"Aku sama sekali tak mengerti.. Sebenarnya, seperti apa aku dimata nya, oh?. Seonggok sampah? Ah.. Ya.. Sepertinya iya.. ". Kamu memijit pelipismu. Kamu benar benar kacau sekarang, disamping Hoseok kamu menangis sekencang kencangnya. Hoseok menghela napasnya kesal. Ingin rasanya dia menyuruhmu untuk berhenti menangis, merangkul mu kedalam pelukannya, namun sayang, jarak kalian tidak memungkinkan untuk berdekatan. Disamping itu, Hoseok harus fokus menyetir mobilnya.
"Salahmu.. Ini semua salahmu Hoseok.. Seharusnya kau tak usah menanyakan kotak bekal sial itu! Eokh! Hoseok bodoh.. Kau bodoh, Hoseok! ". Hoseok memaki maki dirinya sendiri dalam hati.
"Kau tahu? Aku sudah seperti keledai yang tak sengaja masuk kedalam rumah penduduk yang asyik bercinta, you know? ". Ucapmu serak. Hoseok kembali mengusap wajahnya kasar.
"Mereka mesra sekali, Hoseok.. Ohh.. I can't do this anymore.. ". Kamu menutupi wajahmu dengan kedua tanganmu.
"Please.. Don't take me home.. Bawa aku pergi.. Sejauh yang kau bisa, Hoseok.. ". Kamu menyandarkan kepalamu pasrah.******
"Enghhhahahahah.. Waahha". Kamu berlari sempoyongan. Sementara Hoseok kewalahan, berusaha menangkapmu.
"Y/N! Kau sudah gila?! ". Bentaknya.
"Kemarikan botol soju nya! ".
"Ck! Mwoya! ". Bentakmu, menghempaskan tangan Hoseok yang hampir saja merebut botol beling itu dari tanganmu.
"Y/N sudah, cukup!. It's too much, Y/N!".
"Hya! Jangan membentakkuuu! ". Pekikmu, hingga tenggorokanmu sakit.
"Ya Tuhan.. ". Hoseok menyeka keningnya. Dia berdecak, dengan kasar merebut botol soju dari tanganmu hingga botol itu menghantam tanah dan pecah. Matamu sempat terbelalak.
"Hya.. How dare you? ".Plakk!
"Bit*h! I'll kill ya! ". Kamu memukul Hoseok dengan brutal, sampai Hoseok tak sempat menangkis pukulanmu. Hingga Kalian berdua terjatuh bersama di atas tanah. Hoseok hanya bisa pasrah. Sementara pukulanmu semakin memelan. Kamu terisak, lalu menjatuhkan kepalamu di dada bidang Hoseok.
Kamu mulai tenang sekarang. Hoseok menemanimu memandang langit. Kalian sama sama telentang dibawah langit. Matamu terpejam, merasakan dinginnya angin malam yang membelai rambutmu hingga menyelimuti wajahmu.
"Perempuan itu duduk diatas meja kerja nya... ". Ucapmu lirih.
"Dengan mesra, Yoongi memeluk pinggang ramping perempuan itu". Kamu tiba tiba terbahak, Hoseok sedikit takut melihat keadaan mu sekarang.
"Ya Tuhan.. Aku berani bertaruh, pasti bibir perempuan itu mati rasa. Min Yoongi melumatnya seperti itu..". Air matamu mengalir, hampir memasuki daun telingamu.
"Uh.. Hey, Y/N!!. Bintang jatuh! ". Ucap Hoseok tiba tiba, berusaha mengalihkan topik yang sedang kamu bahas. Matamu sedikit terbuka,
"Cih.. ". Decih mu,
"Jangan bodoh.. Siapa tahu jika itu bukan Bintang". Hoseok menoleh kearahmu,
"Ng? ".
"Apa kau tidak tahu?. Jika buang air besar.. Para astronot akan mengeringkan feses nya terlebih dahulu sebelum di buang keluar angkasa. Feses itu lama lama akan mendekat ke bumi, lalu terbakar oleh atmosfer, hingga dari sini nampak seperti Bintang jatuh".
"Pppffffttt". Hoseok menahan tawanya.
"Apa? Jadi selama ini kau berharap pada ta*i? ". Tanyamu, membuat Hoseok terbahak bahak.
"Hya! Kau menyebalkan ya! ". Hoseok memukul lengan mu. Kalian tertawa bersama.
"Aish.. Y/N-ahh... ". Hoseok mengusap air mata tawanya.
"Sekarang, aku jadi tahu, kenapa selama ini doaku tidak terkabul.. ". Hoseok kembali tertawa.
"Aigooo... Hoseok! Selera humormu itu rendah sekali, omonganku tidak terlalu lucu, Hoseok.. ". Protesmu.
"Maaf maaf... Lagipula, apa yang kau harapkan?? ". Kamu terdiam sejenak, berdecih.
"Hmm... Should i?? ". Hoseok duduk bersila disampingmu,
"Tentu saja! Ohh.. Ayolah.. Aku ingin tahuuu". Paksanya.
"Hmmm... ".
"Ya?? ".
"Bulan Madu.. ". Kini ganti Hoseok yang terdiam,
"Eh? ". Ucapnya.
"Iya.. Aku ingin bulan madu.. ".****
Lampu merah menyala. Jari nya mengetuk-ngetuk stir. Matanya melirik kearahmu yang sudah tak sadarkan diri, mendesah.
"Honeymoon? You want it??". Bisiknya.
"Ohh.. Let's do that, honey.. ". Hoseok menggigit bibir bawahnya.
"Aish! Bicara apa aku ini! ". Hoseok memalingkan wajahnya. Ia berdecih melihat jam tangannya.
"Sudah pergantian tanggal.. ". Hoseok tertawa kecil....
"I don't wanna go home.. ". Bisikmu tiba tiba.
"Lalu? Kemana aku harus mengantarmu.. ". Jawab Hoseok
"I don't know.. ". Desahmu.
"Hya!".
"Aku tidak tahuuu... Pokoknya aku tak mau pulang!! ". Rengekmu seperti anak kecil.
"Huufftt... Okay, sweetheart.. Everything you need.. ".Mobil Hoseok berhenti. Cepat cepat dia keluar dari mobil tanpa membuatmu terbangun. Perlahan dia mengangkat tubuhmu.
"Eokh.. Bau alkohol yang menyengat". Keluh Hoseok. Dengan kakinya dia menutup pintu mobilnya.Cklek..
"Oh! ".
"Sssshh! ". Seru Hoseok, perempuan itu langsung membungkam mulutnya.
"Sorry.. ". Ucapnya lewat gerak bibir. Hoseok langsung masuk kedalam rumah begitu saja, meninggalkan perempuan itu di belakangnya. Sedikit sedikit dia melihatmu yang terpejam di gendongannya. Lehermu yang menjenjang, membuat rambut mu terjuntai.
"Manis nya.. ". Batin Hoseok.
"Uh.. Kamarku saja! ". Bisik perempuan itu. Hoseok berdecak,
"Uh.. Iya.. Gommawo, ne.. ". Lalu tersenyum palsu.
"Ahh.. Sial, aku lupa jika Eonni masih dibelakang ku.. -_- . Padahal aku ingin Y/N tidur di kamar kuuu T_T ". Pikir busuk Hoseok. Perlahan dia menurunkanmu.
"Hey, aku pergi sebentar.. ". Bisik kakak perempuan Hoseok itu.
"YASSS! THAT'S RIGHT, BABY! ". sorak sorai Hoseok dalam hati.
"Uhm.. ". Hoseok mengangguk dingin kearah kakak nya itu. Begitu terdengar suara pintu tertutup, Hoseok duduk disampingmu. Dia menelan ludahnya.
"So pretty.. ". Batinnya. Tangannya membelaimu. Menyingkirkan surai surai rambut mu yang menghalangi kecantikan wajahmu dimata Hoseok.
"Bulan madu? Tadi dia bilang bulan madu?? Ahh.. Apa aku tidak salah dengar? ". Hoseok bicara sendiri.
"What?! So.. So.. She is?! She is?! Still... /?". Wajah Hoseok bersemu merah.
"Yoongi? Suminya itu? Sama sekali belum menjamahnya?! ".
"Oh My God.. Pikiranku mulai lagi.. ". Batinnya.
"Stop it, Hoseok!". Uuppss.. Suara Hoseok membangunkanmu. Kamu terduduk di hadapan nya.
"Oh shit.. She is wake up! ". Batin Hoseok. Jantungnya kini berdegup sangat kencang. Kamu hanya menatap Hoseok dengan wajah mabukmu itu. Dengan tidak berkedip, sesungguhnya Hoseok tak kuasa membalas tatapanmu lebih lama lagi.
"Ohh.. Come on, Y/N. Apa yang ingin kau lakukan padaku~~ ﹋o﹋ ". Batin Hoseok penuh harap.
"Uh.. Y/N-ahh?. Are you okay? ". Bisik Hoseok, sedikit mendekatkan tubuhnya kearahmu.
"Hey... ". Ucapmu serak.
"Ng? ". Tanya Hoseok. Kamu tiba tiba mendongak,
"It's a falling stars.. ". Sontak Hoseok mendongak juga.
"Ahh.. Y/N... Ternyata kau berhalmmmpphh! ".!!!!!!!
Hey!! Sadarlah, Y/N!!!
Hoseok itu sahabatmuuu!. Kenapa kau malah menangkup wajahnya lalu melumat bibirnya?! .
"OMGOMGOMGOMG!!! ". Pekik Hoseok dalam hati. Hoseok sungguh terkejut, matanya membulat.
"Ini terlalu mendadak.. But, i like it!". Batin Hoseok. Kamu terus mendorong Hoseok dengan bibirmu, sampai Hoseok tak sanggup lagi menahan nya. Hoseok terjatuh sementara kamu menindihi tubuhnya. Lumatan mu begitu lembut, semakin lama Hoseok hanyut dalam permainan mu.
Dari bibir bawahnya hingga bibir atas nya. Oh God.. Kamu benar benar sudah tidak waras. Hoseok jadi kewalahan sendiri, sampai sampai dia tak sengaja mendesah. Tangan nya memasuki bajumu. Mengelus punggungmu dengan lembut, bagai teraliri listrik, kamu jadi merinding rasanya. Kamu menyesap, mengulum bibirnya dengan dalam. Mata Hoseok membulat, refleks dia meremas pinggang dan punggung mu. Mencengkram mu hingga meninggalkan bekas bekas kuku nya di kulit mu.
"Ngghh~ sshhtaph.. Youshhp.. Shhould stoph~". Erang nya. Kamu menurutinya. Kalian sama sama terengah engah. Hoseok menatapmu sayu. Ia tersenyum sembari menyentuh lehermu yang nampak berkeringat.
"Sekarang, siapa yang gila? Hmm?".
"Aku". Ucapmu. Hoseok hanya berdecih. Belum sempat dia bicara, kamu kembali menyerangnya.To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Honeymoon
FanfictionI don't know why, even I don't know myself I just know, why.. Cuz it's all fake love... FAKE LOVE