Suara langkah yang terdengar melalui ruangan-ruangan mulai mengarah pada suatu sudut.
Hatiku masih gelisah, kepalaku seakan ingin terlepas dari tempatnya. Berkali-kali aku mengerejapkan mataku, berkali-kali aku mencoba untuk tenang...
Tapi itu semua tidak berguna. Kenyataannya waktu telah di ubah, aku telah mengalami kematian dan hal tersebut adalah kenyataan."—Natsuki? Apa kamu sudah baikan?"
"......."
Mataku tidak bisa lepas dari sosok gadis yang berdiri di depanku.Ingin rasaku untuk memeluknya, tapi tanganku tidak bisa di gerakkan, seakan tanganku ini terkunci. Ingin aku berdiri dan menunjukkan bahwa aku baik-baik saja, tapi hal itu adalah mustahil, kakiku dan badanku terus saja gemetar. Kucoba untuk membuka mulutku... Tapi sekali lagi itu adalah hal yang tidak mungkin. Mulutku hampir tidak nengeluarkan pekikkan apapun.
Aku takut, gelisah, marah... Kenapa aku harus masuk pada penderitaan yang terus membawaku pada jurang kehampaan?
Tuhan... Tolong, berikanlah keringan bagi diriku. Apa aku telah berbuat banyak dosa sehingga pantas untuk di hukum sedemikian rupa?*... Shiro!
".......... Ku-ro..."
Pikiranku secara sontak menjadi kosong. Aku benar-benar tidak bisa tenang sekarang.
Pikiranku layaknya sebuah kaca yang telah terpecah-pecah, sepertinya aku yang telah mati...
*Shiro! Tenang, jika tidak maka para penyair akan mengetahui dimana dirimu!
"A... Apa maksudmu...?"
Kuro terdengar berdecak, lalu menjelaskan; "... Aura-mu itu, adalah hitam dalam artian adalah kebencian. Aura itu akan semakin membesar jika kau tidak tenang ataupun marah."
"Begitu...." aku kembali pada gaya tutup mulutku.
Aku benar-benar tidak mengetahui apa yang terjadi. Kutukkan, Penyair, aura, dan... Kematianku.
Aku telah mati tiga kali di dunia ini dan itu adalah nyata. Mungkin saja ini perbuatan seseorang, tapi siapa? Apakah Lem, Lim, Alisa, atau Alexander-san?
Aku tidak bisa menyimpulkan dengan sembarangan... Di dalam keadaan seperti ini aku harus tenang, seperti yang sering di katakan oleh kakek; 'dalam keadaan apapun kita harus tenang dan sabar...'
Tenang dan sabar huh? Memikirkan sebuah ucapan yang mengarah pada kesabaran pastilah, apa yang terlintas di benak adalah sebuah rencana.
"—Natsuki?"
Pikiranku kembali tenang. Biarpun sedikit rasa sakit masih menghampiri aku tetap saja berpikir tenang.
"Ah-ha... Aku cuman sedikit melamun." ujarku seadanya."... Jika kamu belum merasa baik, aku akan membawakan soup padamu."
"Tenang saja... Aku sudah cukup baikkan," aku tidak ingin merepotkan Alisa. "Bagipula aku memang sedikit kosong di sini..." aku mengucapkannya sembari tersenyum kecut.
"Haha... Jadi kamu benar-benar lapar." Alisa masih saja mencoba menahan tawanya, yang terlihat sanggat manis.
"........." aku hanya bisa tersenyum kecut, biarpun melihat manisnya wajah tersenyum dari Alisa.
Setelah melirik pada lemari jam yang berada di sudut tembok, Alisa kembali memberikan senyum hanggatnya padaku, "... Maaf Natsuki-kun, aku ada urusan sebentar." ucapnya lalu berdiri.
"Gak apa. Oh, panggil saja aku You."
"Baiklah, You-kun!"
Dia kembali tersenyum, lalu melenganggkan langkah keluar dari ruangan ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/132188590-288-k784219.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RE:time Your Destniy [Light Novels]
AdventureOn-going Natsuki You, adalah pemuda dengan pembawaan yang tenang, tapi entah kenapa kehidupannya berbalik 180 derajat saat mendapati dirinya sedang berada di dunia lain, karena suatu alasan sang penyair mengutuknya untuk terus mengalami kematian yan...