empat.

9K 2.2K 216
                                    

hwang hyunjin, pemuda itu kini berdiri di pinggir lapangan futsal. matanya menyipit, mencari salah satu temannya yang sedang berlari mengejar bola, berusaha merebut bola dari tim lawan.

"kurang ajar! kenapa langsung lari sih?" tanya kim, agak ngos-ngosan. di sampingnya, ada nancy, yang sesekali memegang dadanya.

tadi hwang hyunjin memang tidak pikir panjang dan karena memang jam istirahat mau habis, pemuda itu segera berlari menuju lapangan futsal.

"bentar lagi jam istirahat habis," ujar hwang santai, "bae jinyoung!" panggil pemuda itu setelahnya.

bae jinyoung, pemuda yang dipanggil hwang segera menoleh. melambaikan tangan setelah melihat hwang hyunjin mengangkat tangannya.

setelahnya, pemuda bae itu tampak berbicara pada salah satu temannya lalu menghampiri hwang hyunjin.

"hwang! eh ada kim juga, sama-," ujar bae jinyoung, kalimatnya ia hentikan setelah melihat sosok asing di samping duo hyunjin ini.

"nancy, nama gue nancy," ujar gadis blasteran itu, menyodorkan tangan.

"gue perlu bantuan elo," ujar hwang tanpa basa-basi. hwang hyunjin memang terkenal sebagai detektif sekolah dan pemuda itu lebih suka kalau kasus yang ia tangani selesai dengan cepat.

"bantuan? apa?" balas jinyoung.

kim yang sejak tadi berdiri di belakang hwang juga ikut kebingungan. random banget gitu loh, pake acara nggak ngasih tau tiba-tiba ngibrit.

"itu, kejadian beberapa bulan lalu. di gedung lama, yang yeri itu loh," ujar hwang lagi dan jinyoung langsung mengerti.

"apa yang elo mau tau dari kejadian itu? bukannya siswa-siswi disini nggak boleh mempertanyakaan kejadian itu ya?" ujar jinyoung, balik bertanya.

"emang ngga boleh tapi gue mempertanyakan ini sama elo bukan sama guru-guru," balas hwang dan jinyoung menyerah, "gue harus mulai dari mana?"

"elo bisa mulai dari awal," suruh hwang.

"dari awal, hmm. semuanya berawal dari yeri yang dapet surat dari seseorang," ujar jinyoung.

[v] anthology.✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang