☆ Three ☆

467 101 1
                                    

•••

Aku tak peduli tentang apa yang dikatakan orang-orang, bagiku mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan.

•••



"Bagaimana dengan Changbin ? Ada perkembangan di hubungan kalian ?" Tanya Jihyo

Jiae menggelengkan kepalanya dan mengambil ice tea dari stand minuman lalu melangkahkan kakinya ke meja kosong di kantin diikuti Jihyo yang masih bertanya perihal hubungan nya dengan Changbin.

"Kenapa harus Changbin ? Dia tak pernah baik padamu, dia bahkan selalu menganggapmu tidak ada."

"Gwenchana, bagiku ada Changbin didekatku itu sudah cukup" kata Jiae sembari tersenyum

"Jiae-ya, aku selalu berharap kau bahagia. Tapi aku juga tidak mau kau menyakiti diri sendiri lagi, jadi tolong berhenti untuk mengejar Changbin, untuk apa kau berada di sisinya sedangkan kau masih merasa sendirian"

Jiae terdiam, selama ini dia selalu menutup telinga untuk tidak mendengarkan omongan orang lain tentang Changbin.
karna orang tuanya selalu mengatakan bahwa Changbin itu baik untuk Jiae dan Changbin bisa menjaga Jiae, jadi bagi Jiae mencintai Changbin itu bukan sebuah kesalahan, tapi kali ini ketika Jihyo berbicara seperti itu rasanya sedikit berbeda.

"You deserve to be happy too Jiae-ya"

Jiae memilih untuk kembali ke kelasnya, dia tak mau lagi mendengar pembicaraan Jihyo soal Changbin.
Jiae itu bukannya tidak sadar Changbin itu jahat.
Dari awal mereka bertunangan Jiae sudah tau itu. Tapi Jiae memilih diam karna tak ingin menyakiti hati siapapun kalau ia menolak perjodohan itu.

"Jiae-ya bisa tolong kembalikan ini ke ruang kesehatan ?" Tanya Mina

Jiae terenyum dan mengangguk lalu menerima beberapa botol Rivanol dari tangan Mina.

"Gomapta Jiae-ya! Kau baik sekali!" kata Mina sambil mencubit kedua pipi Jiae

Jiae hanya tertawa, tawa palsu untuk semua orang yang menganggap Jiae sempurna.
Setelah itu Jiae berjalan ke ruang kesehatan yang sepi dan tanpa waktu lama dia membereskan rivanol itu ke tempatnya semula.

Drrt.. Drrrt...


Jiae merogoh ponsel di saku rok nya, ternyata itu telfon dari Ibunya.
Jiae menggeser tombol Hijau dan menempelkan benda kotak itu di telinganya.

"Yeoboseyo Eomma ? Kau pulang minggu ini kan ?"

'mianhanda Jiae-ya, eomma dan apa sedang banyak pekerjaan disini. Tak apa kan jika kau liburan sendiri ? Nanti eomma dan appa akan mentransfer uang untukmu. Nde ? Eomma tutup ya.'


PIIP

Jiae akhirnya hanya tersenyum getir sembari memandangi ponselnya.
Tidak bukan ini yang dia harapkan, dia hanya meminta waktu sehari saja bersama orang tua nya dan berbagi cerita suka duka nya selama ini tapi kenapa itu sulit baginya ?

Alasan kenapa Jiae tidak menolak kedua orang tuanya saat mereka bilang akan menjodohkan Jiae Itu karena Jiae berfikir bahwa dia akan mengakhiri rasa kesepian dan kesendiriannya.

Tapi nyatanya itu malah membuat Jiae tambah Depresi.

Jiae melirik Cutter di laci meja ruang kesehatan, haruskah dia mengakhiri rasa sendirian ini ?


______________________

Aku ngeri sendiri 😢😢

Memory ; Changbin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang