Prolog

159 44 22
                                    

"Ah.. yang bener aja kamu, Ta"
"Iya, beneran, ngapain juga aku bohong sama kamu."
"Febrian yang anak Bumi Bhakti itu, kan?"
"Iya, Kinaan Pradhita Atmajuanda"
"Dia mah rumahnya deket aku, Ta"
"Serius?"
"Dua rius deh"

Dan kini mata sipit itu mengeluarkan cahaya nanar, sedang sepasang mata lainnya makin membesarkan korneanya. Menyakinkan hal yang benar-benar dikatakannya baru saja. Tak lama, setelah aksi saling pandang yang sempat membuat perhatian laki-laki diambang pintu kantin terheran-heran.

Hahaha.. Kerenyahan tawa mereka semakin membuat si laki-laki bingung. Dihampirinya mereka berdua. Dekat kipas angin, sudut kanan kantin bu Sugi memang jadi tempat favorit.

"Eh, gak kesurupan kan kalian berdua?" tanya Bayu yang kini sudah menghampiri Lucetta dan Kinaan. Dengan segelas es cappucino yang masih penuh, berjalan agak mendoyong dan memberi tatapan tajam.

"Yee, setan mana juga yang mau merasuk ke badan Kinaan, kalo ke badan kamu mungkin iya."
"Sialan ni orang!"

Lucetta melahap suapan terakhir soto ayamnya. Berdiri tepat di depan bayu dan menyingkirkan bahunya. "Bu Sugi, uangnya di meja ya." sahut  gadis berambut sebahu itu sembari meninggalkan Bayu di pojokan kantin.

Seperti biasa Kinaan menemani Lucetta ke rumah Tyo. Rumahnya memang tidak jauh dari sekolah, sekitar lima belas menit sudah sampai di depan rumah Tyo.

Berbeda dari biasanya, gerbang rumah itu kini tidak dikunci. Ada satu motor matic terparkir di dekat halaman samping. Firasat Lucetta sudah mulai tidak enak saat hendak turun dari motor Kinaan.

Kelima jarinya bersemangat untuk mengepal dan mengetuk pintu. Sayangnya, belum sempat ketukan mendarat sudah ada Tyo dengan wajah sumringah, tangannya berada di leher seorang perempuan yang Lucetta tidak mengenalinya. "Tyo?" dengan nada yang gemetar namun juga marah, Lucetta memanggil nama laki-laki yang dianggap pacarnya. 

"Eh, Ta," jawab Tyo yang kini menurunkan rangkulan mesra itu, seraya menjelaskan, "In--ni... Inii"
"Pacarnya Tyo" tiba-tiba si perempuan menyodorkan tangan untuk memperkenalkan diri.

Kinaan yang sedari tadi melihat sahabatnya dari luar langsung berlari dan menyeretnya lalu meninggalkan tempat itu. Sudah cukup baginya selama tiga bulan mengenal Tyo sebagai pacarnya, sudah cukup. Cinta monyetnya akan segera berakhir. Tepat di hari kedua setelah mereka merayakannya.

-Sepotong Kisah-

Sepotong Kisah (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang