Chapter 4.

4.9K 422 13
                                    

Pagi hari di Akasuna mansion, terlihat Sasori tengah sarapan bersama putri tercintanya Akasuna Deisa.

"Dad."

"Hn?"

"Kenapa mommy belum tinggal disini?" tanya Deisa menatap wajah ayahnya lekat-lekat

"Belum waktunya sayang." Sasori mengelus surai pirang putrinya lembut

Deisa mengerucutkan bibirnya kesal.
"Daddy bilang secepatnya, tapi sudah dua hari mommy belum tinggal disini juga." gerutu Deisa kesal

"Sabar sayang, jika sudah waktunya mommy akan tinggal bersama kita selamanya." ucap Sasori tersenyum lembut

"Awas kalau daddy bohong lagi." Deisa menatap tajam ayahnya

Sasori terkekeh pelan.
"Daddy tak pernah bohong sayang."

"Huh." Deisa mendengus

"Sudah, sudah habiskan sarapanmu! nanti telat lho." Sasori mengacak surai putrinya pelan

Deisa menepis tangan ayahnya pelan, lalu kembali melanjutkan makannya yang sempat terhenti.

Sasori tersenyum dan ikut melanjutkan sarapannya.
.
.

Naruto berjalan santai ke arah pintu apartemennya, ia sudah siap untuk berangkat kerja.

Cklek.

Naruto membuka pintu lebar seketika matanya membola melihat pria berwajah baby face berdiri didepannya.

"Ohayou." sapa Sasori tersenyum tipis

"Umh oo..oha.yo Sasori-san." balas Naruto gugup, entah kenapa jika berhadapan dengan Sasori selalu membuatnya gugup

"Apa aku menganggumu?" tanya Sasori masih tersenyum

Naruto menggeleng pelan.
"Tidak, tapi aku mau pergi." ucap Naruto, matanya melirik ke arah samping kiri dan kanan Sasori mencari sosok mungil yang biasanya bersama pria didepannya. "umh Sasori-san sendirian?" tanya Naruto ragu-ragu

Sasori mengangguk.
"Deisa sudah disekolahnya, apa aku tak boleh berkunjung sendirian saja?" tanya Sasori menaikan sebelah alisnya

"Eh, bu.. bukan begitu hanya saja tidak biasanya Sasori-san berkunjung sendirian tanpa membawa Deisa serta." jelas Naruto

"Dia tidak tahu kalau aku kemari." sahut Sasori calm

"Huh?" Naruto mengerjap-ngerjap lucu

"Aku ingin mengajakmu keluar." ucap Sasori menatap gadis didepannya lekat-lekat

"Keluar?" beo Naruto

"Hn, apa kau bersedia menemaniku?" tanya Sasori

"Gomen, aku tak bisa Sasori-san." Naruto menunduk merasa tak enak hati telah menolak ajakan Sasori

"Apa alasanmu karena pekerjaan?" tebak Sasori

Naruto mendongak menatap wajah tampan nan imut didepannya, lalu mengangguk pelan.

"Kalau begitu berarti kau bisa menemaniku hari ini." putus Sasori tersenyum simpul

"Eh?" Naruto menatap pria didepannya bingung

"Cafe tempatmu berkerja adalah milikku, jadi kau ku liburkan hari ini." ucap Sasori menjelaskan

Naruto menepuk jidadnya keras, bisa-bisanya ia lupa siapa pemilik cafe tempatnya berkerja. Tapi tunggu dari mana Sasori tahu ia berkerja disana? bukankah ia tak pernah memberitahu pria didepannya ini.

"Aku mencari tahu tentangmu." ucap Sasori lagi seakan mengerti tatapan bingung Naruto

"Eh? untuk apa?" tanya Naruto innocent

Dad, I Want To Have A Mother. (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang