virgi

17 6 0
                                    


Tak terasa,kertas origami itu habis dengan tulisan-tulisan ku .
Senyumku merekah setelah menerbangkan burung yang terakhir.

"Seengganya gue udah lakuin apa yang lo mau,dra"

"Mba caffe?"

Aku terperanjat,lantas menoleh pada sipemilik suara,harusnya aku biasa saja.
Tapi ini,aku benar-benar terkejut atas kehadirannya yang selalu saja tiba-tiba.

Siapa lagi kalo bukan cowok aneh yang sudah kutemui beberapa kali ini,ah ya terakhir kali aku bertemu itu kan dua tahun yang lalu,bersama chandra.

"Lama kita gaketemu ya mba"

Aku manyun,bukan untuk terlihat cute,tapi karna emosi ku sudah berada diubun-ubun
Sekarang ini aku memang sudah berusia delapan belas tahun,tapi bukan alasan dia untuk memanggilku dengan sebutan 'mba'

"Gue udah selalu bilang sama lo,jangan panggil gue mba!"

Dia meringis "abis saya gatau nama mbanya ,jadi--"

"Nama gue rindi,puas?!"

"Nah kalo gitu kan saya bisa panggil kamu rindi"katanya terkekeh garing," nama saya virgi"

"Ga nanya"

"Saya ngasih tau"

"Gamau tau"

"Kamu nyebelin ternyata"

Kuputar bola mata malas,kenapa dia harus memakai saya-kamu,seperti Chandra?

Bukankah itu mengingatkanku lebih jauh pada Chandra?

"Ah ya,saya permisi dulu ya,mba..eh maksud saya rin"

Aku mengangguk.

OoO

Tak terhitung seberapa banyaknya aku bertemu dengannya,virgi.

Entah takdir atau dia yang memaksa bertemu,intinya aku sudah bosan bertemu dengannya.

"Eh,rindi ya?"

"Eh,virgi ya?" kataku mengikuti suaranya,"jangan bilang lo ga sengaja ketemu gue lagi!"

"Lha,emang gitu nyatanya,rin"

"Terus gue harus percaya"

"Gausah percaya sama manusia,makan hati"

Deg

Bibirku terasa kelu untuk berbicara selanjutnya,kenapa dia bicara seperti itu,bukankah Chandra pernah mengatakan hal yang sama?

"Rin?ada yang salah sama omongan saya,ya?"

Aku diam,menatap manik matanya yang terasa tidak enak atas diamnya ku.

"Rin,please jangan diem"

"Apa?"

"Rin kamu udah buat saya bener-bener.."

"Vir gue duluan"

impossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang