"memang adek lo bakal bangga gitu? 'wah makasih kakak, gue bisa hidup dengan tenang sekarang.' gitu?" tanya kim, nadanya mengejek tapi jooheon tidak bereaksi.
"yang ada dia mikir kali. 'wah ternyata kakak gue yang gue bangga-bangain itu gak waras.' pernah mikir gitu gak lo? dasar sinting," tambah kim, omongannya makin pedes.
hwang menyerah, pemuda itu membiarkan kim mengambil alih interogasi. sekarang yang harus ia pikirkan adalah cara keluar dari tempat ini.
jooheon yang mulai terpancing omongan kim jadi mendengus kesal. pemuda itu kembali mengangkat pisaunya, "mulut lo itu enaknya di jahit biar nggak bisa ngomong lagi atau gue potong aja sampai telinga biar lo kesakitan tiap kali lo ngomong?" tanyanya.
mendengar perkataan jooheon, hwang langsung mengangkat kepalanya. menatap jooheon yang kini mulai mendekati kim sambil menodongkan pisau.
jooheon lalu menarik rambut kim dan menghempaskan kim ke sisi ruangan yang lainnya.
"kim!" seru nancy nyaring. gadis yang sejak tadi berpikir itu sudah siap berlari menghampiri kim tapi langsung di tahan hwang, "jangan dulu," ujarnya.
"karena gue punyanya pisau, berarti mulut lo lebih cocok di robek aja. memangnya elo siapa sih? tuhan? malaikat? bisa-bisanya ngadilin gue," ujar jooheon, kembali mendekati kim.
kim meringis saat ia merasa sesuatu mengalir dari kepala ke bagian pipinya. gadis itu jadi membelakan mata begitu melihat darah segar menetes ke lantai.
"nggak ada yang boleh tau! jadi kalian bertiga harus ikut mati!" ujar jooheon. pemuda itu malah menghampiri nancy.
hwang dan kim jadi kaget, 'kenapa tiba-tiba mengganti target? batin mereka.
melihat jooheon mulai menghampirinya, nancy mengambil langkah mundur. sedangkan hwang membantu kim berdiri.
nancy ketakutan tapi jooheon tetap menghampiri gadis itu dengan langkah yang pasti.
"nancy!" panggil kim dan bertepatan dengan itu, pintu utama bangunan dibuka dengan keras.
"polisi! angkat tangan!" ujar salah seorang petugas sambil menodongkan pistol pada jooheon.
"kim hyunjin!" berikutnya suara hyunbin terdengar. pemuda itu agak menerobos masuk walau beberapa petugas mencoba menghentikannya.
jooheon jadi terpojok. ia menghentikan langkah tapi nancy tetap mengambil langkah mundur.
"jatuhkan pisau dan angkat tangan sekarang!" ujar seorang polisi lainnya, masih menodongkan pistol ke arah jooheon.
pemuda itu tak mengikuti perintah, malah membalikan badan dan dengan cepat, ia melempar pisau ke arah hwang dan kim.
"hyunjin!"
setelah hari itu, semuanya kembali seperti biasa termasuk kegiatan belajar dan mengajar.
"adek? dek? udah bangun? adek udah bangun?" tanya hyunbin begitu melihat kim mulai membuka matanya.
mendengar suara hyunbin, gadis itu segera membuka mata dan satu hal yang ia sadari, dirinya ada di dalam kamar rumah sakit.
"yang sakit hwang tapi kenapa elo yang tidur pules sih?" kekeh hyunbin, sambil mengusap rambut gadis itu.
"gak tau bang dia mah kebo," balas hwang. pemuda itu masih terbaring diatas kasur rumah sakit sambil sesekali memegang perutnya yang kadang masih terasa agak perih.
hari itu setelah jooheon melemparkan pisau, hwang segera melempar tubuhnya ke depan kim begitu sadar kalau pisau itu benar-benar mengarah pada gadis kim.
pihak polisi juga langsung menembak jooheon dibagian kakinya agar ia tidak bisa kabur dan beberapa polisi lainnya segera menghampiri hwang lalu menelpon ambulans.
karena posisi mereka yang agak jauh, butuh beberapa menit sampai ambulans datang dan saat itu, hwang sudah kehilangan kesadaran akibat kehilangan banyak darah.
"ayo add zenly gue," ujar hwang, mengambil handphonenya lalu menyodorkannya pada kim.
"random amat bambang?" tanya kim, alisnya terangkat satu.
"begitu sadar, dia langsung tanya gue 'kok bisa tau kita ada disana?' ya gue bilang, pake zenly nih," ujar hyunbin.
zenly itu aplikasi yang bisa tau temen atau keluarga kita ada dimana. selama ada koneksi internet, kita bisa tau posisi temen atau keluarga dimanaㅡini bukan endorse.
"makasih banget deh seriusan hwang. harusnya lo nggak perlu sampe ngorbanin nyawa lo gini. gue jadi utang nyawa sama elo," ujar kim sambil ngetik username zenly-nya.
hwang menatap gadis itu, "tumben amat menye-menye biasa gue juga dijambak. santai lah. pokok semua selamet ya gak bang?" tanya hwang pada hyunbin.
mulai deket, mulai manggilnya 'abang.'
hyunbin ngangguk-ngagguk, "bentar-bentar, gue mau beli makan dulu laper," ujarnya lalu meninggalkan kim dan hwang.
"nggak-nggak, lo mau apa deh? apa aja deh gue turutin asal nggak aneh-aneh," ujar kim sambil suer-suer.
hwang tampak berpikir lalu mulai tersenyum licik, "jadi pacar gue aja ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] anthology.✔️
Fanfictentang mereka yang mengungkap kebenaran. anthology the series. .k 2018