Aku sama sekali tidak mengerti Alur film ini sepanjang penayangan film,aku hanya memandangi wajah Chandra dalam kegelapan.
Serta tanganku yang masih terus ia genggam,tangannya dingin,semakin dingin dari yang kurasakan sebelumnya.
Pemikiranku lurus,ac yang membuat tangannya dingin seperti es.Sialnya.
Seketika lampu menyala,dan Chandra menatapku heran"kenapa rin?"Aku melotot lantas memalingkan pandanganku,membuang pandangan sejauh mungkin,bagaimana bisa lampu menyala tak izin padaku,hei?
"Uhm..gapapa" kataku gelagapanIbaratnya ketangkap maling ayam,begitulah yang saat ini kurasakan.
Chandra hanya tersenyum lantas mengacak rambutku pelan"mau kemana lagi sehabis ini?"tanyanya"Terserah"jawabku sedikit ketus,habisnya aku bingung ,bingung bagaimana mengkondisikan detak jantungku yang tak beraturan.
"Perempuan itu kayanya suka banget bikin cowo pusing dengan kata 'terserah' nya"
Helaan nafasku terdengar gusar,langsung aku menoleh,dan apa yang kulihat,mata tajam Chandra yang terlihat menawan,tapi kutepis,aku tak bisa lemah karna pandangannya.
"Gue emang gatau harus kemana lagi setelah ini Chandra""Oke-oke" katanya menenangkan ku,pasalnya orang-orang sudah memperhatikan kami,ah tidak .hanya aku saja,hanya aku yang terlihat,terlihat seperti orang gila yang terlihat berbicara sendiri,"mau makan?"
Aku hanya mengangguk,lagi pula Chandra hanya akan mengikutiku,tak ikut makan,dan hanya menonton ku.
Seperti saat ini,aku sudah duduk di sebuah tempat makan dalam mall,makanan yang kupesan adalah steak ,dengan segelas orange juice.
"Rin kalo papa kamu sadar,kamu pasti seneng,kan?"
Aku yang sedang sibuk memotong steak langsung menoleh dan mengernyit heran,kemana arah yang akan dia bawa dengan pembahasan ini,raga?
"Iya kan rin?" tanyanya kembali menunggu ku yang tak kunjung menjawab.
Aku terkekeh pelan,lantas menaruh pisau serta garpu ke atas piring dengan rapih "papa itu satu-satunya keluarga gue,gue pasti seneng"
Chandra mengangguk memahami apa yang ku ucapkan,"mau kabulkan permintaan saya?"
"Apa?"
Tangannya terulur menyentuh dan mengacak rambutku,lembut,akan selalu ku rindukan.
Hei kenapa ada kata rindu ,dia kan ada di hadapanku!"Dewasa untuk kedepannya"
Lagi-lagi Chandra membuatku bingung dengan ucapannya "Chandra gue ga ngerti"
"Ikhlaskan apa yang harus pergi,rin"
Langsung aku diam,menunggunya berhenti berkata,"ikuti kata papamu jika itu yang terbaik,profesi apapun itu,kamu jalani dengan ikhlas,saya akan senang jika kamu senang dengan apa yang kamu lakukan"
Lagi lagi aku hanya diam,sedangkan Chandra terus berkalimat panjang ,menatapku lembut,tatapannya yang selalu kurindukan jika ia menghilang tanpa kabar.
"Rin setelah ini,belajar dengan sungguh-sungguh"
aku mengangguk"jangan kecewakan siapapun itu"
Lagi,aku mengangguk,"saya cinta,sungguh,saya ga main-main untuk soal perasaan,semoga kamu percaya"
OoO
Malam ini aku benar-benar dibuat bingung dengan kalimat-kalimat Chandra yang panjang dan menusuk otak.Aku sudah berguling ke kanan,kiri,tetap saja tidak ada tempat nyaman yang membuatku terllepa tidur.
Kenapa aku berpikir Chandra akan pergi setelah ini,aku belum siap dengan segala hal tentang kepergian,Chandra.
Langsung saja aku duduk menghadap jendela,berharap matahari datang secepat mungkin,pagi siang malam akan ku habiskan dengan Chandra,takkan ku lepas,egois bukan.
Biarin,kalian boleh berkomentar,tapi akan kudiamkan.
Langsung saja aku beranjak,keluar dari rumah dan bernafas lega saat melihat Chandra tertidur pulas di teras rumah.
Wajahnya yang semakin pucat terlihat tenang dengan alam mimpinya.
Langsung saja aku duduk di sampingnya,menatapnya tak mengedip seolah tak ingin ia pergi saat aku mengedipkan mataku untuk sesaat.
"Gue juga cinta sama lo,Dra" bisikku berharap ia mendengar.
Tiba-tiba saja pelupuk mataku di banjiri air mata yang sudah siap untuk terjun,langsung ku seka.
Kembali pelupuk mataku di banjiri air mata lagi lagi dan lagi."Kamu nangis rin?"
Aku melotot kenapa Chandra harus bangun?!
"Iya kan rin?"
"Ngga!"
Dia langsung duduk menghadap padaku lantas meniup mataku pelan"jangan nangis lagi. Apalagi kalo gaada saya"
"Kenapa?"
"Kamu susah buat berenti nangis nya rindi kalo gaada saya ,iyakan?"
"Sotoy"
"Saya emang tau segala hal tentang kamu"katanya terkekeh" kenapa bangun selarut ini,kamu kan harus sekolah"
"Besok gue mau bolos aja,Dra"
"Bolos?"
Aku mengangguk"gue mau camping sama lo,mau kan?"
"Kamu kan harus nurutin kemauan saya rin belajar sungguh-sungguh"
"Dra lo nyadar ga sih apa yang lo omongin itu seakan-akan lo mau pergi"
"Pergi kemana rin?"
"Gatau ,yang penting gue mau camping sama lo,dan lo gaboleh nolak kemauan gue!"
"Rindi"
"Chandra!"
"Oke satu hari"
Aku mengangguk pasrah,setidaknya Chandra mau ikut denganku.
OoO
Maap kalo ada typo2 hehe:)))
KAMU SEDANG MEMBACA
impossible
Teen FictionAda kalanya kita ngerasa hidup ini ngga kaya yang kita pengen. Ada kalanya kita ngerasa hidup kita ini lebih buruk dari mereka mereka yang keliatannya lebih baik. Gue Gue selalu berpikir apa hidup gue ini benar-benar se-ngga beruntung mereka? Tapi s...