Change

1.4K 152 5
                                        


Malam ini benar-benar sangat dingin. Kueratkan jaket berwarna cream yang melekat ditubuhku. Sedikit lebih hangat seperti ini.

Saat ini pukul 23.21 kst, hampir tengah malam. Aku masih berada disebuah halte bus, berharap masih ada bus yang akan menuju kearah rumahku.

Jika bukan karena jadwal ku menutup cafe hari ini, mungkin saat ini aku sudah ada di rumah. Mandi dan tidur dikasur kesayanganku.

Huffttt,, kuhembuskan nafasku perlahan.

Kulihat sebuah bus yang mengarah kemari. Dan ternyata tebakanku benar, bus itu berhenti didepanku saat ini.

Sepertinya ini bus terakhir, kulihat masih ada beberapa penumpang di dalam sana. Beberapa pegawai kantoran dan seorang siswa SMA. Mereka benar-benar bekerja keras untuk masuk perguruan tinggi negeri, pulang larut untuk mengikuti pelajaran tambahan di sekolahnya. Itu mengingatkanku pada masa SMA ku dulu.

Kupasang earphone yang kubawa sejak tadi, kuputar beberapa lagu favoritku.


__

Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai dilingkungan rumahku. Langkahku berjalan perlahan, sangat sepi tapi aman untuk berjalan sendiri tengah malam seperti ini. Karena ada para penjaga yang menjaga lingkungan ini.

Kunaiki tangga menuju rumah, mataku menangkap seseorang sedang tertidur diatas kursi kayu berukuran besar yang biasa digunakan saat teman-temanku berkumpul untuk minum bersama.

Kudekati sosok laki-laki yang tertidur itu.

“Oppa” ucapku sedikit terkejut.

Ternyata laki-laki itu Minhyun oppa.

“Oppa, apa yang kau lakukan disini?” tanyaku mendekatinya.

Dia tersenyum melihatku, dan berusaha untuk duduk  menghadapku. Dengan badan yang kulihat sedikit sempoyongan dia berhasil duduk dengan punggungya yang membungkuk.

“Wasseoyeo, Nayoung~a” dia tertawa aneh padaku.

Kudekati tubuhnya, dan tercium bau alkohol dari sana. Sangat aneh, bukankah Hwang Minhyun tidak bisa minum.

“Oppa kau mabuk? Berapa botol yang kau minum, bukannya kau tidak bisa minum huuhh” Kupegang kedua bahunya untuk menyeimbangkan duduknya.

Dia melihatku dengan tersenyum “Nayoung~a” panggilnya.

“Wae?” Tanyaku ketus.

Dia tersenyum lagi dengan tubuhnya yang masih sempoyongan.

“Kau tidak bisa minum, kenapa kau minum huuhh?” ulangku sedikit kesal.

“Saranghae” ucapnya dengan kedua matanya menatapku lekat dan sedikit meyeringai.

Aku terdiam sesaat.

“Apa kau merasa mual oppa?  Akan aku ambilkan air sebentar”

Dia menahan tanganku saat aku ingin berdiri mengambil air. Alhasil aku duduk kembali menghadapnya.  Dia memegang kedua tanganku. Dan semakin mendekat padaku.

“Nayoung~a”

Dia berhenti sebentar.

“Tidak bisakah kau meninggalkan idol itu dan kembali bersamaku? Aku menyukaimu Nayoung~a” kata katanya terdengar sangat tulus.
Kulihat dia terus tersenyum padaku.

Aku yang sudah membuatnya seperti ini, apa yang harus aku lakukan padanya.

“Oppa, jaldeureo (dengarkan baik-baik). Dia,, ani idol itu, sudah menjadi pilihanku, jadi tidak bisakah oppa juga mencari orang lain. Banyak gadis diluar sana yang menyukaimu, mereka lebih cantik dan lebih baik daripada aku,,"

“Ani, aku hanya menyukaimu” jawabnya seakan memotong pembicaraanku.

“Oppa” bentakku.

“Wae?  Kenapa kau tidak bisa menyukaiku?” tanyanya dengan nada yang semakin meninggi.

Aku terdiam menahan air mata yang seakan ingin menerobos keluar.

“Kenapa kau diam? Kau tidak bisa memberitahuku alasannya? Nayoung~a jebal” dia menunduk lemas dengan kedua tangannya berada dikedua bahuku.
Entah sejak kapan dia meletakan kedua tangannya dibahuku.

“Mianhe oppa” ucapku lirih.

Dia diam tanpa mengatakan apapun, kudengar deru nafasnya yang sangat tidak beraturan.

“Setidaknya aku harus melakukan ini” ucapnya yang berhasil membuatku bingung.

Dia memegang kedua pipiku dan mencium bibirku dengan paksa. Aku berusaha memberontak saat itu, kudorong tubuhnya agar menjauhiku.

Butiran bening itu akhirnya tidak bisa kubendung lagi. Aku menangis, kudorong tubuhnya yang lebih besar dariku itu untuk menjauhiku.

Kutampar dia saat setelah ciuman itu terlepas. Dia menundukkan kepalanya, tanpa melihatku.

“Mianhe Nayoung~a” ucapnya dengan tatapan bersalah.

Aku berdiri “Ga!! (Pergi)” ucapku dengan nada sedikit emosi.

“Mianhe Nayoung~a, aku tidak bermaksud melakukannya” dia berdiri dan berusaha mendekatiku.

“Garageo (aku bilang pergi),,, pergilah sebelum aku benar-benar marah” pintaku.

“Mianhe Nayoung~a, jinjja mianhaeyeo” ucapnya yang masih berusaha mengemis padaku.

"Garageoyeo jebal" bentakku (tolong pergilah)

Air mataku semakin deras keluar.

“Pergilah, aku benar-benar sangat muak denganmu hari ini Hwang Minhyun” kataku tanpa melihatnya sedikitpun.

Aku berjalan menuju pintu rumahku. Dia masih berdiri disana seakan menyesali perbuatannya barusan.

"Nayoung~a" panggilnya yang masih bisa kudengar dari dalam.

Aku benar-benar tidak bisa menahan air mataku saat ini. Aku tidak menyangka dia akan melakukan itu padaku. Dia sudah berubah, bukan lagi Hwang Minhyun yang aku kenal.

Sangat mengecewakan dia melakukan hal kasar seperti itu padaku.






Kurebahkan tubuhku kasar ke atas kasur kesayanganku. Dengan susah payah ku tutup mataku yang terus menangis agar bisa tertidur.

Aku harap besok pagi aku bisa melupakan kejadian malam ini. Bertemu Jungkook yang berjanji akan datang menemuiku.



__

 __

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anyeooongg readernim,,,

Part 8 akhirnya keluar...
Semoga suka sama lanjutan ceritanya, dan dimohon jangan baper untuk part selanjutnya. 😂😂
Jangan lupa voment ya,,,

Happy read!!

You are Mine - JJK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang