08

104 9 17
                                        

Author POV

Volo dan Cagla berhenti di sebuah pintu yang di dinding sebelah pintu tersebut terdapat sebuah alat pendeteksi keamanan nan begitu banyak.

"Ini alat pendeteksi keamanan untuk apa, Volo?" Tanya Stephen.

"Pintu ini tidak bisa dibuka oleh sembarangan orang, Steph, ruangan ini termasuk ruangan rahasia, hanya bisa dibuka oleh aku, Cagla, dan Lode."

"Itu berarti kalian termasuk orang-orang kepercayaan Lode?"

"Dulunya kami adalah asisten pribadi Lode, tetapi karena manusia yang bangun hanya aku dan Cagla, jadi dia menggantikan pekerjaan kami untuk sementara waktu."

Ucap Cagla sambil menempelkan jempolnya ke alat pendeteksi sidik jari, lalu mendekatkan wajahnya ke alat pendeteksi wajah nan terletak di atas pendeteksi sidik jari tersebut.

"Pendeteksian diterima. Silahkan masuk."

Ucap sebuah suara dari alat tersebut, lalu pintu nan tampak seperti lift itu otomatis terbuka dan otomatis pula tertutup ketika mereka telah memasuki ruangan itu.

Di dalam ruangan tersebut ternyata terdapat ribuan kapsul yang di dalamnya adalah manusia nan tampak tengah tidur.

Stephen dan Halsey pun langsung ternganga melihat kapsul-kapsul itu.

"Mereka ... mati?" Tanya Stephen.

"Tidak. Mereka sedang berhibernasi."—"Lode melarang kami membiarkan orang lain masuk. Tetapi menurutku kalian harus tahu soal ini." Gumam Cagla.

"Bagaimana dengan CCTV? "

"Lode melarang adanya pemasangan CCTV di sini. Karena menurutnya ada beberapa bagian dalam kamera CCTV nan dapat mempengaruhi masa hibernasi."-"Bagaimana pula dengan CCTV di laboratorium-mu, Halsey?"

"Aku meminta Lode untuk mencopot pemasangannya dengan alasan bahwa aku tak ingin diganggu atau ada yang mengintipku selama melakukan percobaan." Jawab Halsey nyengir.

"Cerdas." Kata Volo spontan.

"Sekarang ikuti kami."

Ucap Cagla. Mereka pun langsung mengikuti Volo dan Cagla brjalan mewati ribuan kapsul yang di ujung kakinya terletak riwayat hidup dari orang nan ada di dalam kapsul tersebut.

Setiap orang yang ada di dalam kapsul memakai seragam serba putih dari atas sampai bawah. Wajah-wajah mereka mungkin telah dicuci sebelum dimasukkan ke dalam kapsul hingga semua orang tampak begitu natural.

"Ini semua ... gila." Ucap Stephen.

Ia pun berhenti sejenak untuk melihat sebuah kapsul yang di dalamnya terdapat wajah nan tampak begitu familiar baginya.

Ia menyisihkan sedikit waktu untuk membaca biodata singkat dari gadis yang ada di dalam kapsul tersebut.

Nama : April Gloria.
Tanggal lahir : April 01, 89, Florida.
Profesi : pramugari.

Masa awal hibernasi : August 29, 50.
Masa akhir hibernasi : August 30, 99.

"Halsey, kau ingat wanita ini?"

Ucap Stephen kepada Halsey yang telah berjalan lebih dulu darinya. Halsey pun otomatis berbalik ke belakang, dan menghampiri Stephen beserta kapsul yang diisi oleh seorang gadis bernama April Gloria.

Volo dan Cagla pun juga ikut berbalik dan mengikuti Halsey dari belakang.

"April Gloria?"-"Oh ini pramugari yang menatapmu setiap sekali dalam lima detik di pesawat itu, kan?"

Ucap Halsey terkekeh. Stephen pun mengangguk otomatis.

"Jangan sentuh apa pun di sini." Suara Cagla spontan mengejutkan mereka berdua.

"Di sini memang tidak ada CCTV, tapi keamanan di sini sangatlah ketat. Setiap kali kau menyentuh segala benda yang ada di sini, benda tersebut akan langsung mendeteksi sidik jari kalian, dan jika yang terdeteksi itu bukan sidik jari aku, Volo atau pun Lode. Alarm itu otomatis akan berbunyi,"

Ucap Cagla menunjuk alarm di atas loteng. "Dan penyebabnya adalah, kami akan kehilangan pekerjaan kami. Sementara kalian masuk ke dalam sel tahanan."

"Ada berapa manusia di dalam ruangan ini?" Tanya Stephen.

"Ruangan ini terdiri atas dua puluh lima lantai dan manusia yang berhibernasi berjumlah lima ribu."

"Semua kapsul yang ada di sini merupakan korban dari kecelakaan pesawat?" Tanya Halsey.

"Ya, Profesor, tapi tak semuanya berasal dari kecelakaan pesawat, tapi setiap orang, baik berenang, naik kapal, atau pun pesawat yang memasuki area segitiga bermuda itu akan otomatis tersedot ke dalam pusaran air yang ada di sana yang merupakan portal menuju Holocautus."

"Tunggu dulu, aku sebenarnya punya sangat banyak pertanyaan. Di mana Holocautus ini berada?"

"Holocautus terletak di bumi, tapi berbeda dimensi dengan temoat asal kita."

"Mengapa kami tak berhibernasi seperti mereka?"

"Karena kapsul hibernasi kalian rusak. Sama kasusnya ketika aku dan Volo terjebak di sini dua belas tahun yang lalu."

"Dua belas tahun yang lalu? Astaga, lama juga kalian terjebak di sini."

Ucap Stephen akhirnya kembali bicara

"Apa tujuannya melakukan ini kepada manusia?"

"Itulah yang kami pertanyakan sampai saat ini. Lode sama sekali tak pernah membahas alasan mengapa ia melakukan semua itu kepada manusia." []

Hey Stephen! - [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang