1

4.5K 334 6
                                    

"Perhatiin kumisnya" bisik Jaemin pada Haechan yang baris di depannya. Mata Haechan tertuju pada mulut Pak Hardi yang sedang memberikan amanat upacara. Ia terkekeh.

"Basah ajig" Jaemin ikut terkekeh. "Hujan lokalnya nyangkut haha" Jaemin dan Haechan tertawa.

"Jisung kaki lo!" Jisung segera menarik kakinya. "Kayanya kita bakal terciduk Lix"

"Ya jan ngomong gitu lah bangsat"

"Siapa itu?!" Pak Ago membuka pintu uks.

Felix dan Jisung yang tengah bersembunyi dibalik lemari obat komat-kamit membaca doa.

Jisung melirik Felix

"Elo sih yang ngajak mabal upacara"

Felix mengerutkan alis

"Tapi kan lo mau mau aja"

Keduanya menggelengkan kepala. Dua menit berlalu mereka berdua tak mendengar suara apapun. "Keluar ah kayanya Pak Ago udah gak ada" Felix keluar dari tempat persembunyian.

Mereka berdua pun keluar dari ruangan uks dan tanpa mereka duga Pak Ago berdiri disana menatap dua anak nakal itu tajam.

"Kalian lagi kalian lagi, Felix Jisung! Bapak bosen hukum kalian"

"Gapapa Pak. Kalo bosen kita pergi aja dari hadapan bapak" jawab Felix asal yang dilanjutkan oleh Jisung menganggukan kepalanya cepat.

"Oh jangan-jangan yang mencorat-coret tembok depan pake pilox itu kalian ya?!"

"Lah? Bukan Pak bukan. Kita gak punya uang buat beli pilox Pak. Biasanya itu mah anak geng motor yang corat-coret." Jelas Jisung.

"Iya Pak bukan kita. Coba bapak tanyain Hangyul kelas dua belas, dia kan anak motor" lanjut Felix.

"Ah udah lah ribet. Kalian aja yang bersihin sekarang sampe bersih. Kalo belum bersih juga bapak panggil orangtua kalian--"

"Yah bapak gak asik main panggil orangtua aja--AW ANJIR SAKIT PAK"

"anjir? kamu bilang anjir sama bapak?!" Felix terkena pukulan di pantat dua kali

"Maafin dia pak emang dia mulutnya dari bayi lupa disaring"

"Kamu juga Jisung sama aja!" Pak Ago memukul pantat keduanya. Felix dan Jisung meringis.

Haechan dan Jaemin masih bersenda gurau memperhatikan kumis Pak Hardi. Renjun yang merasa terganggu menoleh ke belakang.

"SSSUTTTT!!!!"

"Sut sat sut sut kalo mau hening baris di depan sono--" ucap Haechan sinis

"Gue kesiangan" jawab Renjun singkat.

"Barisan belakang tuh daerah kekuasaan kita. Jangan mentang-mentang ranking satu lo Ren gak tau aja bapak gua siapa" Jaemin menambahkan.

"Plak...Plak!" segulung koran berhasil memukul kepala keduanya. Bu Gisel melotot. "Daritadi ibu pantau, kalian ribut aja terus. Sekarang waktunya ibu pukul kalian pake koran pagi"

"Kenapa pukulnya gak pake cinta aja bu?" Bu Gisel memukul Haechan lagi.

Bu Gisel terkenal dengan fanatismenya terhadap lingkungan bersih. Kemana ia pergi selalu membawa trash bag yang jadi mimpi buruk murid nuspan.

"Nih dua kantong harus penuh!" Jaemin dan Haechan menghela nafas berat. Renjun tersenyum puas.

"Barisan dibubarkan.."

"Semangat ya" Renjun tersenyum lalu pergi meninggalkan Jaemin dan Haechan yang sibuk mengumpat.

HOMIES [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang