3

2.1K 245 6
                                    

Hyunjin gak jadi jalan sama Arin. Katanya Arin lebih memilih setia sama Hangyul. Padahal Hyunjin cuman ngajak jalan bukan ngajak jadian. Dasar cewek.

"Pengumuman pengumuman... untuk Hyunjin kelas sebelas ditunggu di ruang bp secepatnya"

Hyunjin mendecak kesal. Tanpa basa-basi ia pergi menuju ruang bp.

"Sudah bapak peringatkan kamu berkali-kali, kalo disekolah itu kamu belajar bukan dagang. Kamu bisa bikin kantin kita rugi loh kalo begini terus.."

"Permisi Pak,"

"Ada apa?"

"Bukannya saya dipanggil? Hyunjin kelas sebelas"

"Nama kalian sama ya? Bapak gak tau. Maaf ya tapi yang bapak panggil itu hyunjin perempuan ini yang dagang mulu disekolah--"

Hyunjin menatap gadis itu dari samping. Ia menunduk dan memainkan jari-jarinya. "Saya juga dagang pulsa pak dikelas" ucap Hyunjin.

Pak Ago menepuk jidat. "Yaiya dikantin kan gak ada yang jual pulsa. Tapi ini jualan makanan. Gimana kantin gak bangkrut?"

"Maaf Pak, Hyunjin bener-bener minta maaf. Besok Hyunjin gak akan jualan lagi disekolah"

"Terus aja kamu ngomong kaya gitu, lusa kamu pasti dagang lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terus aja kamu ngomong kaya gitu, lusa kamu pasti dagang lagi"

Hyunjin pamit pergi dari ruangan. Ia terlalu malas untuk ikut campur meskipun bisa melawan.

----

Rhujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rhujin. Perempuan bersurai pendek itu adalah satu dari empat kaum hawa yang mengenyam pendidikan dijurusan kontrol mekanik.

Perempuan seperti Rhujin ini langka, sering mendapat pertanyaan "kok masuk kontrol mekanik? Udah kerja mau jadi apa?" Gak tau aja mereka, Rhujin bisa buktiin kalo dia hebat di bidang ini.

"Untuk praktek kali ini, ibu mau kalian berkelompok. Coba Seungmin, Felix, Rhujin, Jisung, kalian kelompok satu ya. Tolong siapkan bahan dari sekarang."

Jisung terduduk lemas. "Kenapa?" Tanya Felix. "Gue males sama Rhujin. Sok iye anaknya". Felix menggeleng "ada Seungmin ini lo santai aja"

Mereka berempat kini duduk bersama. Seungmin si jenius mekanik membuka acara diskusi. "Jadi gaes... gue udah ngedata bahan-bahannya. Tapi sorry gue gak bisa ikut beli soalnya ada acara penting hari ini."

"Nah iya gue juga gak bisa. Gue mesti nyuci kolor" ucap Felix

"Hah? Gak bisa malem aja nyuci kolornya? Sore ini lo ikut beli bahan" Rhujin protes.

"Ya gimana si Felix aja. Kok lo jadi ngatur?" Jisung ini gak tau kenapa sensi banget sama Rhujin cuman gara-gara mereka selalu berbeda pendapat dan berakhir debat. Kali ini juga kayanya bakal gitu.

"Gue bukan ngatur. Gue ngasih saran aja sih"

"Ya tapi kalo orang bilang gak bisa ya gak usah dipaksa. Kalo lo gak punya daleman terus nyucinya malem lo mau pake apa? Kresek?"

"Ya gak gitu juga..."

"Jin lo tuh gak mau kalah banget ya orangnya"

"Heh udah dong lo berdua" Seungmin melempar pensil. "Kalo kelompok gue begini gue mending ngerjain sendiri aja"

"Etetet jangan gitu lah mereka cuman becanda kok hehe ya kan ya kan" Felix merangkul tangan Seungmin.

"Ya intinya gue gak suka orang yang ngatur-ngatur gitu. Kalo Felix gak bisa yaudah berarti gak bisa. Dipaksa juga percuma"

Rhujin menatap Jisung dengan alis berkerut. Apa yang terjadi dengan lelaki di hadapannya ini? Apa yang begitu salah dengan ucapannya?

"Yaudah terserah" Rhujin menghela nafas pasrah.

"Oke. Jadi gue sama Felix gak bisa. Berarti kalian berdua yang nyari bahan. Ntar laporan kerja biar gue sama Felix yang ngerjain"

Jisung melotot. "Hah kok berdua doang sih?"

"Ya kan elo yang bilang kalo Felix gak bisa yaudah" Seungmin ikut emosi dengan sikap kekanak-kanakan Jisung. Rhujin semakin menatapnya heran.

----

"Chan lo marah?" Jaemin menatap Haechan serius. "Keliatannya?"

Jaemin menelusuri wajah Haechan beberapa detik dan menjawab "lu keliatannya kaya lagi nahan pipis" Jaemin langsung tertawa tapi tidak dengan Haechan. Lelaki yang biasanya paling ceria ini tidak menunjukkan ekspresi apapun terhadap lelucon Jaemin.

"Gak lucu ya?" Jaemin diam. "Jangan kaya gini dong ganteng marahin gue aja gapapa daripada di cuekin gini guenya" Jaemin memasang wajah sedih.

"Udah lah lupain aja. Salah gue juga gak ngerti perasaan lo ke Hina."

"Jadi lo mau cari pacar juga?" Jaemin tersenyum miring. Haechan memukulnya "apa sih lo orang gak mau pacaran gak usah dipaksa"

"Iyaiyaiya ganteng iyaaa salah ngomong salah itu maksud gue lo mau es krim gak? Gue kasih dua"

"Hilih kinthil es krim doang"

"Sama chitato"

"Hah?"

"Ditambah sosis so nice"

"Apaan sih lu Jaemin"

"Sama pocky... sama pringles"

"Oke deal!" Haechan merangkul leher Jaemin. Jaemin tersenyum miris.

HOMIES [00L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang