Pisau yang cantik..  Rupanya dia begitu sopan, apa kamu tidak melihatnya? Pantulan wajahmu disana.. Yeah... Dia menatapmu, Y/N..
Bukankah hanya dia yang menatap mu balik??.
Tak usah bicara lagi..
Cukup dekatkan dia di pergelanganmu..
Biarkan dia merasakan denyut nadimu..
.
  .

Dingdong ~~
"Eokh!". Pekik mu. Langsung menjatuhkan pisau tajam itu. Degup jantungmu tak karuan.
"Oh.. God.. ". Tanganmu meremas kain baju mu. Sementara bel terus berbunyi, kamu berlari kecil menuju pintu.
Ckleck..
"Hai?. Boleh aku masuk?".

                               ****

      Dengan sesenggukan kamu menelan sup Haejangguk.
"Kenapa asin sekali? ". Tanyamu.
"Tck.. Usap dulu ingus mu, dasar bodoh". Jung Hoseok melempar dua lembar tissue ke muka mu. Yeah.. Hoseok yang datang ke rumahmu.
"Hya!". Bentak mu.
"Oh?  Apa? Ahh.. Iya ya, ". Hoseok melemparkan dua lembar tissue lagi ke muka mu. Kamu mendelik kearahnya.
"Apa? Kata Kartun kesukaanku, bila menangis, dia butuh 4 lembar tissue.. Kupikir kau juga begitu".

-_-#

"Hoseok.. You got no jams".
"Ppffftt.. Kkkkk~ boleh juga.. ". Kekeh Hoseok. Kamu masih menangis melihat Haejangguk mu.
"Kenapa kau beli sup ini?!". Hoseok hampir tersedak.
"Bicara apa kau ini?. Hya.. Kau semalam mabuk, tentu saja aku belikan penawarnya. Kau ini bagaimana.. Seharusnya kau berterima Kasih padaku.. ". Celoteh Hoseok. Kamu mendesah, lalu membanting sendokmu begitu saja.
"I'm done.. ". Hoseok berkedip kedip,
"Hya.. Waeyo?". Kamu tertunduk, melihat celemek mu yang kotor dan bau sup Haejangguk.  Dengan mata merahmu kamu menatap Hoseok,
"Kau buta, ya?". Ucapmu dingin,
"Aku bangun pagi pagi, memasakkan sup sial ini agar dia tidak mabuk lagi, dan karna kesalahan kecil saja dia marah padaku". Wajahmu bersembunyi dibalik kedua telapak tanganmu. Kamu bisa mendengar dia mendesah dihadapanmu.
"Mianhae.. Aku.. Aku tak bermaksud untuk mengingatkan mu.. ".
"Sudahlah.. ". Kamu bangkit sembari mengusap air matamu.
"Aku harus membersihkan tubuhku".
Grep..
Hoseok menggenggam pergelangan tanganmu. Ia membalikkan tubuhmu, merengkuh mu masuk kedalam pelukannya. Matamu berkeringat. Tanpa babibu lagi kamu memeluk balik pinggang nya. 
"It's okay.. I'm here.. ". Dengan lembut Hoseok membelai rambutmu.  Menyelipkan surai mu ke telinga. Melihat lehermu, matanya membulat. Tanpa kau tahu, dia tersenyum kecil melihat bekas memerah disana.
"Awesome.. ". Bisik Hoseok.
"What? ". Kamu menjauhkan tubuh Hoseok darimu.
"Apa? ".
"Barusan kau bilang apa tadi? ".
"Ng?  Apa sih? ". Hoseok pira pura bodoh.




To be continued ....


       

      

HoneymoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang