"Uaahh~" . Mulut Taehyung tak dapat mengatup,
"Jadi ini tempat kerja nya. .. Hmm.. Pria yang mapan... ". Taehyung mengangguk. Ia tak peduli dengan mata para pegawai yang lalu lalang melihatnya.
"Eh.. Tunggu, aku tidak boleh langsung menyimpulkan seperti itu.. Bagaimana jika sebenarnya dia hanya OB atau.. Hmm.. Ntahlah.. ". Taehyung terus berjalan,
"Oh! Lift!! Jadi ini namanya lift?! ". Bak manusia purba, Taehyung begitu riang melihat lift di seberang sana."Taehyung, bersikaplah normal".
"Uh.. Okay.. ".
Taehyung menjawab kata hati nya. Didepan lift, taehyung nampak kebingungan . Terlihat dari bagaimana dia menggaruk belakang kepanya.
"Ng.. Bagaimana ini?? Tombol mana yang harus ku pencet". Taehyung derp. Lalu ada seorang pegawai yang hendak memakai lift, dahinya berkerut melihat remaja berkaos kedodoran dengan celana pendek selutut.
"Eh.. Annyeong Haseyo... ". Taehyung mempersilahkan nya untuk masuk.
"Ada perlu apa, nak?. Sedang apa kamu disini?? ". Tanya pria paruh baya itu. Taehyung menggaruk pelipisnya dengan telunjuk,
"Ng.. Aku sedang mencari y/n noona.. ". Pria itu nampak berpikir,
"Hmm.. Nn. Y/N maksudmu?? Istri direktur Min? ".
"Uhm.. Ya, ". Jawab Taehyung ragu.
"Oh.. Biasanya dia selalu berkunjung ke ruang kantor suaminya, mari kuantar". Ajaknya ramah. Taehyung berterimakasih."Orang ini sepertinya ramah.. ". Batin Taehyung menganalisa.
"Oh iya, ada hubungan apa kau dengan Nn.Y/N???".
"Ng.. Aku.. ".
"Ah! Biar kutebak, pasti kau adik laki-laki, bukan?? Kalau tidak salah barusan kudengar kau memanggilnya noona.. " .
"Ah! Haha... Anda sungguh pintar, bagaimana anda bisa menebak? ". Taehyung berusaha membaur.
"Ohohoho.. Tentu saja.. ". Mata Taehyung melihat ke sekeliling, dibelakangnya adalah dinding transparan. Sehingga kita bisa melihat keadaan diluar.
"Uwahh.. Keren.. ". Ucap Taehyung lirih.
"Oh.. Yah.. Yang mencetuskan lift ini adalah ayahnya Tn.Min Yoongi. Kau tahu, bukan? jika beliau arsitek terkenal".
"Oh.. Yah?. Keren sekali... ". Ucap Taehyung. Tiba tiba matanya memicing. Dibawah sana ada sosok yang tak asing,
"Y/N noona? ".
"eh? ". Pria itu mengikuti arah Taehyung melihat.
"Oh! Yaampun.. Dia ada dibawah.. Haha.. Bagaimana ini? Kau sudah terlanjur naik.. Ah.. Tak apa, kau bisa turun nan-".
"Siapa laki laki itu? ". Potong Taehyung.
"Loh, itu Tuan-".
"Min Yoongi? ". Potong Taehyung lagi.
"Kenapa noona tertunduk?. Ah.. Perasaanku tak enak". Batin Taehyung.****
"Min Yoongi, kau belum makan siang, bukan?. Ah.. I.. Ini sup untuk mu.. ". Kamu menyodorkan kotak bekal mu. Min Yoongi menatapnya malas, lalu ia mengeluarkan tangannya yang sedari tadi dimasukkannya kedalam saku celananya. Kamu senang setengah mati melihat tangannya meraih kotak bekalmu. Namun, matamu terbelalak begitu ia melempar kotak bekal itu ke tanah. Sungguh, sangat mudah bagi Min Yoongi untuk menghancurkan hatimu dalam sekejap. Bola matamu bergetar.
"Pergilah". Ucapnya sambil memalingkan muka. Sulit dipercaya .
"Min.. Yoong-".
"Kubilang pergi". Suaranya begitu dingin, membekukan tubuhmu dimana kamu berdiri.
"Tundukkan pandanganmu bila berbicara padaku, orang aneh". Min Yoongi langsung berpaling darimu, meninggalkanmu yang masih kaku disana.Uh.. Hiks..
Tubuhmu hampir saja terjatuh , tapi ada seseorang yang menahan mu. Matamu benar benar buram karna air mata yang berkumpul menutupi kornea matamu. Menggantung dan siap terjatuh.
"Happy birthday, my husband.. ". Ucapmu lirih.*****
Disinilah kamu, terduduk kaku sambil meremas kotak bekalmu yang sudah kosong dan kotor. Matamu menatap kosong kearah semak semak di seberang sana. Daun daun berterbangan tertiup angin. Sesekali menghujani mu. Air mata itu tak dapat berhenti . Terus mengalir begitu saja.
"Yeah.. He's my husband". Jelasmu. Kamu tertunduk, menatap kotak bekal itu.
"Ah.. Taehyung.. Sedang apa kau kemari, oh?. Apa yang sedang kau lakukan? ". Tanyamu. Taehyung menelan ludahnya,
"Uh.. Yeah.. So.. Uh.. Aku.. Aku hanya ingin tahu se.. Seperti apa suamimu". Pada akhir katanya suara Taehyung makin mengecil. Kamu masih sempat tertawa kecil di sela sela tangismu.
"Yeah.. Kau sudah lihat sendiri.. ". Ucapmu sombong. Taehyung yang duduk di sebelahmu itu mengatup rapat mulutnya. Ekspresi nya tak dapat di tebak, antara marah bercampur sedih. Taehyung mendesah, mengusap kasar mukanya.
"Noona.. Bagaimana bisa kau menikah dengan laki laki brengsek seperti itu?. Apa kau sudah-".
"Gila?". Sambung mu, seolah olah tahu apa kelanjutan nya.
"Ya, Taehyung.. Aku benar benar sudah gila". Lanjutmu, Kamu masih sesenggukan.
"Apa yang harus kulakukan disaat kedua orang tua ku lebih menyuruhku untuk menikah dengan nya?".
"Uh? Dijodohkan maksudmu?? ".
"Ya.. Mencintai seseorang yang tak pernah mencintaiku. Seolah olah cintaku hanya sepihak. Hahaha.. Aku salah.. Bukan seolah olah.. Tapi cintaku memang benar benar sepihak". Ucapanmu terpotong sebab kamu sesenggukan.
"Yak! Noona! Uljimmayo!. Jangan menangis demi orang jahat seperti nya! ". Taehyung mengguncang guncang bahumu. Tangismu semakin pecah, Taehyung yang melihat itu langsung menarikmu kedalam pelukannya.
"Noona.. ". Ucap Taehyung lirih.
"kenapa kau masih bertahan? ". Kamu berusaha tersenyum disela sela sesenggukan mu,
"Aku tak mengerti, Taehyung. Hatiku selalu berkata bahwa dia benar benar ditakdirkan untuk ku. Dan.. Dan.. Aku yakin suatu saat dia akan berubah". Kamu memendamkan wajahmu di pundak Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honeymoon
FanfictionI don't know why, even I don't know myself I just know, why.. Cuz it's all fake love... FAKE LOVE