21ㅡ it hurts

5.3K 821 53
                                    

Salah satu hal yang menyiksa bagi Chaeri adalah ketika Taeyong mengabaikan nya.

Apalagi Taeyong juga mulai berjaga jarak, seolah-olah memberi batas tertentu pada Chaeri agar tidak mendekati nya.

Padahal Chaeri selalu berusaha mengatakan yang sebenarnya, tapi Taeyong tetap saja tak mau mendengarkan. Well, ini sudah berlangsung selama beberapa hari.

Dan yang membuat keadaan semakin parah adalah Mark juga masih tak mau berbicara dengan Chaeri.

Mark bahkan sering menghabiskan waktu nya di kelas lain dan menghindari Chaeri ketika berpapasan di dalam kelas.

Lucas dan Sohye sudah tak tahan lagi melihat tingkah Mark yang seperti ini kepada Chaeri. Akhirnya, Lucas pun mempunyai rencana.

"Emang siapa aja yang ikut tugas kelompok?"

"Gue sama Sohye doang nih, Caca gak ikut katanya ada les." Jelas Lucas sambil berjalan ke arah ruang tengah.

Mark mengikuti Lucas dari belakang, "Oh yaudah bagus."

"Eh lo tunggu aja di kamar, gue mau jemput Sohye dulu."

"Yaudah, jangan lama."

Lucas hanya mengangguk seraya mengambil kunci motor nya, sedangkan Mark langsung memasuki kamar.

Dan,













"Caca? Kok lo ada di sini?"

"Tadi gue di suruh Lucas nunggu di sini, kenapa?"

Klik!

Terdengar suara pintu kamar yang terkunci dari luar.

Menyadari hal itu, Mark dan Chaeri tiba-tiba panik. Kemudian keduanya meminta untuk Lucas membuka kan pintunya.

Tapi, sia-sia saja karena ini semua adalah rencana Lucas.

"Udah lah percuma, mereka gak akan bukain pintu nya." Kata Mark kesal lalu ia duduk di sofa yang berada di sudut ruangan.

Chaeri menghela nafas panjang, "Mereka kenapa kaya gini sih?" Kata nya bingung.

"Mana gue tau."

Chaeri pun tiba-tiba teringat sesuatu. Ya, mungkin ini adalah rencana Lucas untuk membuat nya berbaikan dengan Mark.

Maka dari itu, Chaeri memberanikan diri untuk mendekati Mark dan membicarakan masalah mereka.

Mark sedikit terkejut melihat Chaeri yang duduk tepat di samping nya, "Ngapain duduk di sini sih? Tempat masih banyak." Protes nya.

"Please, dengerin gue dulu."

"Apa lagi sih, Ca?"

"Oke, gue mau jujur sama lo. Sebenernya gue itu nolak lo karena gue suka sama Taeyong."

Mark refleks menatap Chaeri, "Gue udah tau lo bakal kaya gini." Katanya pelan.

"Alright, tapi please gue gak mau kita musuhan cuma gara-gara hal ini."

"Oke, kita temenan lagi kaya dulu tapi jangan pernah ngelarang gue buat dapetin lo." Tegas Mark sambil menggengam tangan Chaeri.

Chaeri membulatkan matanya, "Tapiㅡ"

"Ayolah, lo juga harus ngertiin perasaan gue, Ca. Gue gak bisa segampang itu ngerelain lo sama cowok lain apalagiㅡ"

"..."

"ㅡcowok itu adalah kaka tiri lo sendiri karena gue lebih punya kesempatan dapetin lo di banding Taeyong."

Mendengar semua itu, Chaeri benar-benar menyadari satu hal bahwa Taeyong mungkin tidak punya kesempatan untuk bisa bersama Chaeri.

Sungguh ini adalah kenyataan yang tidak bisa Chaeri terima.

"Dan gak ada salah nya juga buat lo nyoba suka sama gue lagi, Ca."

Chaeri menghela nafas panjang lalu menganggukan kepalanya.

Ya, hanya itu yang bisa ia lakukan.

Taeyong mulai memikirkan Chaeri ketika cewek itu tidak berada di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong mulai memikirkan Chaeri ketika cewek itu tidak berada di rumah.

Percayalah, sebenarnya ia juga ingin sekali memeluk Chaeri atau mengatakan bahwa ia sangat merindukan nya.

Tapi rasa egois nya terlalu tinggi sehingga ia tak mampu melakukan semua itu dan malah menyibukan dirinya dengan bermain playstation di ruang tengah.

Bahkan ketika Chaeri tiba di rumah dengan keadaan basah kuyup karena kehujanan pun, Taeyong hanya melirik nya sekilas tanpa berniat membawa kan nya handuk atau membuatkan nya teh hangat.

Well, Chaeri pun sudah menduga bahwa Taeyong masih mengabaikan nya. Ia pun berniat untuk mengurung diri di dalam kamar.

Kemudian di tengah malam nya Chaeri merasakan ada sesuatu yang aneh dari dalam tubuh nya.

Ia merasa sangat lemas, kepalanya nya pusing dan bersin-bersin yang tak kunjung berhenti.

Sesekali Chaeri memanggil ibu nya di sela-sela tidur.

Taeyong yang menyadari hal tersebut langsung beranjak ke kamar Chaeri, ia ingin memastikan apa yang terjadi.

Lalu Taeyong menyentuh kening Chaeri dan betapa terkejut nya ia ketika mendapati suhu tubuh Chaeri yang tidak seperti biasa nya.

"Ya ampun lo demam, Caca!"

Samar-samar Chaeri mendengar suara itu, kemudian ia pun refleks menarik tangan Taeyong.

"Mah, Caca kangen."

Entah kenapa Taeyong sedih melihat Chaeri seperti ini. Ya, Chaeri sakit dan masih membutuhkan ibu nya.

 Ya, Chaeri sakit dan masih membutuhkan ibu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


complicated | taeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang