9

1K 152 1
                                    

Baru kali ini dalam hidup Renjun, ia melanggar peraturan. Bel masuk malah keluar sekolah alias mabal.

Renjun mengetok pintu rumah Saeron tapi tidak ada satupun yang menyaut. Renjun mencari Saeron ke tempat lain sambil berusaha menelepon gadis mungil nan rapuh itu.

Felix dan Jisung terpaksa berdesakan dengan kakak-kakak kelas dua belas yang lagi ribut ini. Para guru dan petugas keamanan baru turun dan percuma saja memisahkan mereka.

Ryujin dan Heejin juga sibuk berdesakan dengan para lelaki petarung yang keteknya pada basah karena panas.

Setelah sekian lama, Felix dan Jisung menemukan keberadaan Jaemin, Haechan, dan Nancy yang mulutnya dilakban.

"Akhirnya lo berdua dateng juga. Cepet nyerah" Haechan berbicara dengan nada sombong. "Bentar... bentar.."

"Apaan sih bentar bentar"

"Cape goblok" Felix mengatur nafasnya.

"Lo berdua salah paham. Nancy itu bukan--"

"Mmpphh!!!mmppphh..!!!"

"Nancy sama gue itu bukan--"

"Mmpph!!mmph!!" Nancy terus menggelengkan kepalanya.

Felix mikir keras. Maksudnya Nancy apaan mmph mmpph an sambil geleng-geleng?

"Kayanya Nancy emang pacar lo" bisik Jisung.

Jaemin dan Haechan menatap satu sama lain, curiga dengan Nancy dan Felix.

"Oke. Nancy itu bukan cewek yang pantes diginiin. Nancy itu pacar gue. Dan gue gak mau nyerah. Hajar gue dulu sini" ucap Felix seraya mengambil posisi untuk bertarung.

"Bangsaaaaaattt!!!" Ryujin berhasil menarik rambut Jisung ditambah Heejin yang mukul-mukul Jisung asal tapi emang sakit.

Konsentrasi Felix buyar. Kepalanya pusing tapi melihat Nancy yang matanya udah bengkak karena nangis dia memantapkan hatinya.

Jaemin hendak memukulnya tapi Felix berhasil menghindar. Giliran Haechan yang berniat menendang kaki Felix dan ternyata ia berhasil. Felix terjatuh dan Jaemin menguncinya.

"Anggap aja ini hukuman buat lo yang seenaknya masuk toilet cewek"

Detik berikutnya mobil pemadam kebakaran datang. Mobil itu punya banyak selang lalu air dingin muncrat dimana-mana.

Renjun menemukan Saeron. Perempuan itu ada dipinggir jembatan dan tatapannya kosong.

"Sae? Kamu kenapa?" Renjun terlihat sangat mencemaskan Saeron.

"Renjun? Kok kamu bisa disini? Kamu gak sekolah?"

"Karena kamu nelepon aku sampai 30 kali Sae, aku takut kamu kenapa"

"Ayah" Saeron menunduk.

"Ayah kenapa?"

"Ayah kecelakaan. Tapi aku gak dibolehin liat ayah sama tunangannya" Tangisan Saeron pecah. Renjun sudah menduga hal buruk seperti ini akan terjadi.

Tanpa berpikir panjang lagi Renjun menarik Saeron kedalam pelukannya. Meskipun ia punya banyak pertanyaan, ia menahannya dan membiarkan Saeron menangis sampai puas.

----

Kasarnya, hukuman anak smk itu bisa lebih kejam daripada sma. Buktinya, Felix yang bibirnya kaya habis dicipok iguana, Jisung yang kepalanya divonis hampir botak, Ryujin yang rambutnya lepek banyak gerak dibawah matahari, dan Heejin yang terus menangis sekarang dalam posisi setengah jongkok dan tangan diatas.

Tangisan Heejin makin kencang membuat ketiga temannya menatapnya cemas.

"Heejin udah dong ntar lo capek. Kita masih punya sejam buat kaya begini" Ryujin malah membuatnya semakin menangis.

Alih-alih mengatakan sesuatu untuk menenangkan Heejin, Felix dan Jisung malah tertawa.

"Setan lo malah ketawa! Kasian Heejin"

"Aduh Heejin, lo itu terlalu polos buat gaul sama macan kaya Ryujin tau gak hahaha" Jisung gagal menahan tawanya.

"Heejin, ini pertama kalinya lo dihukum ya?" Tanya Felix dan Heejin mengangguk.

"Tuhkan. Gue, Jisung, sama Ryujin mah udah biasa kaya begini."

"Gue takut dimarahin bunda" Ryujin jadi ikut terkekeh.

"Udah udah jangan nangis." tangisan Heejin perlahan berhenti. Mereka bertiga malah tertawa lagi karena tingkah lucu Heejin.

Jaemin dan Haechan terkurung di ruang "self reflection" sampai jam pulang. Hukuman di nuspan kalau ada yang melanggar peraturan tingkat satu, maka harus memunguti sampah. Melanggar peraturan tingkat dua, memunguti sampah sekaligus mencabuti tanaman liar. Tingkat tiga dikurung di ruangan kosong ini. Tingkat empat dipanggil orangtua. Dan tingkat lima dikeluarkan dari sekolah.

Beberapa menit kemudian pintu terbuka. Renjun dengan wajah kusut ikut duduk terdiam disamping Jaemin dan Haechan.

"Km, kok bisa?" Tanya Haechan singkat.

"Gue mabal" Jaemin dan Haechan hanya kaget.

Berikutnya pintu terbuka lagi dan Jeno datang tapi ia memilih untuk duduk di pojok.

"Jeno? Kenapa lo?" Tanya Renjun.

"Telat. Gue ketiduran sampe jam delapan dan pas lagi tawuran gue baru dateng"

Mereka berempat kembali diam meratapi kesalahan mereka.

HOMIES [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang