01

183 24 29
                                    

"Stay faithful to the stories in your life." -Paula Hawkins.

..................................................

April 30, 2018, Miami, Florida, USA.

Author P.O.V

Stephen berangkat ke kampus menaiki trem yang ia tumpangi setiap hari. Sewaktu di dalam trem, tiba-tiba handphone-nya berdering.

Ternyata itu adalah video call dari teman kampusnya yang bernama Ben. Stephen pun langsung memakai headset dan mengangkat telepon dari temannya tersebut.

"Hey Stephen!" Sapa kawannya yang berambut pirang tersebut dari dalam layar.

"Yo, Ben!"

"Makalahmu sudah siap?"

"Sedang dalam proses." Jawab Stephen.

"Tebak aku dapat apa?"

kata Ben, tetapi Stephen nyaris tak mendengarkan, perhatiannya teralihkan ketika melihat sosok gadis cantik berkulit putih serta berambut coklat yang masuk dan langsung duduk di seberang tempat duduknya.

Gadis itu ialah gadis nan sama yang ia lihat selama dua hari belakangan. Setiap kali Stephen melihatnya, gadis itu selalu tampak membaca dan mendengarkan musik melalui headset.

Sesekali ia melirik Stephen dan lalu kembali ke dunia fantasi yang ada di dalam bukunya.

"Woy, lihat apaan, woy!" teriak Ben dari dalam layar hingga membangunkan Stephen dari lamunan.

"Ben?"

"Ya?"

"Coba kau lihat gadis itu." kata Stephen membalikkan kameranya ke belakang.

"Astaga, dia sangat cantik. Pantas saja matamu tak berkedip melihatnya."

Stephen pun hanya bisa mengangguk.

"Kau harus mengajaknya berkenalan."

"Tentu, tapi sepertinya jangan sekarang deh."

"Kenapa?"

"Dia sedang sangat fokus membaca bukunya itu."

"Setuju." Jawab Ben.

------------------

Di hari berikut, Stephen kembali melihat si gadis cantik nan misterius di dalam trem tersebut. Kali ini ia memakai rok mini yang dikombinasikan dengan sepatu bot coklat yang panjangnya mencapai lutut.

Ketika Stephen hendak berkenalan, tindakan itu lagi-lagi gagal karena perhatian gadis itu tak dapat dialihkan dari buku nan ia baca.

Di hari ke empat, akhirnya Stephen mencoba untuk berkenalan dengan gadis itu.

Hari ini ia mengucir rambut coklatnya ke belakang dan ia masih dengan buku serta headset yang sama.

"Hai. Aku Stephen."

Sapaan yang terdengar bodoh. Dia pun juga merasa bodoh.

Gadis itu cuma mengangguk tanpa berpaling dari bukunya.

"Kau baru pindah ke Florida, ya? Aku belum pernah melihatmu sebelum empat hari terakhir ini."

Stephen kira gadis itu akan menjawab pertanyaannya, namun sebagai jawaban, dia malah kembali memberikan dua kali anggukan nan kurang pasti. Ia tampak begitu pendiam.

Aku harus berusaha lebih keras lagi supaya dia mau bicara.

Batin Stephen.

"Nama kamu siapa?" Tanya Stephen.

Bagus. Dengan itu dia pasti akan menjawab.

Tapi dia malah diam dan terus membaca lembaran bukunya. Stephen malah mulai curiga kalau gadis itu bisu.

Bel pertanda telah sampai di stasiun pemberhentian kedua tiba-tiba berbunyi, gadis itu langsung mengambil tasnya dan keluar dari dalam trem tanpa menjawab pertanyaan Stephen sama sekali.

Baru kali ini ada gadis yang mengabaikanku. Batin Stephen heran. Dan hal itu anehnya malah membuatnya semakin penasaran. []

Hey Stephen! - [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang