Happy Reading
Awas typo bertebaran
.
.
.
.
Setelah umi Bintang keluar dari ruangan itu, Bintang kembali melanjutkan membaca bukunya kembali. Tak lama setelah itu tiba-tibaDrrtt..drrtt..
Ponsel Bintang bergetar. Bintang melihat ponselnya, ada panggilan dari sosok disana yang bernama Bang Dafi. Melihat nama itu bintang segera mengambil ponselnya dan menggeser logo berwarna hijau di ponsel pintarnya itu.
“Assalamualaikum bang.” Sapa bintang kepada sosok yang bernama bang Dafi.
“Waalaikumsalam, Bin. Apa kabar kamu?”
“Kabar baik bang, Bang Dafi sendiri gimana?”
“Alhamdulillah kabar baik Bin.”
“Bang, masih betah aja di negeri orang. Gak kepengen pulang?”
“Lah.. ini ane udah ada di rumah Bin. Kenapa kangen ya ?”
“Uda di Indonesia bang?? Kapan pulangnya, kok nggak kasih kabar. Tau gitu Bintang jemput bang.”
“Ah.. orang sibuk kayak ente mana sempet jemput ane Bin.” Kata Dafi, ia tahu bahwa Bintang adalah orang yang sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya.
“Hahah.. abang bisa aja.”
“Eh.. iya Bin. Besok sore kamu bisa ke rumah ane gak”
“Ada acara apa nih bang, tumben tumbennan ngajak Bintang ke rumah. Mau dikasih oleh-oleh ya?
“Serah ente lah Bin, pokoknya besok harus dateng ke rumah.”
“Hahahha.... iya deh, besok Bintang usahain main kesana.” Kata Bintang menerima undangan dari Dafi.
“Ya udah Bin, segitu aja. Ana tutup ya, Assalamualaikum.” Kata Dafi mengakhiri panggilannya.
“Iya bang, Waalaikumsalam.”
Sejak beberapa tahun lalu ketika Bintang masih menuntut ilmu di jenjang S1, ia sudah berteman baik dengan Dafi, kakak tingkat di kampusnya. Meskipun mereka berbeda jurusan tetapi mereka masih bisa berhubungan baik hingga saat ini. tetapi selama mereka bersahabat baik, Bintang hanya sekali datang ke rumah Dafi. Jadi ini akan menjadi kali kedua ia datang kerumah Dafi, laki-laki yang sudah dianggap sebagai kakak laki-laki oleh Bintang dan ia dengan senang hati akan datang ke rumah kakaknya itu.
Setelah menutup telfon dari Dafi, akhirnya bintang menghentikan kegiatannya tadi karena selain ia sama sekali tidak fokus, ia juga merasa lelah. Alhasil sekarang ia menuju ke kamar tidurnya untuk sekedar merebahkan badannya. Bintang berbaring di ranjangnya sambil memainkan poselnya. Membuka beberapa portal berita-berita tentang politik dan olahraga. Lama ia memainkan ponsel, sampai terdengar adzan Isya’. Segera bintang mengambil air wudhu dan menggelar sajadahnya untuk menunaikan ibadah sholat isya’ dengan khusyuk.
****
Keesokan harinya di rumah Mayra, pagi itu suasana terlihat berbeda dari biasanya. Mayra sudah tidak lagi sendirian menunggu sarapan buatan mamanya karena ada abang tercintanya yang juga ikut menunggu sarapan buantan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Untuk Mayra
General FictionAnanda Shaqueena Humayra - gadis berusia 20 tahun, bertubuh tinggi semampai, berkulit bersih, pandai, dan penggila K-Pop dan K-Drama. Karena parasnya yang cantik itu membuat ia dikagumi oleh salah satu dosen di kampusnya. "Dia mengagumi aku? Mana m...