#12

1.1K 208 22
                                    

Vote ... vote yaa vote > 80

Aku tunggu loh vote dan comment kalian ..

*Jangan bilang kependekan yaa, nikmati aja apa yang sudah aku sajikan. Dan semoga kalian terhibur dengan tulisan pendekku ini.

Happy reading guyss ...




"Keluar kau sekarang dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi. KELUAR!!"Shin hye berdiri sembari berteriak mengusir Yong hwa. Shin hye sangat kecewa tapi dia tidak marah, hanya kecewa kerena Yong hwa mempermainkannya. Dan keputusannya untuk kembali ke Korea adalah salah. Sepertinya dia harus merelakan jati dirinya dan kembali memulai kehidupan kedua yang telah Tuhan berikan padanya. Shin hye tidak peduli lagi, siapa dirinya, siapa ayah kandung putrinya. Shin hye tidak peduli lagi. Dan Shin hye sangat kecewa pada pria ini.

Yong hwa berdiri, mata menatap mata Shin hye yang mengisyaratkan kekecewaan. Untuk sekian kalinya, dia harus melukai wanita ini, untuk kesekian kalinya dia harus mendengar suara kekecewaan yang keluar dari bibir wanita ini dan untuk kesekian kalinya dia harus melihat mata itu kembali kecewa padanya.

"Aku tidak ingin kau pergi lagi Shin hye, aku tidak ingin kau pergi semakin jauh dariku. Maafkan aku ...



***

Shin hye mengusap airmata yang tiba-tiba saja mengalir diatas pipinya. Sungguh sangat menyesal dia sudah mencoba menggantungkan harapan pada pria seperti Yong hwa. Pria yang mempermiankan dirinya, pria yang mempermalukannya sebagai seorang wanita. Lalu bagaimana sekarang? apa yang harus dia lakukan setelah ini.

Shin hye memeluk perutnya saat dia mengingat kalau dirinya tengah mengandung anak dari pria itu. Haruskah dia kembali ke German? Tapi bagaimana kalau orang tuanya tahu, apa lagi ibunya. Shin hye tidak yakin kalau ibunya akan menerima keadaanya saat ini. Hal yang paling memungkinkan adalah dia akan diusir.

"Mama baik-baik saja?" Emma membuka pintu kamar Shin hye dan berjalan mendekati mamanya. Tangan kecilnya mengentuh wajah Shin hye yang terasa hangat dan lembab." Mama menangis? ada apa, apa mama sakit?

Shin hye tersenyum sembari mengambil tangan putrinya dan menciumnya lembut." Tidak sayang, mama baik-baik saja." jawab Shin hye lembut sembari tersenyum.

"Kalau begitu, kenapa belum tidur? apa mama tidak bisa tidur karena bertengkar dengan uncle Jung?

Mendengar perkataan Emma, sontak saja Shin hye langsung mentap kedua mata putrinya itu. Bagaimana Emma bisa tahu kalau dia habis bertengkar dengan Yong hwa. Apa tanpa sepengetahuannya Emma mendengar pembicaraan mereka?

"Sayang, apa kau mendengar kami?

"Mama bertengkar dengan uncle Jung. Kenapa ma? Aku tidak suka kalian bertengkar.

"Sayang, dengar mama yaa... mama tidak bertengar dengan uncle Jung. Terkadang kami sebagai orang dewasa mempunyai pemikiran-pemikiran yang sulit dan berbeda. Saat kami tidak bisa menyatukan pikiran kami, maka hal-hal kecil seperti perdebatan pasti akan terjadi. Tapi, kau tidak usah memikirkan itu dan mama minta padamu untuk melupakannya. 

"Tapi, mama mengusir uncle Jung dengan marah. Aku yakin kalian bertengkar.

"Tidak sayang, mama tidak mengusir uncle Jung. Mama hanya butuh berpikir sendiri dan mama meminta uncle untuk meninggalkan mama. Setelah mama lebih baik kami akan berbaikan. Mama mohon jangan pikirikan masalah orang dewasa.

Emma mengerti dan dia memeluk Shin hye dengan isakan kecil dari mulutnya. Dia tentu saja sedih jika memang Shin hye dan Yong hwa bertengkar. Sejak mengenal Yong hwa, Emma merasa sangat bahagia, dia merasa telah memiliki sebuah keluarga. Ada ayah, ibu dan dirinya. 

"Maafkan mama sayang, tidak seharusnya mama membiarkan uncle Jung masuk dikehidupan kita.



***

Malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya. Malam ini Yong hwa memutuskan untuk pulang kerumah, walaupun ditengah malam. Dengan pandangan kosong Yong hwa membuka pintu rumahnya, dalam keadaan gelap Yong hwa merebahkan diri diatas Sofa sembari menengadahkan kepala dan memejamkan matanya. Mungkin dia akan tertidur disini.

Tapi belum sempat dia terlelap, lampu tiba-tiba saja menyala. Ruangan menjadi terang, membuat Yong hwa tidak nyaman dan memaksanya untuk kembali emmbuka mata. Hal pertama yang dia lihat adalah dia, wanita yang berstatus sebagai istrinya. Wanita itu duduk didepannya sembari menatap tajam dirinya.

"Aku kira kau sudah lupa jalan pulang kerumah. Tapi baguslah, aku tidak perlu menahannya lagi. Kau tahu aku sangat tidak suka bertele-tele dan aku butuh kepastianmu.

Seakan malas dan tidak ingin membahas apapun, Yong hwa hanya bisa memejamkan matanya sembari dia memijat pelan kedua pelipisnya. Sungguh dia butuh istirahat walaupun itu hanya sebentar, dia tidak ingin membahas apapun. Kehidupannya sudah sangat berat saat ini. Dia ingin sekali saja bisa tidur dengan tenang lagi.

"Bisakah kau menahannya untuk besok? aku tidak ingin membahas apapun malam ini dan biarkan aku tidur." Yong hwa berucap dengan pelan seakan sudah tidak ada tenaga untuk melakukan apapun, bahkan sekedar untuk membuka mulutnya.

"Aku sudah bilang kalau aku tidak bisa menahannya lagi. Hentikan sandiwaramu dan katakan padaku dimana wanita itu!!

Yong hwa membuka kedua matanya. Terkejut dengan ynag Sora katakan. Apa yang dia maksud dengan wanita itu? apa Sora sudah tahu tentang keberadaan Shin hye?

"Ck ...kau terkejut aku mengetahuinya? apa kau pikir kau bisa membodohiku. Jangan mengatakan apapun, kau hanya perlu mengatakan dimana kau sembunyikan wanita itu.

"Apa yang kau bicarakan? jangan membuat keributan yang tidak kau pahami." Yong hwa menegaskan kalau dia tidak ingin membahas apapun.

"Kau harus ingat kalau aku ini istrimu, aku istri yang kau nikahi 7 tahun yang lalu. Jika kau berpikir untuk menyingkirkanku seperti yang kau lakukan dulu pada wanita itu. Aku tegaskan kalau aku tidak akan melepaskanmu. 

Yong hwa mengusap kasar wajahnya. Dia mencoba menahan emosinya, sekuat mungkin untuk tidka berteriak pada Sora. Dia tidak ingin kejadian dulu terulang lagi. 

"Aku masih ingat bagaimana dulu kau mengatakan kalau kau mencintaiku. Tidak peduli apa statusmu, tapi kau sangat ingin menikah denganku. Kau meninggalkan istrimu untuk hidup bersamaku. Dan setelah bertahun-tahun kematian wanita itu, entah dia bangkit dari kubur atau apapun itu yang membuatnya kembali dari kematian. Intinya aku tidak akan membiarkannya kembali merebut dan merusak kehidupanku. Kau tidak bisa menjadi pria egois untuk kedua kalinya Yong. Aku mohon, kau harus mengerti seperti apa posisiku saat ini. Jangan jadikan aku sepertinya saat itu, jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi. Seperti yang sering kau bilang, kalau kau lebih mencintaiku dari pada dia." Sora bersimpuh dilantai sembari menangis. Tangisannya membuat Yong hwa tidak tega melihatnya seperti itu. Apa yang dikatakan Sora mampu membuat Yong hwa tersentuh, sampai pada akhirnya Yong hwa mendekap Sora dalam pelukannya. Mencoba untuk menenangkan dirinya walau tidak mengatakan apapun.







TBC ....


My Destiny : It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang