prolog

141 16 0
                                    

Impian?

Apa yang lebih bahagia dari tercapainya impian?

Mungkin bagi sebagian makhluk bumi,impian hanyalah sekedar mimpi yang setiap tidur akan berubah tema.
Untukku,impian adalah suatu hal yang wajib tercapai.
Impian adalah cerminan masa depan,bukan?

Marah kesal kecewa, itu adalah sebagian besar amarahku pada papa.
Lelaki paling egois yang mampu menghapus seluruh mimpiku!

Aku benci seragam ini!
Kuremas kesal seragam yang sekarang kupakai,aku menangis benar-benar menangis hari ini.
Aku memang cengeng,gampang menangis,padahal masalah ini hanya perlu dihadapi,bukan ditangisi,aku tau.

Kuhela nafasku pelan,lantas mendongakkan kepala ku ke atas,sesekali mengedip saat menatap birunya awan yang mencoba menusuk bola mataku.

OoO

Besoknya,aku kembali mendatangi sekolah itu,sekolah pilihan papa.
Aku diantar papa dengan motor gigi warna hitamnya,motor ini sekiranya sudah mengantar jemputku selama kurang lebih empat tahun,masih terbilang muda dan remaja.

Sesekali aku menutup mataku untuk sekedar menghirup udara segar luar rumah,angin membelai lembut rambutku,mengacak rambut yang sudah kutata rapih ini.

Jalanan pagi ini terbilang macet,keadaan kota yang sudah menjadi rutinitas yang harus ku tempuh bersama papa.
"Gimana Rin,kamu suka kan sekolahnya?" tanya papa menaikkan volume suaranya agar bisa kudengar dan tak terbawa angin

Lagi-lagi aku menghela nafas,lantas menatap papa lewat kaca spion"mau jawaban bohong apa jujur?"

"Ya jujur dong!"

"Ngga pa"

Aku bisa melihat kerutan di dahi papa"rin"tegurnya

Aku hanya berdehem,menanggapi papa begitu memang membuat aku merasa bersalah,tapi apa boleh buat,papa saja tidak pernah berbuat baik denganku,kenapa aku harus berbuat baik dengannya?

"Setiap impian,boleh saja kamu kejar,hanya saja,tidak selamanya impian kamu adalah yang terbaik untuk kamu."

"Mustahil aku bisa menguasai medis dalam otakku,pa"

"Tidak ada yang mustahil" papa melirikku lewat spion,"dunia ini terlalu indah untuk kamu fokuskan pada satu titik impianmu"

"Papa kaya yang gapunya impian aja!"

Papa terkekeh"impian papa cuma satu,lihat kamu bahagia"

"Dengan keinginan papa,gitu?"

"Keinginan mamamu juga"katanya terkekeh lantas mencoba mengacak rambutku

"Paaa!!!" teriakku saat kulihat dari arah lawan muncul motor dengan kecepatan diatas rata-rata.
Aku menjerit , pelukanku terlepas pada papa.
aku  terbanting jauh menyusuri setiap inci aspal jalan yang basah akibat hujan tadi subuh.

Motor yang kunaiki dengan papa terpental kesana kemari,sedangkan aku juga ikut terpental,meninggalkan bercak merah di setiap Titik jalanan.

Aku terseret jauh ,berguling-guling di atas aspal,aku bisa merasakan sakit yang luar biasa di kepalaku.

Aku tergeletak lemas,menatap awan mendung di atas dengan mata yang semakin sulit untuk kubuka,terdengar banyak orang yang menjerit lantas berlarian mengelilingiku yang sudah jatuh benar-benar lemas dengan darah yang semakin membanjiri aspal.
Sakit,perih.
aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi setelah ini.
Aku hilang kesadaran...

OoO

Suara elektrokardiogram memenuhi ruangan,aku mengernyit,dimana ini?
Kenapa semuanya bernuansa putih,berbau obat,ah ya bisa kutebak ini adalah rumah sakit.

impossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang