3

4.4K 302 22
                                    

Alika menuangkan saus ganache coklat ke atas Sponge Cake yang tadi di buatnya. Lelehan saus yang dituangnya menutupi cake dan terlihat sangat menggiurkan.

"Hmm... Yummy." Vio mencolek sedikit lelehan coklat dan menjilat ujung jarinya yang kini tertutup coklat.

"Kau ini!" Alika menepuk tangan Vio dan mendelik kesal. "Nanti saja jika sudah selesai, Vi. Kau jorok."

Vio tertawa lepas dan tanpa menghiraukan kekesalan Alika, dia kembali mencolek sisa coklat di tepian cake. Dia menjilat lagi ujung jarinya dan menatap jahil ke arah Alika.

"Yummy," ucapnya lagi sembari tertawa.

Alika hanya bisa menggeleng melihat kelakuan Vio. Ia kembali sibuk merapikan lelehan coklat di atas cake. Dengan senyum puas di tatapnya cake yang semuanya sudah tertutup oleh ganache coklat tadi.

Di ambilnya pisau kue dan diirisnya cake tadi menjadi beberapa bagian. Diletakkannya potongan cake tadi di piring kecil dan di bawanya ke tempat Vio yang sedang duduk di sofa di ruang tengah, menonton DVD drama Korea.

"Ini untukmu, aku sengaja tidak mendinginkannya lagi karena tahu kau sudah tidak sabar memakannya."

"Kau sahabat terbaik, Al!" Tanpa pikir panjang lagi Vio meraih piring kecil berisi cake yang diberikan Alika padanya.

Alika duduk di samping Vio dan menyuapkan cake coklat ke dalam mulutnya. Ia menatap ke layar televisi dan berkata, "apa yang kau tonton?"

"Hwayugi," jawab Vio dengan mulut penuh berisi makanan.

"Apa itu?"

Vio menggeleng pelan dan buru-buru menelan makanannya. Di tatapnya Alika dengan pandangan tak percaya. "Drama Korea terbaru dan sangat terkenal. Pemerannya Lee Seung Gi."

"Siapa dia?"

"Oh Al, tolong jangan bertanya lagi. Aku sedang konsentrasi."

Alika terdiam dan menatap lagi ke arah televisi. Ia sama sekali tidak menyukai drama Korea dan tidak tertarik juga untuk menonton meskipun hampir setiap libur kerja seperti ini Vio selalu mengisi waktunya dengan menonton Drakor (istilah untuk drama Korea). Alika kembali memakan cake miliknya dan mencoba mengikuti drama yang ditonton Vio.

Suara ketukan pintu dari arah depan membuat Alika dan Vio saling berpandangan. Vio mengecilkan volume televisi dan meletakkan piring kosong di meja di depan mereka.

"Kau menunggu seseorang?" Tanya Vio.

Alika menggeleng. "Tidak. Kau?"

"Aku juga tidak."

"Kita lihat sama-sama."

Alika bangkit dari sofa dan mulai berjalan menuju ke arah pintu depan dengan Vio mengikuti langkah Alika. Suara ketukan pintu kembali terdengar. Seseorang di luar sana seperti tidak sabaran meminta segera dibukakan pintu.

"Kau yang buka," seru Vio pelan dari belakang Alika.

Alika memutar kunci dan memegang handle pintu lalu membukanya sedikit. Di depannya berdiri Rara, teman satu kantor Vio di sebuah kantor penerbitan.

"Hai, Al. Boleh masuk?"

"Tentu." Alika membuka lebar pintu rumah dan mempersilahkan Rara untuk masuk.

"Rara!" Vio berseru saat melihat sosok Rara memasuki rumah. "Kenapa tidak mengabariku jika kau akan datang."

Rara tersenyum dan menatap Alika serta Vio bergantian. "Aku sebenarnya ada perlu dengan Alika. Aku pikir akan lebih enak jika aku mengatakannya langsung dari pada lewat telepon."

Dewi Cinta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang