Author POV
Volo dan Cagla mengajak Halsey dan Stephen mengunjungi Holocasta yang merupakan ibu kota dari Holocautus.
"Teman-teman, selamat datang di Holocasta." Ucap Cagla dengan penuh kebanggaan memperlihatkan kotanya.
Holocasta adalah kota indah dengan teknologi super canggih yang dihuni oleh bangsa alien. Kota ini dikelilingi oleh layar hologram, bangunan-bangunan serta masyarakat nan mengapung di udara.
Sedangkan seisi tanah dipenuhi oleh hutan lindung yang sengaja dibiarkan hidup agar tak terjadinya polusi dan terciptanya begitu banyak oksigen yang dibutuhkan oleh alien sebagai bahan bakar piring-piring terbang.
Para alien tidak lagi menggunakan mobil, sepeda, atau pun motor untuk berkendara, untuk menghilangkan polusi udara, mereka menggunakan kendaraan sejenis piring terbang nan dinamakan E-Plug berbahan bakar oksigen.
Sedangkan para alien mengenakan sepatu yang bisa membuat mereka mengapung di udara.
Kota ini dikelilingi oleh layar hologram, bangunan-bangunan serta masyarakat nan mengapung di udara.
Agar Halsey dan Stephen bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, Volo dan Cagla pun juga memberikan masing-masing sepasang sepatu nan bisa mengapung di udara kepada mereka.
"Kota ini juga biasa disebut dengan kota atau dunia hologram, karena kota Holocasta memiliki hologram terbanyak di planet ini." Kata Volo setelah mengenakan sepatu terbangnya kemudian berdiri.
"Jadi, kota hologram itu memang ada." Kata Stephen terpukau akan indahnya kota tersebut.
"Di bumi tidak ada layar hologram, yah?" Tanya Cagla.
"Ada, tapi cuma di film, alias tak nyata." Jawab Stephen.
"Ayo keluar!" Kata Volo tiba-tiba keluar dari E-Plug sambil mengenakan sepatu nan bisa mengapung di udara tersebut.
"Oke, sekarang katakan padaku bagaimana caranya ini." Tanya Stephen keluar dari E-Plug.
"Imbangkan tubuh kalian, santai, pandangan ke depan, jangan kaku dan jangan terus menerus terfokus pada sepatu kalian."
Gumam Cagla turut keluar dari E-Plug, sedangkan Halsey menyusul dari belakang.
"Dan, sepatu ini akan mengikuti apa yang kalian perintahkan padannya." Sambung Volo.
"Sepatu ini cukup menarik." Gumam Stephen nan sudah mulai mahir mengenakan sepatu tersebut.
"Kau bilang ini menarik? Sepatu ini mengerikkan!" Jawab Halsey terdiam sambil menutup mata dengan sepatu yang terus mengapung-apung tak terkendali di udara.
"Kau takut ketinggian?" Tanya Stephen.
"Hanya sedikit trauma."
"Jangan lihat ke bawah, buka matamu. Pandangan ke depan. Tenang, dan sepatu ini akan menuruti apa yang pikiranmu perintahkan."
Halsey pun mengangguk dan mengikuti perkataan Stephen. Perlahan-lahan ia mulai bisa mengimbangkan diri dan menggunakan sepatu tersebut.
"Baiklah sekarang kita akan ke mana?" Tanya Halsey.
"Ikuti kami." Jawab Cagla. Mereka pun mengangguk dan mengikuti langkah Volo dan Cagla.
Saat mereka mulai memasuki khalayak ramai pada kota tersebut, para alien tiba-tiba menatap mereka.
"Kenapa mereka menatap kita?"
"Tentu saja, Steph, cuma kita yang memiliki bentuk nan berbeda dengan mereka di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Stephen! - [Telah Terbit]
Ciencia FicciónPesawat yang ditumpangi Halsey dan Stephen mengalami kesalahan jalur, dan secara tak sengaja melewati area terlarang yang dinamakan segitiga bermuda. Pesawat tersebut pun menghilang dari permukaan bumi sedangkan area segitiga bermuda malah membawa m...