tujuh belas.

7.5K 1.9K 491
                                    

entah untuk yang keberapa kali, trio kwek-kwek kembali menginjakan kaki di universitas gomabda. kali ini tujuannya untuk menemui jung hoseok dengan berbekal sedikit informasi.

sama seperti yang lain, hyunbin juga kenal sama jung hoseok dan pemuda itu tau kalau jung hoseok ini anak teknik industri.

kelas-kelasnya pasti ada di gedung i. maka disinilah mereka, menunggu seorang bernama jung hoseok.

nggak pakai acara janjian karena emang nggak ada yang kenal. cuma beneran berbekal keberuntungan ketemu sama jung hoseok hari ini.

supaya semuanya bisa selesai.

"itu nggak sih?" tanya nancy sambil sesekali melihat handphone-nya yang menampangkan wajah jung hoseok dari instagramnya.

hwang dan kim ikut melihat, lalu bolak-balik memperhatikan orang yang dimaksud nancy dan layar handphone gadis itu.

merasa yakin, kim langsung berdiri dan berlari kecil menghampiri orang yang mereka yakini sebagai jung hoseok, "permisi, kak hoseok ya?"

tindakan kim yang tiba-tiba membuat hwang dan nancy mengikuti gadis itu dari belakang.

"eh? siapa ya? iya gue hoseok," ujar pemuda itu, wajahnya terlihat kebingungan.

"aku kim hyunjin, ini hwang hyunjin sama nancy," ujar kim sopan. rasanya kurang tepat kalau ngomong sama orang yang bener-bener belum kenal pakai gue-elo, lebih tua lagi.

hoseok mengangguk, "ada perlu apa?" tanyanya.

kim mempersilahkan hwang, "kita mau tanya-tanya tentang kematian jung chaeyeon, banyak narasumber bilang kalau chaeyeon itu sepupu kak hoseok."

"ini terkait sama kejadian akkinda tanggal tujuh januari tahun lalu. tujuan kita ngelakuin ini karena emang mau nyari siapa yang ngerencanain ini," ujar hwang jelas, hoseok langsung ngerti tapi masih tidak yakin.

"kakak sepupu aku ada di kejadian itu, keluarganya juga masih belum terima sama kematian kak rose," jelas nancy, meyakinkan jung hoseok agar mau berbagi ceritanya.

merasa senasib, hoseok langsung buka mulut, "kita bisa ke tempat yang lebih sepi. gimana?" tanya pemuda itu.

ketiganya setuju dan hoseok membawa trio kwek-kwek ke kantin gedung sebelah yang situasinya kini cukup sepi, tak banyak orang karena hari sudah semakin sore.

"jadi ada apa? kalian mau tanya apa?" tanya hoseok, "sorry gue sambil makan ya, belom makan dari tadi siang."

"santai kak," ujar hwang. pemuda itu jadi paham kenapa semuanya bersaksi kalau hoseok ini terkenal karena anaknya emang sesupel itu.

"sebelum ke jung chaeyeon, apa bener kak hoseok ini yang ngasih surat ke kim yeri buat nyelakain temen-temennya?" tanya hwang, memulai penyelidikan.

hoseok langsung menghentikan acara makannya. tangan pemuda itu berhenti di udara, mulutnya juga berhenti mengunyah.

"bukannya yeri ada di rumah sakit jiwa? kenapa kalian bisa tau?" tanyanya, suaranya bergetar.

"ada sumber yang bilang kalau yang ngasih surat itu kak hoseok. motifnya apa?" tanya hwang langsung tanpa basa-basi.

hoseok menghela nafas, lalu meletakan sendok dan garpu yang sebelumnya ia gunakan untuk makan, "bener. gue yang ngasih ke yeri atas perintah seseorang," ujarnya, matanya memandang lurus mata hwang yang duduk di hadapannya.

"boleh cerita? kenapa kak hoseok mau disuruh ngasih surat itu?" kali ini nancy yang tanya.

"waktu itu gue kehilangan chaeyeon. cewek itu udah gue anggep kayak adek gue sendiri. orang tua chaeyeon ninggalin chaeyeon pas dia masih kecil dan akhirnya yang ngurus chaeyeon ya keluarga gue."

"meninggalnya chaeyeon bikin gue sedih dan marah karena polisi nggak nemuin pelakunya dan temen-temen gue cuma bisa, 'yang sabar ya.' menurut gue, itu sama sekali nggak membantu."

"terus datenglah orang ini. senasib sama gue karena adiknya juga meninggal akibat pembullyan. "

"disana, dia mulai mancing emosi gue. dia minta tolong buat ngasih surat itu ke yeri, kenapa milih yeri, gue juga gak tau."

"kalau boleh tau, dia ini siapa?" tanya kim, familiar dengan cerita 'adiknya meninggal karena pembullyan.'

"namanya jooheon. lee jooheon, adiknya saerom bunuh diri karena kasus pembullyan dan dia juga nggak terima karena yang bully adiknya nggak pernah dihukum."

"akhirnya dia mau bales dendam tapi bukan ke pembully adiknya, dia mau bales dendam sama kedua sepupunya yang tutup mata, tutup telinga terkait pembullyan saerom."

"seinget gue namanya mark sama haechan dan mereka berdua masuk di kelas yang diasingkan di gedung lama."

"jooheon sempet cerita kalau dia nitipin saerom ke kedua sepupunya itu tapi mereka nggak ambil tindakan apa-apa."

"dari situ, jooheon mau bales dendam sama mereka," jelas hoseok, "cuma itu yang bisa gue ceritain ke kalian."

"apa kak hoseok tau kalau jooheon yang ngusulin chaeyeon main hitori kakurenbo sampe akhirnya chaeyeon meninggal?" tanya hwang hati-hati, pemuda itu yakin kalau hoseok sama sekai tidak mencurigai jooheon.

di suapan terakhir, hoseok membelakan matanya. tiba-tiba saja makanannya terasa tidak enak, "maksud kalian?" tanyanya tenang tapi nadanya menekan.

"malem itu chaeyeon main permainan namanya hitori kakurenbo. mainan berbahaya, permainan petak umpet sama arwah dan chaeyeon dapet usul permainan ini dari jooheon."

"sampai akhirnya chaeyeon meninggal disana," jelas hwang lagi.

hoseok mendengus, tangannya terkepal siap menonjok siapa saja yang berani menyentuhnya, "bajingan!" ujar pemuda itu sambil memukul meja.

"tolong jangan marah kak," ujar kim, "kalau sekarang kak hoseok mau bales dendam ke jooheon, sama aja. kak hoseok jadi sama aja kayak jooheon. jadi jangan, biar kita cari dan tangkep dia."

"biar pihak berwajib yang hukum, kita bakal pastiin dia dapet hukuman yang sesuai sama perbuatannya. tolong kak," ujar kim lagi dan mata hoseok mulai meneduh.



selesai, hoseok meninggalkan mereka bertiga. pemuda itu berjanji untuk menyerahkan kasus ini pada trio kwek-kwek dan tidak mengambil tindakan gegabah sendirian.

"kurang ajar emang jooheon ini," ujar hwang.

"seenggaknya udah lega, sekarang kita tau kalau lee joohen yang ngelakuin semua ini atas dasar bales dendam," tambah nancy.

"ada yang manggil nama gue?"

[v] anthology.✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang